Berita Tarakan Terkini

Keluhkan Harga Ayam Lokal Sulit Saingi Ayam Beku, Peternak di Tarakan Minta Perhatian Pemerintah

Gegara selisih harga daging ayam lokal dan daging beku terlalu jauh, peternak di Tarakan mengeluh dan minta perhatian pemerintah.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas penjualan ayam di pasar Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Ia melanjutkan, banyak operasional dikeluarkan dari pemeliharaan, tingkat kematian, persaingan harga.

“Termasuk juga di Tarakan sudah ada bibit dikembangkan, kenapa ada yang mendatangkan.

Sudah ada investasi di Tarakan, kenapa lagi ada pengusaha datangkan, ada yang mendatangkan dari Berau, Samarinda dan Balikpapan,” bebernya.

Ia berharap persoalan ini ada tindaklanjut dari pemerintah bisa berupa pertemuan.

Ia berharap peternak di Tarakan ditanya kesanggupan memenuhi kebutuhan Kaltara.

“Kalau peternak cukup, malah melebihi terserah saja mau buat penetasan berapa, misalnya hari ini mau 10.000 keluar, maka mereka siapkan saja, saya yakin mereka menyanggupi.

Tapi memang in ikan belum disampaikan,” akunya lagi.

Unit usahanya sendiri, Dapot mengakui, biasanya per minggu ada 10.000 ekor permintaan.

Maka jika dikalkulasikan selama sebulan.

Jika ada 10.000, maka pengeluaran pakan mencapai 1.200 sak harus disiapkan.

“Saya per tahun keluarkan Rp 34 miliar. Tinggal dibagikan per bulan ada 12 bulan.

Maka sekitar Rp 2,8 miliar per bulan anggaran dikeluarkan meliputi semua kebutuha, pemeliharaan, kerugian, operasional dan lainnya.

Itu di CV saya, gak tahu di teman-teman pengusaha lainnya,” terangnya sembari menyebutkan, ia membawahi 60 peternak ayam di Tarakan yang ia siapkan permodalannya.

“Belum lagi ada ayam sakit, mati, karena ini barang hidup.

Walaupun Tarakan ini kondisinya, angka kematian masih paling tinggi 10 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved