Berita Nasional Terkini

Februari Masuk Panen Raya Padi, tapi Stok Beras Nasional Menipis, Pemerintah Terpaksa Masih Impor  

Februari ini sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai masuk panen raya. Namun, stok beras di Bulog malah menipis, dan terpaksa Pemerintah mengimpor.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI
Ilustrasi stok beras di Gudang Bulog Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Meski Februari memasuki panen raya, Pemerintah masih impor beras(TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI) 

TRIBUNKALTARA.COM – Bulan Februari ini sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai masuk panen raya padi. Namun, stok beras di Bulog malah menipis, dan terpaksa Pemerintah masih akan mengimpor.

"SECARA nasional kita butuh, karena stoknya dari Bulog tipis. Stoknya minimal 1,2 juta ton, kemarin pada level 600 (ribu) ton, jadi mau tidak mau harus ( impor beras )," kata Presiden Jokowi di Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu (18/2).

Jokowi menyebut beras impor juga akan disalurkan ke provinsi yang menjadi penghasil beras nasional. Jika tidak, ia khawatir harga beras akan melambung.

"Melihat kebutuhan, kalau stoknya di sebuah provinsi kurang ya mau tidak mau ditambah, kalau tidak harga akan naik. Pilih naik atau pilih turun," tuturnya.

Sebagai informasi Perum Bulog mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 500 ribu ton sejak Desember 2022 lalu.

Beras impor tersebut didatangkan dari Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan. Beras impor itu didatangkan untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).

CBP adalah persediaan beras yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah pada Perum Bulog, dengan arah penggunaan untuk penanggulangan keadaan darurat bencana dan kerawanan pangan pasca bencana.

Baca juga: Kursi Menteri Asal Nasdem Digoyang, Jajaran Megawati di PDIP Singgung Impor Beras hingga Pupuk

Diperkirakan beras impor yang telah masuk gudang Bulog mencapai 470.000 ton.

Artinya masih tersisa sekitar 30 ribu ton lagi, dari total impor 500.000 ton.

Diharapkan tambahan pasokan impor tersebut dapat meredam gejolak harga yang masih terjadi di tengah masyarakat.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, sejak Kamis (16/2) seluruh posisi kapal yang membawa beras pesanan Bulog telah sandar di pelabuhan.

Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali saat memanen padi sawah di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara.
Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali saat memanen padi sawah di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ Kominfo-KTT)

"Tinggal tunggu antrean bongkar, karena sering hujan jadi sedikit tertunda proses pembongkaran di pelabuhan," kata Awaluddin.

Ia juga mencatat jumlah beras yang masih menunggu antrean bongkar sekitar 80 ribu ton.

Nantinya, beras-beras yang tersebar di sejumlah titik pelabuhan akan langsung dikirim ke gudang untuk selanjutnya digunakan dalam operasi pasar.

Sejatinya, Februari dan Maret ini Indonesia akan mengalami panen padi nasional.

Stok beras diproyeksikan melimpah hingga 1,9 juta ton di masa panen raya.

Presiden Jokowi berharap stok yang melimpah bisa mempengaruhi harga beras di pasaran.

"Mungkin secara nasional di Februari mungkin 1 jutaan (hektar), mungkin nanti di bulan Maret 1,9-an (juta hektar).

Baca juga: Sentra Padi di Tana Tidung tak Cukup Penuhi Kebutuhan Beras Masyarakat, Beginii Alasannya 

Kira-kira itu, sehingga kalau produksi dari petani, dari panen ada, artinya stok melimpah," kata Jokowi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga telah melapor ke Presiden Jokowi bahwa panen raya sudah berlangsung di semua daerah.

Syahrul mengklaim produktivitas beras tidak meleset dari analisis pemerintah.

Syahrul merinci total lahan pertanian yang sudah panen pada Februari ini mencapai 1 juta hektare.

Ia mengatakan jumlah panen itu akan meningkat pada puncaknya, yakni Maret hingga April 2023.

Menurut Syahrul, produksi beras pada puncak panen setidaknya mencapai 5,9 juta ton.

Baca juga: Tarakan Belum Jual Beras Petani Lokal, Bulog Fokus Serap Padi dari Bulungan, Jual Rp 9.950 Per Kg

"Rata-rata 5,9 (juta ton) dari data yang ada ya, yang selama ini kami jadikan rujukan. Walaupun dengan berbagai varietas yang kami pakai sekarang sudah lebih dari itu.

Tetapi kami pakai yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS," ujar Syahrul usai menghadap Jokowi di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (17/2).

Sementara itu, saat mengecek stok dan harga bahan pokok di Pasar Wonokromo Surabaya, Presiden menyebut ketersediaan masih aman dan harganya stabil.

Ia menyebut stok minyak goreng di Pasar Wonokromo cukup banyak dengan harga Rp14 ribu per liter.

Sedangkan untuk telur dan bawang merah, ia menyampaikan harganya juga turun meski tidak signifikan.

Presiden Jokowi berharap stabilitas harga pangan di daerah bisa terus dipertahankan, sehingga inflasi baik di daerah maupun nasional secara keseluruhan dapat dikendalikan dengan baik.

"Jangan sampai nanti kayak beras, sebulan yang lalu mengerek inflasi yang sangat tinggi di seluruh Tanah Air, bukan hanya di Jawa Timur saja.

Tapi sekarang sejak lima hari yang lalu karena operasi beras dari Bulog sudah mulai turun, meskipun belum semua daerah," kata Jokowi .(tribun network/den/dod)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved