Teror Penyiraman Minyak Tanah

Sempat Diteror, RT 19 Selumit Pantai Perketat Pintu Masuk, Orang Tak Dikenal Wajib Tunjukkan KTP

Warga RT 19 Kelurahan Selumit Pantai sepakat lakukan ronda dan orang tak dikenal wajib tunjukkan KTP, sejak wilayahnya diteror pakai minyak tanah.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Muhammad Johansyah Ketua RT 19 Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pihak Ketua RT 19 Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan Kalimantan Utara membenarkan insiden teror penyiraman minyak tanah di salah satu rumah warganya.

Diterangkan Ketua RT 19 Kelurahan Selumit Pantai, Muhammad Johansyah, saat kejadian warganya tengah persiapan melakukan ronda malam.

Sebagian warganya sudah berkumpul di lokasi Pos Kamling saat kejadian berlangsung. Pelaku dinilai terbilang nekat karena selama beberapa hari terakhir selalu dilakukan ronda namun berhasil mencari celah di beberapa sudut yang dinilai gelap dan dianggap rumah kosong.

Johansyah menjelaskan seorang warganya, Bu Dewi tiba-tiba berteriak pada saat ia juga ikut melaksanakan ronda. Informasinya ada orang menyiram minyak tanah.

Baca juga: BREAKING NEWS - Warga Selumit Pantai Diteror Penyiraman Minyak Tanah, Awalnya Dikira Suara Tikus

Pelakunya sendiri tidak diketahui siapa dan hasil dari pengejaran dan warganya bahkan melakukan pengepungan namun tidak berhasil didapati yang bersangkutan.

Pelaku dinilai secepat kilat menghilang setelah berlari dari sebelah rumah Ibu Dewi.

“Sampai pingsan warga saya yang melihat karena berhadapan mata, kejadiannya betul-betul ada penyiraman,” ungkap Johansyah.

Ia melanjutkan, untuk ronda terjadwal sudah dimulai pukul 24.00 WITA. Namun sejak pukul 22.00 WITA, sudah banyak warganya berkumpul stanby berkeliling. Bahkan sejak beberapa hari lalu, setiap warga asing masuk ke wilayah RT 19 dan beberapa RT lainnya harus diperiksa identitasnya termasuk harus siap digeledah jika mencurigakan gelagatnya.

Inisiatif ini dilakukan warga RT 19 untuk mengantisipasi kejadian serupa meski lagi-lagi malam tadi kejadian penyiraman terjadi di wilayahnya.

Baca juga: Polres Tarakan Lakukan Penyelidikan di TKP, Teror Percobaan Pembakaran Permukiman Selumit Pantai

Lebih lanjut diterangkan Johansyah, untuk jadwal ronda diperketat di atas pukul 24.00 WITA dimulai. Kemudian berlanjut pukul 02.00 WITA, pukul 04.00 WITA pergantian menyisiri wilayah masing-masing.

“Bukan RT 19 saja tapi RT lainnya juga,” paparnya.

Kembali ditanya soal pergerakan mencurigakan sebelumnya apakah ada, namun oleh pihaknya bersama warga tidak ada melihat pergerakan aneh dan mencurigakan.

“Hanya bilang yang bersangkutan saat mau pipis, bertatapan mata, itu warga kami menyewa. Pelaku lewat belakang, kalau ditanya memungkinkan iya lewat belakang karena di bawah kolong kalau dicari selalu hilang, apabila turun di bawah kolong selalu hilang tidak pernah ditemukan,” paparnya.

Ia melanjutkan, sudah dilakukan pengepungan dari segala sisi namun pelaku tidak bertemu. Bahkan muncul isu, ada ilmu yang digunakan pelaku. Hasil pengejaran tidak ditemukan orang mencurigakan.

“Hasilnya nihil semua. Padahal warga saya banyak menyebar mau 80-an, kami di pos 20-an orang, belum dari arah sana. Kalau didapat itu orang, saya tidak jamin keselamatannya sama warga, sedangkan polisi saja mungkin tidak sanggup menjamin, karena massa sudah terlalu geram sekali, saya tidak jamin keselamatannya,” terangnya.

Aktivitas warga di Selumit Pantai saat mencari pelaku dan melakukan ronda mengantisipasi terror kembali terjadi
Aktivitas warga di Selumit Pantai saat mencari pelaku dan melakukan ronda mengantisipasi terror kembali terjadi (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Ia melanjutkan, insiden ini pertama kali di RT 19 terjadi dan di Selumit Pantai kali keenam terjadi.

“Kemarin Beringin juga ada, sebelum kebakaran sebenarnya aktif, setelah kebakaran kami lebih aktif. Sekarang ada pemeriksaan di depan pintu masuk, orang datang ditanya KTP, dari mana, apa tujuannya kalau mau masuk sini, kalau dari KTP luar disuruh pulang kalau tidak jelas,” tegasnya.

Bahkan pernah beberapa warga dari luar ingin masuk digeledah mengantisipasi termasuk wartawan pun tak luput dari penggeledahan demi memperketat akses masuk keluar di selumit.

“Ini jalan di wilayah RT 19 tembus ke Gusher bisa, tembus ke Beringin juga bisa. Kami sebar di tiga titik anak-anak ronda, ada RT 14, RT 29 dan RT 26, itu gabungan tiap malam. Warga lebih waspada karena trauma insiden kemarin,” terang pria berusia 64 tahun ini.

Ia sendiri menyebutkan polisi tidak stanby berjaga di poskamling tetapi mobile berkeliling. Yang stanby itu Babinsa dan Babinkamtibmas. Adapun untuk Pos Kamling RT 19 sudah didirikan sejak 20 tahun lalu dan walaupun warga tidak aktif, ia selalu berjaga di Poskamling.

“Saya selalu aktif, boleh tanya sama warga, saya tidak bohong sampai subuh. Ini lebih sebulan sudah, sebelum kejadian kebakaran. Kami berharap sebetulnya harus ada berjaga ini sudah seminggu, sebetulnya tiap RT ada satu orang, tapi kemarin orang Polres sudah datang kerumah saya kasih saran, belum tahu tanggapannya lagi, saya minta anggota kepolisian bisa hadir di sini, karena rawan, dibilang iya nanti sampaikan ke komandan,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved