Lantamal Tarakan Cegah Stunting
Bapak Asuh Anggarkan Rp 2,7 Juta Per Anak, Optimistis Stunting di Tarakan Turun 14 Persen di 2024
Tercatat di Kota Tarakan, angka stunting mengalami penurunan. Per Juli 2023 mencapai 15,14 persen atau sedikit lagi bisa tembus 14 persen tahun 2024.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Tercatat di Kota Tarakan, Kalimantan Utara angka stunting mengalami penurunan. Per Juli 2023 mencapai 15,14 persen atau sedikit lagi bisa tembus 14 persen.
Sebenarnya angka stunting itu sudah masuk di kategori di bawah dari target ditetapkan.
Target Kota Tarakan, disebutkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim-Kaltara, Sunarto yakni 18 persen pada 2022.
"Namun 2022 sudah mencapai 15, 14 persen. Artinya kalau ditanya bisa sampai 14 persen, sangat bisa. Kita punya waktu sampai 2024, dihitung hari ini 1,5 tahun.
Ada tiga fase, saya yakin mampu diturunkan ( stunting)," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS Serentak Seluruh Indonesia, Lantamal XIII Canangkan Keluarga Keren Bebas Stunting
Ia turut menyampaikan, pihaknya mengapresiasi karena Lantamal ikut bergabung dalam rangka penurunan angka stunting dengan membentuk Keluarga Keren Bebas Stunting.
Keterlibatan Bapak Asuh bisa membantu menganggarkan pemberitan makanan tambahan pada keluarga risiko stunting.
Hari ini dirangkai pembagian telur 60 butir untuk jatah satu anak.
"Satu anak satu butir satu hari selama dua bulan. Paket minimal satu butir satu anak 60 hari, paling bagus paket Rp2,7 juta untuk enam bulan dalam bentuk makanan tambahan tinggi protein," ujarnya.
Untuk diketahui jelas Sunarso, stunting adalah perintah Presiden RI Joko Widodo dan program stunting dikomandani dari BKKBN RI.
Tentunya keterlibatan semua sektor lebih penting.
Keterlibatan multisektor berasal dari pemerintah,swasta, perguruan tinggi, masyarakat sipil dan media tergabung dalam pentaheliks.
Stunting menjadi penting karena 2025, cita-cita menjadi generasi unggul SDM, cerdas dan harus bebas stunting.
Pemerintah menargetkan 2024 angka stunting di angka 14 persen.
"Perkali-kali Bapak Presiden mengatakan harus di angka 14 persen. Kami BKKBN tidak punya cukup kemampuan untuk menekan angka 14 persen, oleh karenanya pentaheliks semua komponen harus ikut menurunkan angka stunting," papar Sunarto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.