Berita Nasional Terkini

Penjualan Sepeda Motor Listrik Kurang Laku, Penyaluran Subsidi Perlu Dievaluasi, Mobil Listrik Laris

Penjualan sepeda motor listrik masih kurang laku, sehingga penyaluran subsidi perlu dievaluasi. Berbeda dengan mobil listrik yang lebih laris manis.

Editor: Sumarsono
HO
Ilustrasi - Pengguna motor listrik semakin populer seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik. Namun menurut Moedoko, penjualan sepeda motor listrik masih kurang. 

TRIBUNKALTIM.COM, JAKARTAPenjualan sepeda motor listrik masih kurang laku, sehingga penyaluran subsidi perlu dievaluasi. Berbeda dengan mobil listrik yang lebih laris manis.

Meski pemerintah telah memberikan subsidi pembelian sepeda motor listrik berbasis baterai sebesar Rp7 juta, namun produk sepeda motor listrik masih sepi peminat.

Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko buka-bukaan, pembelian sepeda motor listrik saat ini masih lambat. 

Ia pun meminta agar penyaluran subsidi pembelian sepeda motor listrik perlu dievaluasi.

"Pertumbuhan pembelian sepeda motor khususnya sampai saat ini masih lambat.

Dalam rapat terakhir itu 108 unit sepeda motor yang baru terbeli," kata Moeldoko di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Sinergi PLN dan Himbara dalam Pembiayaan, Mudahkan Masyarakat Beli Motor Listrik

Melansir data di situs Sisapira sisa kuota sepeda motor listrik sebanyak 199.509 unit, 2 unit dalam proses verifikasi, 489 dalam proses pendaftaran, dan sepeda motor listrik yang tersalurkan ke pembeli belum ada.

Moeldoko mempertanyakan kondisi saat ini di mana pemerintah memberikan keringanan tetapi disambut kurang antusias oleh masyarakat.

Maka itu, pemerintah akan segera mengevaluasi mekanisme penyaluran insentif pembelian kendaraan listrik.

Dia juga mengungkapkan, aplikasi Sisapira juga belum tersosialisasi dengan baik sehingga masyarakat belum bisa tahu bagaimana cara mengaksesnya.

"Sepertinya ini belum menjadi konsumsi publik, kita belum membicarakan ini di mana mana sehingga masih pada bingung, masih menunggu, wait and see semuanya," tegasnya.

Baca juga: Motor Listrik Makin Diminati, Tidak Ribet dan Bisa Dicas dari Rumah

Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan subsidi pembelian sepeda motor listrik baru berbasis baterai sebesar Rp 7 juta untuk 200.000 unit motor. 

Kemudian, pemerintah juga memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik sebanyak 50.000 unit.

Seluruh produksi dan konversi motor dilakukan di Indonesia.

Selain itu, Kementerian Perindustrian mengusulkan sebanyak 35.900 unit mobil dan 138 unit bus untuk diberikan subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB).

Berbanding terbalik dengan sepeda motor listrik, kendaraan roda empat listrik berbasis baterai justru laris manis.

Terbukti dengan peningkatan penjualan di semester 1 2023.

Baca juga: Presiden Instruksikan Mobil Listrik, Gubernur Kaltara Zainal Paliwang Sebut Tahun Ini Belum

Selama periode Januari-Juni 2023, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo ) mencatat penjualan wholesale mobil listrik murni atau BEV mencapai angka 5.849 unit.

Jumlah tersebut tumbuh 1.081 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022, yang hanya 495 unit.

Model paling banyak terjual adalah Hyundai Ioniq 5 dengan volume penjualan sebanyak 3.543 unit. Posisi kedua ditempati Wuling Air EV.

Mobil listrik mini ini terjual sebanyak 1.654 unit selama semester 1 2023. Merek mobil Eropa BMW dan Mini yang berada di bawah naungan BMW Indonesia berada di urutan ketiga, tercatat dengan 256 unit.

Keempat ada Toyota bZ4X dengan 155 unit.

Akan Dibahas dalam Rapat Terbatas

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ( Menko Marves ) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pemerintah bakal mengevaluasi kebijakan insentif kendaraan listrik dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Jokowi.

Baca juga: PLN Dukung Langkah IBC dan Manufaktur Standarkan Baterai untuk Permudah Pengguna Mobil Listrik

"Ya ini kita mau ratas (rapat terbatas) besok. Jadi mau finalkan," kata Luhut.

Luhut menyampaikan, evaluasi itu bakal mempertimbangkan kebijakan negara-negara tetangga sebagai pembanding terhadap insentif kendaraan listrik di dalam negeri yang sepi peminat.

"Pada dasarnya semua ketentuan-ketentuan insentif yang dibikin oleh negara-negara di sekitar, kita match," jelasnya. (Tribun Network/bel/lit/wly)

Baca artikel dan berita menarik Tribun Kaltara lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved