Pemindahan IKN
Pembiayaan Kreatif Proyek Pembangunan IKN Nusantara Digenjot, Kurangi Ketergantungan pada APBN
Pembiayaan kreatif proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara terus digenjot. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan pada APBN.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Pembiayaan kreatif proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara terus digenjot. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan pada APBN.
Kondisi ekonomi Indonesia yang dibayangi resesi dikhawatirkan akan mengganggu pembangunan infrastruktur IKN Nusantara.
Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan RI Brahmantio Isdijoso mengungkapkan, dengan adanya partisipasi swasta pada pembangunan IKN Nusantara diharapkan proyek IKN tetap jalan.
"Kalau kemungkinan adanya resesi itu kan harus kita upayakan supaya kegiatan ekonominya bisa lebih banyak.
Kami upayakan aktivitas bisnis ini bertambah, salah satunya dengan menjaga supaya pembangunan infrastruktur terus diupayakan," kata Brahmantio di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Brahmantio mengungkapkan, pembiayaan kreatif dengan partisipasi swasta bisa mendorong keberlanjutan pembangunan infrastruktur IKN Nusantara .
"Kalau nanti terjadi resesi, semoga resesinya tidak parah-parah banget. Karena, swastanya terus kami ajak untuk membangun infrastruktur," kata dia.
Baca juga: Wijaya Karya Bangun 22 Tower Rusun untuk Hunian Pekerja IKN Nusantara, Segini Nilai Proyeknya!
Brahmantio mengungkapkan, saat ini sudah banyak sektor swasta yang tertarik untuk investasi dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Beberapa investor swasta sedang dalam proses due diligence.
"Sudah banyak investor yang tertarik dengan skema pembiayaan kreatif tersebut.
Ada banyak penawaran yang datang, dan sekarang laggi proses dan nanti akan dibuat sistematis supaya target 2024 infrastruktur yang dibutuhkan bisa dihadirkan," lanjut dia.

Adapun pembiayaan APBN atau swasta tersebut difokuskan untuk tahun 2024 antara lain air, perumahan ASN serta perkantoran pemerintah.
Dia juga mengungkapkan, untuk porsi atau ratio pembiayaannya sudah dibagi berdasarkan aturan skema KPBU.
"Itu sudah dibagi-bagi mana yang akan dibiayai oleh pemerintah mana yang dengan APBN. Yang ditawarkan ke swasta untuk pembayaran kreatif dengan skema KPBU yang sudah minat, ada investor Korea, China, domestik juga ada dan dalam proses tender," ujar Brahmantio.
Brahmantio berharap, ada banyak investor swasta yang bisa berpartisipasi untuk berinvestasi dengan skema KPBU tersebut.