Berita Nasional Terkini
Alasan Kurangi Polusi Pertamax Direncanakan Jadi BBM Bersubsidi, Pasokan Pertalite Bakal Dikurangi
Bahan Bakar Minyak ( BBM ) RON 92 milik Pertamina yakni Pertamax direncanakan bakal menjadi BBM bersubsidi menggantikan Pertalite.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Bahan Bakar Minyak ( BBM ) RON 92 milik Pertamina yakni pertamax direncanakan bakal menjadi BBM bersubsidi menggantikan pertalite.
Pemerintah ingin memperluas pengunaan pertamax karena memiliki kadar emisi yang rendah.
Salah satu alasan dari rencana pemerintah tersebut adalah demi mengurangi polusi udara yang belakangan kian parah.
Nantinya penyaluran BBM jenis pertalite akan dibatasi.
Seperti diketahui, pertalite sebelumnya adalah jenis BBM Ron 90 bersubsidi yang sekarang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan pembahasan secara internal mengenai hal itu telah dilakukan untuk kemudian dibawa dalam Rapat Terbatas Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin(28/8).
"Sedang dibahas ditunggu saja ya," katanya.
Alasan dipilihnya BBM pertamax masuk dalam daftar pemberian subsidi kata Dadan lantaran pembuangan emisinya lebih sedikit.
Baca juga: Ini Rincian Harga BBM 13 Desember 2022 untuk jenis Pertamax, Pertalite, dan Solar
Hal itu juga sebagai langkah dan upaya guna mengurangi polusi udara.
"Kan secara teknis makin tinggi angka oktan BBM, pembakarannya makin bagus. Kalau pembakaran makin bagus, emisi akan semakin sedikit.
Jadi kita lagi lihat juga, apakah bisa dilakukan upaya untuk peningkatan angka oktan untuk bahan bakar," tuturnya.
Dalam rapat terbatas kabinet di Istana Negara, Jakarta Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) memang tidak secara gamblang menyebut pertamax bakal menjadi BBM bersubsidi.
Ia hanya meminta kementerian dan lembaga terkait untuk memfokuskan kinerja pada perbaikan kualitas udara di Jakarta.

"Pak presiden menegaskan untuk semua memfokuskan pada kegiatan penanganan pengendalian polusi udara ini karena ini menyangkut kesehatan," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya usai rapat.
Rapat yang juga dihadiri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PAB/RB Azwar Anas, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Hadir pula Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono tersebut disebutkan bahwa pencemaran udara di Jakarta mayoritas disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Baca juga: Kuota Pertalite Bertambah, Kabag Ekonomi Malinau Erly Sumiati: Tahun 2023 Dijatah 21.048 Kiloliter
44 Persen sumber penyebab menurunnya kualitas udara di Ibu kota adalah emisi dari kendaraan.
"Tadi dikonfirmasi kembali bahwa angka-angka yang dilihat sebagai sumber pencemaran ataupun penurunan kualitas udara Jabodetabek, 44 persen kendaraan sisanya lain-lain,"katanya.
Presiden Jokowi kata Siti meminta kementerian dan lembaga untuk tegas dalam menerapkan kebijakan di lapangan dalam memperbaiki kualitas udara di Jakarta.
Presiden Jokowi meminta cara-cara yang digunakan berlandaskan kesehatan.
"Jadi cara-cara penyelesaian harus dasar kesehatan. semua kementerian dan lembaga diminta tegas dalam langkah, dalam kebijakan dan dalam operasi lapangan," pungkasnya.
Terpisah, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga PT Pertamina (Persero), Irto Ginting menyebut pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait rencana BBM Ron 92 atau Pertamax mendapat subsidi.
Baca juga: Harga Terbaru Pertalite, Solar, dan Pertamax, Naik Mulai Hari Ini, Penjelasan Presiden Joko Widodo
"Pertamina Patra Niaga selaku operator akan berkomitmen menjalankan kebijakan penyaluran BBM penugasan dan subsidi sesuai dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah," ujar Irto.
Sementara itu Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Kementerian ESDM selaku regulator.
"Kewenangan berada di tangan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM," kata Fadjar.
Diketahui, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menggenjot produk-produk olahan kilang berkualitas dan lebih ramah lingkungan.
Kilang Cilacap dengan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dan Kilang Balongan dengan proyek Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) memasok BBM berkualitas untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Kilang Cilacap melalui PLBC yang selesai di tahun 2019 menghasilkan produk gasoline dengan kandungan sulfur setara EURO IV yang sebelumnya hanya dapat memproduksi gasoline dengan kandungan sulfur setara EURO II.
Dengan kualitas setara EURO IV tersebut, kandungan Sulfur pada sebagian BBM produksi kilang Cilacap berada di bawah 50 ppm dari sebelumnya sebesar 150-300 ppm.
Adapun produk-produk yang dihasilkan di Kilang Cilacap yakni solar, pertamax, pertalite, Pertamina Turbo, Pertamina Dex, produk Petrokimia, lube base.
Produk BBM dan LPG dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan BBM di area Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Baca juga: Pertamina Salurkan 10.016 Tabung LPG 3 Kg dan 339 Kiloliter Pertalite Tiap Hari ke Kalimantan
Kapasitas pengolahan kilang Cilacap saat ini merupakan yang terbesar di Indonesia yaitu 348 KPBD (ribu barel per hari).
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan, Kilang Cilacap telah menyelesaikan Tahap I proyek Green Refinery pada Februari 2022 lalu.
Dengan selesainya Tahap I tersebut, Kilang Cilacap telah dapat memproduksi produk yang lebih ramah lingkungan yakni Green Diesel dengan kandungan sulfur setara Euro V dengan kapasitas produksi 2500 BPD. Selain itu, dari unit yang sama, Kilang Cilacap saat ini juga telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).
“Uji coba penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4 persen yang dikenal dengan SAF 2.4J telah terlaksana menempuh jarak Bandung - Jakarta menggunakan pesawat CN235 pada 6 Oktober 2021," ujar Taufik.
"SAF menghasilkan emisi lebih rendah, yaitu 0.2948 kg CO2 Eg/liter dibandingkan Avtur Fossil 0.2995 kg CO2 Eq/liter,” sambungnya.
Taufik menjelaskan lebih lanjut terkait kilang lain yang dimiliki Pertamina.
Kilang Balongan yang terletak di Inderamayu, Jawa Barat, merupakan kilang yang memiliki nilai Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi dibandingkan dengan kilang-kilang lainnya.
NCI adalah indeks kompleksitas suatu kilang, di mana semakin tinggi angkanya, maka kilang itu semakin menghasilkan lebih banyak produk berkualitas dengan proses produksi yang lebih efisien.
Baca juga: Harga Pertamax Naik jadi Rp 12.750 Per Liter, Pertamina Sebut RON 92 Paling Murah dari Kompetitor
Saat ini, nilai NCI Kilang Pertamina Balongan adalah 11.9, tertinggi di antara semua kilang Pertamina.
Kilang Balongan sendiri setelah dilakukan pengembangan yang telah selesai Februari 2022 lalu memiliki kapasitas sebesar 150 KBPD yg sebelumnya 125 KBPD.
“Kilang Balongan saat ini memproduksi beragam produk, antara lain: Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Solar, Pertamina DEX, LPG, Propylene, Avtur serta produk specialty chemical untuk keperluan industri Gas Oil for Antifoam (GO Foam),” ujar Taufik.
Pada tahun 2005 di Kilang Balongan dibangun unit KLBB (Kilang Langit Biru Balongan) guna memenuhi ketentuan bahan bakar yang ramah lingkungan bebas timbal.
Taufik mengungkapkan bahwa Kilang Balongan saat ini telah mampu menghasilkan produk Pertamina Dex dengan kandungan Sulfur maksimum 10 ppm yang setara EURO V.
Penurunan emisi SO4 yang dihasilkan dengan peningkatan kualitas sulfur adalah sebesar 0.0255 gram SOx Eq/liter yang sebelumnya sebesar 1.275 gram SOx Eq/liter atau turun hingga 98 persen.
Selain kedua kilang tersebut, Taufik juga menjelaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan yang saat ini sedang dalam progress, di desain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan.
"KPI terus berupaya untuk turut mendukung penuh pelaksanaan transisi energi dengan menghasilkan produk-produk olahan kilang yang berkualitas dan lebih ramah lingkungan serta berbahan bakar nabati," pungkas Taufik.(Tribun Network/fik/ism/wly)
Profil Immanuel Ebenezer, Loyalis Jokowi Pernah jadi Caleg Dapil Kaltara, Kini Terjaring OTT KPK |
![]() |
---|
Daftar Kapolda Seluruh Indonesia Usai Mutasi Polri, Jenderal Akpol 1991 Rekan Kapolri ke Kaltara |
![]() |
---|
Biodata Kapolda Kaltara Brigjen Djati Wiyoto Abadhy, Akpol 1991 Dua Kali jadi Wakapolda |
![]() |
---|
2 Kali Jabat Kapolda, Ini Profil dan Rekam Jejak Komjen Wahyu Widada, Irwasum Hasil Mutasi Polri |
![]() |
---|
6 Fakta Setya Novanto Bebas Bersyarat, MA Potong Hukuman hingga Dapat Remisi 2 Tahun Lebih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.