Berita Daerah Terkini
Kapolri Listyo Sigit Sebut Pelaku Bom di Polsek Astana Anyar Belum Tuntas Deradikalisasi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebut pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, belum tuntas deradikalisasi.
TRIBUNKALTARA.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo perintahkan semua satgas bergerak buru jaringan yang terlibat bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.
Kapolri langsung meninjau lokasi terjadinya bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022).
Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku telah memerintahkan seluruh satgas agar terlibat dalam memburu jaringan terkait bom bunuh diri.
"Tentunya kita melakukan proses pencarian terhadap kelompok yang terafiliasi dengan pelaku.
Kita minta kepada seluruh rekan-rekan untuk bisa membantu kami agar menuntaskan kasus ini dengan maksimal.
Seluruh Satgas sudah saya perintahkan agar semuanya bergerak," kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat memberikan keterangan pers di lokasi kejadian, mengutip tayangan Breaking News Kompas TV.
Baca juga: Detik-detik Ledakan Bom Bunuh Diri di Polsek Bandung, Pelaku Terobos Apel Pagi Sambil Acungkan Sajam
Kapolri mengatakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar tak cuma menewaskan pelaku terduga teroris, yang diketahui berinisial AS.
Seorang polisi yang bertugas di Polsek Astana Anyar juga meninggal dunia, setelah sebelumnya sempat kritis.
Kini tersisa 9 anggota polisi yang menjalani perawatan dan satu masyarakat yang mengalami luka-luka.
Dari hasil pemeriksaan sidik jari oleh polisi, Listyo Sigit Prabowo menegaskan identitas pelaku adalah Agus Sujiatno atau biasa dikenal dengan Abu Muslim.
Terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar diketahui pernah terlibat dalam peristiwa serupa beberapa waktu lalu.
Bahkan AS sempat menjalani hukuman penjara dan telah bebas pada 2021 silam.
"Yang bersangkutan pernah ditangkan karena peristiwa bom Cicendo, sempat dihukum 4 tahun. Bulan Oktober 2021 lalu yang bersangkutan bebas.
Kegiatan yang bersangkutan kita ikuti, namun pelaku terafiliasi dengan kelompok JAD Bandung, atau JAD Jawa Barat," ungkap Kapolri.

Baca juga: Bripka DP Buka Paket dari Indramayu Langsung Meledak, Benda Diduga Bom Lukai Personel Polresta Solo
Jenderal bintang 4 polisi itu juga mengatakan, terduga pelaku bom bunuh diri belum mendapatkan proses deradikalisasi secara matang, meski yang bersangkutan sempat ditahan di Lapas Nusakambangan.
"Artinya, dalam tanda kutip masuk dalam kelompok yang masih merah.
Untuk proses deradikalisasi membutuhkan teknik yang berbeda, karena yang bersangkutan masih susah untuk diajak bicara dan cenderung menghindar, walaupun sudah mulai melakukan aktivitas," ujar Kapolri.
Pada saat kejadian, polisi menemukan sejumlah kertas yang ditinggalkan pelaku bom bunuh diri. Salah satunya berisi penolakan terhadap RKUHP.
"Ada belasan kertas yang bertuliskan protes penolakan terhadap Rancangan KUHP yang baru saja disahkan," ucap Listyo Sigit Prabowo.
Pelaku bawa dua bahan peledak
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar membawa dua bahan peledak.
"Tadi satu yang diledakan pelaku, tadi satu kita ledakan jadi ada dua. Yang satu (yang belum sempat meledak) ditemukan di dalam Polsek," ucap Suntana.
Satu bahan peledak sempat ditemukan Tim Gegana dan kemudian diledakkan.
Namun polisi belum bisa memastikan jenis bahan peledak yang dibawa pelaku ke Polsek Astana Anyar.
"Saya belum bisa menjawab itu ya tapi nanti akan ada penjelasan terkait itu di-update situasi ke depan. Kalau dari TKP yang dilihat serpihannya itu memang berupa paku dan paku payung.
Nanti pengembangan bahannya dari mana tim identifikasi yang akan mengurai lebih lanjut," ujarnya.
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Janji Tindak Tegas Eks Kapolsek Astana Anyar Cs Ditangkap Kasus Narkoba
Polisi telah melakukan sterilisasi area Polsek Astana Anyar, guna mendalami barang bukti bom bunuh diri.
"Update sekarang kita sudah melakukan sterilisasi dan memastikan bahwa Mako Polsek Astanaanyar dalam keadaan clear, dan tidak lagi ada bahan peledak yang dikhawatirkan akan meledak," kata Suntana.
(*)
(TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K)
Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
TikTok officialtribunkaltara
Follow Helo YouTube Tribun Kaltara Official