Berita Tarakan Terkini
Opsi Bangun Pabrik Pengolahan di Tarakan atau Nunukan, Solusi Atasi Persoalan Rumput Laut
Petani rumput laut di Tarakan dan Nunukan mengeluhkan harga rumput laut. Anggota DPR RI Komisi VI Deddy Sitorus solusinya bangun pabrik pengolahan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Persoalan rumput laut menjadi atensi Anggota DPR RI Komisi VI Deddy Sitorus. Ada solusi mengatasi kondisi keluhan rumput laut yang dikeluhkan petani baik di Tarakan maupun di Nunukan. Salah satunya yakni pembangunan pusat pengolahan rumput laut beserta laboratorium air.
Namun saat ini tahapannya masih memilih lokasi apakah akan dibangun di Tarakan atau di Nunukan.
Dikatakan Anggota DPR RI Komisi VI Deddy Sitorus, sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan sudah pernah berjanji. Sekitar beberapa bulan lalu ia membawa Menteri Perikanan dan Kelautan dan kemudian setelah bertemu lagi di Jakarta, pihaknya akan berupaya menganggarkan agar ada pembangunan pabrik rumput laut.
Dengan adanya pembangunan pabrik pengolahan rumput laut, bisa memotong biaya yang tidak perlu sehingga tingkat keuntungan di pembudidaya bisa lebih besar karena lanjutnya selama ini persoalannya berkaitan dengan spekulan.
Baca juga: Petani Rumput Laut di Tarakan Keluhkan Harga Jual hingga Tengkulak, Ini Penjelasan Wali Kota Khairul
“Beliau menitipkan ke saya untuk mencarikan lahan lima hektar untuk membangun pusat pengolahan rumput laut lalu laboratorium air dan juga diklat. Sedang diputuskan apakah dibangun di Tarakan atau di Nunukan,” paparnya.
Ia berharap anggaran di tahun depan diharapkan sudah bisa dimasukkan karena diakuinya persoalan rumput laut adalah bagaimana fluktuasi harga karena permainan spekulan. “Kemudian juga harga menjadi cukup rendah karena ada berbagai rantai pasok yang kemudian membuat keuntungan di tingkat budidaya cukup rendah,” ujarnya.
Di sisi lain menurutnya karena ini menjadi industri yang ekspansif, maka penataan kawasan juga menjadi perlu agar semua masyarakat mendapatkan keuntungan maksimal.
Dengan begitu memotong biaya tidak perlu sehingga keuntungan di tingkat pembudidaya lebih besar. Karena selama ini spekulan dan ada masalah dengan tol laut.
“Diketahui tol laut kita berkurang terus dan per hari kalau tidak salah 3 ton 3 kontainer hilang dan tidak bisa dibawa dengan tol laut,” tukasnya.

Ia melanjutkan lagi, diakuinya banyak hal disuarakan masyarakat di Nunukan saat kunjungannya kemarin ke perbatasan bersama dengan Mensos RI Tri Rismaharinni. Mulai dari persoalan pendidikan, infrastrutkur. Dan diupayakan mencari jalan tidak hanya APBN tapi juga melalui upaya pribadi dan sudah banyak terjadi.
Selama beberapa kunjungan juga, terkait banyaknya keluhan, pihaknya mendorong Pemprov benar-benar menjadi dirigen bagi pembangunan daerah. Ada kolaborasi dan sinergitas tidak hanya dengan kabupaten kota tapi juga dengan DPD dan DPRD.
“Harus kerja bareng. Saya semampu bisa lakukan, walaupun bukan komisi delapan kalau bisa lobi anggaran, bukan komisi V tapi kala bisa lobi anggaran saya lakukan, ini semua soal niat baik, murni layani rakyat. Harapan saya semmua kepala daerah bisa berpikir besar untuk kebaikan bersama,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
rumput laut
Anggota DPR RI
Deddy Sitorus
petani
Tarakan
Nunukan
pembangunan
pabrik
tol laut
TribunKaltara.com
Senpi Rakitan Jenis Revolver Diamankan, Pemilik Akui Sudah Tiga Tahun Simpan dengan Cara Ditanam |
![]() |
---|
Dokter RSUD dr Jusuf SK Tarakan Sebut Pasien Meninggal Diduga Keracunan, Alami Henti Jantung |
![]() |
---|
Hari Kedua Pencarian Nelayan Tarakan Kaltara, Tim SAR Gabungan Temukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Polres Tarakan Renovasi Bangunan Eks Satpol PP Jadi Dapur Makan Bergizi Gratis, Sasar 3.000 Siswa |
![]() |
---|
Mahasiswa Fakultas Teknik UBT Pamerkan Beatrix Motor Listrik Konvensi, Biaya Perakitan Rp 25 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.