Kabar Artis
Erina Gudono dan Kaesang Pangarep Gelar Prosesi Siraman, Ketahui Perbedaan, Tata Cara dan Maknanya
Jalani prosesi siraman hari ini, Jumat (9/12/2022), ketahui perbedaa, tata cara hingga prosesi adat yang dilakukan Erina Gudono dan Kaesang Pangarep
Pada prosesi adat Keraton Surakarta, setelah upacara siraman selesai dilanjut dengan upacara dodol dawet.
Dodol dawet ini artinya jual dawet yang merupakan simbol dari kata kemruwet, bermakna agar pada saat pesta pernikahan jumlah tamu yang hadir akan banyak.
Sementara adat Keraton Yogyakarta, hampir sama tetapi ada tambahan seperti tarian edan-edanan atau disebut dengan beksan edan-edanan (tari gila-gilaan) karena seolah-olah tingkah penari layaknya orang gila.
Tarian ini memiliki makna sebagai sarana untuk mengusir bala, roh bergentayangan yang akan mengganggu jalannya upacara panggih.
Perbedaan mencolok lainnya ketika malam midodareni dalam adat Solo dan Yogyakarta.
Seperti pernikahan adat Jawa Solo ini saat Malam Midodareni ada tradisi yang dinamakan 'upacara jual beli kembang mayang'.
Sedangkan untuk pernikahan adat Jawa Yogya, kembang Mayang sudah dipersiapkan sejak sore sebelum dilakukanya acara Malam Midodareni.
Kemudian, perbedaan lainnya bisa ditemui pada pelakasanaan Panggih.
Untuk upacara lempar sirih pada pelaksanaan panggih pernikahan adat Jawa Solo dilakukan satu kali pelemparan saja.
Dalam pernikahan adat jawa Yogya mempelai pria harus melempar 4 sirih, dan mempelai perempuannya melempar 3 linting daun sirih.

Rangkaian Siraman
Siraman juga dimaknai secara simbolik bahwa pengantin bertekad untuk berperilaku, bertindak, dan bertutur kata yang bersih dan baik selama menjadi suami sitri.
Adapun tata cara siraman pertama adalah menyiapkan air kembang setaman yang digunakan untuk menyiram kedua mempelai.
Biasanya, air yang digunakan juga berasal dari beberapa tempat yang berbeda.
Selanjutnya, calon pengantin yang sudah mengenakan busana siraman akan dijemput kedua orangtuanya dari kamar.