Berita Tarakan Terkini

Target Turunkan Stunting 14 Persen, BKKBN Canangkan Gerakan 1000 Protein di Kodim Tarakan

Gerakan 1000 Protein Bulan Bakti Pancasila, Semesta Mencegah Stunting dilaksanakan di Kodim 0907 Kota Tarakan, Jumat (23/6/2023).

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Gerakan 1000 Protein Bulan Bakti Pancasila, Semesta Mencegah Stunting dilaksanakan di Kodim 0907 Kota Tarakan, Jumat (23/6/2023) sekaligus simbolis pemberian bantuan telur kepada KK risiko stunting. 

Gerakan ini saat ini sedang dimasifkan tersisa waktu 1,5 tahun.

Ia mengaresiasi juga karena Kaltara masuk tiga provinsi penurunan angka stunting terbaik di Indonesia.

Ada tutun sekitar lima poin dari sebelumnya 27 persen kini menjadi 22 persen sekian.

"Penurunanya cukup signifikan. Apalagi ini baru pemanasan. Sekarang tinggal komitmen yang tinggi dari kepala daerah," jelasnya.

Ia juga menyampaikan untuk survei SSGI, nanti dilaksanakan Agustus, yang dinilai tidak merata, karena memgambil sampel dan tidak by name by adress..

Namun demikian lanjutnya, secara metodologi SSGU diakui negara dan Bapenas.

"Inilah jadi rujukan angka penurunan stunting. Saya titipkan, tolong ketika survei di samping sensusnya, jangan sampai temuan sebelum dilaunching," ungkapnya.

Sudah ada alokasi melalui DAK untuk alat ukur ke masing-masing puskesmas dan Posyandu.

Ia menjelaskan stunting ada faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsungnya adalah sanitasi, kemiskinan, air bersih meski pengaruhnya jarak jauh.

"Sehingga karena waktu sisa 1,5 tahun, kita push faktor jarak dekat adalah asupan langsung masuk ke bayi dan ibu hamil.

Bisa bentuknya tablet tambah darah dan hari ini dibagikan protein hewani. Ini dimasifkan melalui kemitraan dengan tagline BAS selama enam bulan dan nanti bisa dikoreksi," ujarnya.

Selain itu upaya lainnya pencegahan dari hulu melalui calon pengantin lewat aplikasi elektronik siap nikah hamil untum merecord data kesehatan cattin dan sedini mungkin ada fasilitasi rujukan yang baik.

"Penanganan ada penanganan sifat sama dan beda. Ada daerah kemudian mengalokasikan dari APBD, di tempat lain tidak bisa dilaksanakan karena anggaran, ada juga di daerah lain setiap ASN harus jadi bapak asuh jadi inovasinya macam macam," terangnya.

Ia melanjutkan, angka pastinya di Kaltara stunting di Kaltara 4.000 di Kaltara.

Persentase tinggi melihat penduduknya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved