PN Tarakan Gugurkan Pra Peradilan AMI Terdakwa Kasus Kayu Ilegal, Begini Penjelasan Abdul Rahman

“Biasanya kami sidangnya hari senin. Yang jelas, perkara belum selesai, 16 Mei 2023 sudah dilimpah, kalau sampai waktunya mengajukan sidang pertama pra peradilan tidak ingat saya kecuali diberikan waktu ketemu hakimnya. Kemarin saat pra peradilan hadirkan saksi ahli dua, menyatakan bahwa ada kejanggalan penetapan tersangka. Dalam berjalannya waktu dua saksi ahli nyatakan ada yang dilanggar untuk penetapannya. Tapi hari ini ditolak dengan dalih sudah tergister,” kembali ia menerangkan.

Karena lanjutnya, hakim tidak bisa menilai lagi, mana yang benar A atau B, hakim sudah tidak sampai di situ.

“Hakim sudah disuruh hentikan perkara. Seperti kita lari marathon, belum sampai di finish, mau juara satu dua tiga, urusan nanti yang jelas berhenti sampai di sini karena sudah teregister. Hakim teruskan, selesai hakim periksa, besoknya dipanggil MA. Belajar dimana teruskan perkara ini. Jadi hakim belum sampai di tahap menilai apa yang disampaikan oleh ahli, karena dia sudah dilarang oleh hukum acara. Kalau dia lanjutkan, dia yang dipanggil karena perintah MA. Itu bukan maunya hakim. Maunya hakim, habiskan sampai habis. Tapi apa boleh buat, sistem melarang kita,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah