Heboh, Via Vallen Curhat Berhenti Beri Uang Bulanan ke Adik-adiknya, Berujung Dimusuhi: Ada Batasnya

Tak hanya itu, musik yang dibawakan oleh pemilik nama asli Maulida Octavia ini juga dianggap berbeda dari kebanyakan musik koplo lainnya .

Via Vallen merupakan anak dari musisi dangdut yang cukup terkenal di Jawa Timur, Muhammad Arifin.

Profesi Sang Ayah itu membuatnya sudah terbiasa bernyanyi sejak masih kecil.

Bahkan, saat masih duduk di sekolah dasar, Via Vallen sudah mulai bernyanyi dari panggung ke panggung bersama ayahnya.

Tak banyak yang tahu jika sebelum sesukses sekarang, Via Vallen  ternyata sempat gagal audisi Indonesian Idol.

Dalam sebuah wawancara, Via Vallen mengaku dua kali gagal mengikuti audisi ajang pencarian bakat tersebut.

Ia mengaku rela antre dari pagi hingga sore hari hanya untuk bertemu dengan para juri kala itu.

Via Vallen memulai karier bernyanyi di usia ramaja, yaitu 15 tahun.

Baca juga: Momen Haru Pernikahan Via Vallen dan Chevra Yolandi, 2 Menteri Jokowi jadi Saksi

Saat itu, ia merilis single pertama berjudul "Selingkuh". 

Seolah tak putus asa, Via terus mengeluarkan karya hingga akhirnya pada 2017 singlenya yang berjudul "Sayang" berhasil viral dan menjadi sorotan di media.

Bahkan video klip "Sayang" yang diunggah di Youtube pada tahun 2017 lalu telah ditonton lebih dari 100 juta kali dan menjadi video klip Indonesia kedua yang paling banyak ditonton di tahun 2017.

Kesuksesan lagu "Sayang" berhasil membuat Via Vallen berhasil meraih berbagai penghargaan musik di Tanah Air.

Tak hanya di dalam negeri, Via Vallen juga berhasil menorehkan prestasi di luar negeri.

Pada 2019, ia berhasil menjadi pemenang di ajang penghargaan BraVo Awards yang diadakan di Rusia.

Kesuksesan Via Vallen berhasil menarik perhatian pemerintah.

Pada 2018 ia didapuk untuk membawakan lagu tema utama Asian Games Jakarta-Palembang berjudul, "Meraih Bintang".

Melansir beberapa sumber, panitia Asian Games 2018 mengaku sengaja memilih Via Vallen karena suara dan sosoknya sangat cocok dengan musik dari sosok tersebut.

Ia juga dianggap dapat masuk ke semua kalangan masyarakat.

(*)