Berita Tarakan Terkini

Keluhkan Harga Ayam Lokal Sulit Saingi Ayam Beku, Peternak di Tarakan Minta Perhatian Pemerintah

Gegara selisih harga daging ayam lokal dan daging beku terlalu jauh, peternak di Tarakan mengeluh dan minta perhatian pemerintah.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas penjualan ayam di pasar Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Keberadaan ayam beku yang sudah memasuki pasar di Kaltara harganya dikeluhkan para peternak ayam lokal lantaran terlalu jauh selisihnya.

Jika di peternak lokal sampai ke level memasuki pasar, harga ayam potong hasil ternak bisa mencapai Rp 45 ribu, ada juga Rp 42 ribu per kg, dibandingkan harga ayam beku hanya sekitar Rp 37 ribu per kg.

"Sementara harga dari peternak ke penjual di pasar Rp 31 ribu per kg yang masih hidup.

Jadi harganya jauh sekali bersaing. Kami tidak bisa mengikuti harga ayam beku yang lebih murah didatangkan dari Surabaya karena banyak pengeluaran,” terang Dapot Sinaga, Ketua Asosiasi Peternak Inti Kota Tarakan.

Biaya operasional dikeluarkan mulai dari penyiapan bibit, menunggu sampai 40 hari sampai masa panen, semua harus dihitung termasuk pakannya dan belum lagi kerugian karena adanya kematian atau kegagalan panen.

“Kendalanya kami sayangkan dengan adanya ayam beku, kami kadang siapkan sesuai yang ada kuota lalu masuk ayam beku dengan harga yang murah.

Akhirnya stok kami bisa menumpuk,” terangnya.

Dapot Sinaga, Ketua Asosiasi Peternak INTI Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH

Dapot Sinaga, Ketua Asosiasi Peternak INTI Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH (TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH)

 

Baca juga: 350 Ton Ayam Disiapkan untuk Idul Fitri, Peternak Tarakan: 9.000 Ekor Setiap Hari Dikirim ke Pasar

Akhirnya harga kesepakatan bisa berubah dan ada penjual menjual murah lantaran stok berlimpah.

Kondisi ini sudah pernah ia koordinasikan dengan Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian Kota Tarakan.

"Kemarin kami telepon Dinas Peternakan, tolong dong ayam beku sudah menganggu harga, dan yang kedua sudah menganggu juga peternak paling tidak ada imbasnya,” keluh Dapot Sinaga.

Menurutnya jika ke depan terjadi pembiaran maka peternak lokal bisa merugi.

Sepengetahuannya, ayam beku pertama kali masuk ke Tarakan memiliki alasan untuk memenuhi kebutuhan camp yang ada di luar Tarakan di dalam lingkup Kaltara.

“ Dan ternyata, setelah kita perhatikan sekarang masuk ke warung-warung, catering juga minta ayam beku karena murah dan itu bisa kita buktikan mereka beli lebih murah.

Kalau kami peternak mau jual murah tidak bisa.

Tidak bisa ngangkat modal, makanya sulit bersaing dengan harga ayam beku,” akunya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved