Advertorial

PT Pertamina EP Bunyu Field Bersama MALIPE Upayakan Konservasi Penyu di Pulau Balembangan

PT Pertamina EP Bunyu Field bersama MALIPE dan Masyarakat dalam Upaya Konservasi Penyu di Pulau Balembangan, bakal direplikasi di Pulau Bunyu.

|
Dok PT Pertamina EP Bunyu Field
PT Pertamina EP Bunyu Field bekerja sama dengan MALIPE (Maratua Peduli Penyu) dan masyarakat melakukan upaya konservasi penyu di Pulau Balembangan, Berau, beberapa waktu lalu. (Dok PT Pertamina EP Bunyu Field) 

Adanya penangkapan ikan dengan cara illegal tersebut menyebabkan jumlah ikan menjadi lebih sedikit karena terumbu karang sebagai rumah ikan untuk perlindungan juga menjadi berkurang.

Selain itu, rusaknya terumbu karang juga menyebabkan jumlah ikan menjadi lebih sedikit dan tangkapan nelayan menjadi berkurang.

"Perlu adanya pencerdasan kepada nelayan agar tidak menangkap ikan dengan cara illegal," ucap Nyoman Suwardi.

Selanjutnya, PT Pertamina EP Bunyu Field juga mempelajari bagaimana siklus hidup penyu dimana pada bulan Agustus, September dan Oktober merupakan waktu ideal penyu untuk bertelur.

Penyu membutuhkan waktu selama 4 jam untuk menggali lubang dan menaruh telurnya kedalam lubang tersebut. Lamanya pengeraman pada telur tergantung pada cuaca, pada umumnya penyu dapat menetas dalam kurun waktu paling lama 60 hari.

Apabila cuaca cerah maka bisa lebih cepat dan apabila cuaca hujan/lembab maka telur penyu juga membutuhkan waktu lama untuk menetas.

Jika penyu bertelur pada zona 1 (dekat dengan bibir pantai), maka telur akan di-relokasi ke zona yang lebih aman seperti pada zona 2 (berjarak 5 meter dari bibir pantai) dengan tujuan untuk menghindari predator, menghindari gelombang yang dapat menghanyutkan telur penyu dan menghindari air laut yang dapat menyebabkan telur penyu menjadi busuk. Adapun kedalaman pengeraman telur yaitu 80 cm dengan lebar ±50 cm.

konservasi penyu PT Pertamina EP Bunyu Field 200823_3
PT Pertamina EP Bunyu Field bekerja sama dengan MALIPE (Maratua Peduli Penyu) dan masyarakat melakukan upaya konservasi penyu di Pulau Balembangan, Berau, beberapa waktu lalu. (Dok PT Pertamina EP Bunyu Field)

Tukik yang menetas dari telur penyu, akan segera dilepaskan ke Pantai pada sore hari sekitar pukul 18.00 WITA agar penyu terhindar dari predator.

Selanjutnya, terdapat 21 sektor pemantauan disepanjang pantai di Pulau Balembangan dengan masing-masing sektor berjarak 50 meter dengan tujuan untuk mempermudah plotting/mempermudah identifikasi lokasi apabila penyu bertelur ataupun apabila ada pencurian telur penyu (dapat diketahui dari jejak kaki).

Kemudian PT Pertamina EP Bunyu Field juga mempelajari bagaimana cara memegang tukik yang benar agar tukik dapat bernafas dengan baik.

Tukik yang baru lahir biasanya memiliki cadangan makanan untuk 3 hari yang berada di bawah perutnya. Sehingga, apabila tukik telah menetas maka pada hari tersebut tukik juga akan dilepaskan ke lautan agar bisa secara natural beradaptasi untuk bertahan hidup dengan bersembunyi di dalam terumbu karang sebelum untuk selanjutnya tukik dapat mencari makanan di laut lepas.

PT Pertamina EP Bunyu Field juga memberikan beberapa bantuan kepada LSM MALIPE dan masyarakat seperti bantuan patroli (tenda, hammock dan matras) serta bantuan operasional untuk menunjang kegiatan konservasi penyu di Pulau Balembangan.

Muhammad Ardian selaku Ketua LSM Malipe menyampaikan terima kasih banyak kepada PT. Pertamina EP Bunyu Field yang telah berkunjung ke Pulau Balembangan dan telah memberikan bantuan yang dapat menunjang kegiatan patroli dan operasi konservasi penyu di Pulau Balembangan.

Harapannya semoga ilmu yang telah diperoleh selama berkunjung ke Pulau Balembangan dapat disebarluaskan ke Masyarakat khususnya untuk anak-anak pada tingkat sekolah agar dapat menimbulkan rasa kepedulian dan kecintaan terhadap satwa yang dilindungi dan harapannya agar kerja sama ini dapat terus dilakukan.

(adv)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved