Berita Daerah Terkini
Investor Asing Incar Pertanian di Daerah Lokasi IKN Nusantara, Kadin Kukar Gandeng Pengusaha Sabah
Sejumlah investor asing mengincar sektor pertanian di Kutai Kartanegara sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara.
Pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan industri manufaktur, kawasan pariwisata bahari dan ekowisata.
Ada juga, potensi perikanan dan kelautan, pertambangan batu bara, hingga potensi di kawasan sekitar Ibu Kota Nusantara.
"Mereka datang untuk mengenalkan potensi kemungkinan kerja sama di berbagai sektor usaha melalui Kadin.
Karena geografisnya juga satu daratan, mereka berharap ada konektivitas yang bisa menghubungkan Kaltim - Sabah. Apalagi Kaltim sudah ditetapkan sebagai IKN Nusantara ," terang Sri Wahyuni.
Jika ini terhubung tentu bukan hanya di sektor transportasi, namun jalur perekonomian untuk produk-produk industri dan perdagangan.
Delegasi Sabah Cina juga bergerak di bidang transportasi (kargo) dan industri hilir makanan beku (frozen), seperti ikan segar, daging segar dan ayam segar.
Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara Buka Peluang Bisnis bagi Pelaku UMKM di Kalimantan Timur
Selain itu ada sektor pariwisata bekerja sama travel agency dengan paket wisata direct dari Sabah ke Kaltim dan sebaliknya. Kemudian, produk downstream dari perikanan dan petikemas atau kargo.
Pertemuan ini juga akan segera ditindaklanjuti, setidaknya untuk jalur perdagangan antara Kaltim-Sabah yang selama ini harus melalui Surabaya terlebih dulu.
"Sabah kan punya banyak rute penerbangan internasional, jika bisa lebih mudah masuk ke Sabah secara direct dari Kaltim kenapa tidak. Jadi pintu masuknya diubah," tegas Sri Wahyuni.
Pemprov Kaltim maupun Kadin Kaltim menerima semua yang telah didiskusikan sebagai bahan masukan ke depan agar bisa melakukan satu kajian.
Kaltim maupun Sabah sama-sama berada di bawah kerja sama negara-negara BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area).
Hal tersebut merupakan salah satu kerja sama ekonomi subregional yang dibentuk pada tahun 1994 dengan tujuan utama meningkatkan kerja sama ekonomi dan integrasi di antara wilayah anggotanya.
"Jadi dimungkinkan antar provinsi di negara BIMP-EAGA untuk kerja sama di bidang perdagangan, tetapi kita juga perlu kajian, ketika itu dilakukan apakah lebih efisien.
Seharusnya sih lebih efisien, dan juga ada industri yang berani menjamin untuk memulai itu," pungkas Sri Wahyuni.(aul/uws)