Berita Dunia Terkini

Serangan Iran terhadap Israel Picu Perang Dunia III, RI Bisa Minta Dewan Keamanan PBB Sidang Darurat

Serangan Iran terhadap Israel dikhawatirkan bisa picu Perang Dunia Ketiga, Indonesia bisa meminta Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat.

|
Editor: Sumarsono
AFP
Serangan Iran terhadap Israel dikhawatirkan bisa picu Perang Dunia Ketiga, Indonesia bisa meminta Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat. 

TRIBUNKALTARA.COM - Serangan udara Iran terhadap Israel dikhawatirkan bisa picu Perang Dunia Ketiga, Indonesia bisa meminta Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana,  mengingatkan risiko terjadinya Perang Dunia Ketiga jika ketegangan di kawasan Timur Tengah terus berlangsung.

Pasalnya mendapatkan dukungan negara maju seperti Amerika Serikat.

Ketegangan itu bermula ketika Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

Aksi serangan itu lantas dibalas oleh Iran dengan meluncurkan drone dan rudal balistik ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

"Bila AS akan tetap membantu Israel dalam serangan balasan ke Iran, bukannya tidak mungkin negara-negara lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran," kata Hikmahanto, Minggu (14/4/2024). 

"Perang di Timur Tengah akan bereskalasi yang menjurus pada terjadinya Perang Dunia III yang tentunya akan merugikan seluruh umat manusia," ucap dia.

Baca juga: Hamas dan Israel Memanas, FKUB Kaltara Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu di Media Sosial

Negara-negara dunia, menurut Hikmahanto, akan mengecam sikap AS yang sudah membuat pernyataan akan berada di belakang Israel apabila Iran terus melancarkan serangan.

Sementara itu, menurut dia, Iran membalas serangan Israel dengan mendasarkan pada hak untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Konsep tersebut juga digunakan oleh Israel saat menyerang Hamas di Gaza hingga saat ini.

Ia juga menilai, Pemerintah Indonesia perlu turun tangan untuk memastikan agar serangan di Iran dan Israel maupun serangan ke Gaza oleh Israel bisa dihentikan.

Salah satu bangunan di Palestina yang digempur militer Israel.
Salah satu bangunan di Palestina yang digempur militer Israel. (AFP PHOTO/QUSAY DAWUD)

Pertama, menurut dia, Pemerintah RI bisa meminta Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat atas serangan Israel ke Kedubes Iran.

"Bila perlu berinisiatif membuat Resolusi Majelis Umum yang mengutuk tindakan Israel," ungkap Hikmahanto.

Kedua, melakukan shuttle diplomacy ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa untuk tidak mendukung tindakan salah dari Israel.

Negara-negara tersebut, kata Hikmahanto, semestinya memberi contoh agar tunduk pada hukum internasional.

"Ketiga, mendorong rakyat dan pemerintahan dunia agar rakyat dan oposisi di Israel untuk menurunkan PM (Perdana Menteri) Nethanyahu mengingat serangan ke Gaza maupun Iran hanya bisa dihentikan oleh siapa pun yang menjabat sebagai perdana menteri dan tidak dijabat oleh Benjamin Nethanyahu," papar dia.

Iran melancarkan serangan drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Sabtu malam.

Proksi dan sekutu Iran juga melancarkan serangan hingga membuat sirene peringatan berbunyi di banyak tempat di Israel.

Baca juga: Indonesia Dukung PBB Sahkan Resolusi Serukan Gencatan Senjata, Qatar Memediasi Israel dengan Hamas

Iran telah berulang kali mengancam akan menyerang Israel sebagai pembalasan atas serangan udara mematikan pada 1 April terhadap gedung konsulatnya di Damaskus.

Respons Timur Tengah

Negara-negara di kawasan Timur Tengah menanggapi serangan Iran terhadap Israel dengan tindakan dan pernyataan beragam.

Pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat, Iran telah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat tanpa awak (drone) secara langsung ke wilayah Israel.

Diberitakan Al Jazeera, serangan memicu sirene udara di kota-kota di seluruh Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem Barat. 

Militer Israel mengeklaim, salvo Iran terdiri dari 300 lebih pesawat tanpa awak pembunuh, rudal balistik, dan rudal jelajah.

Eskalasi ini terjadi enam bulan setelah serangan Israel di Gaza, Palestina, yang telah meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah.

Imbasnya, ketegangan kian menyebar ke garis depan Lebanon dan Suriah, serta memicu serangan jarak jauh ke sasaran-sasaran Israel dari jauh, seperti Yaman dan Irak.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kebanjiran Jenazah Korban Rudal Israel, RI Minta Bantuan Filipina

Menanggapi serangan Iran, sejumlah negara seperti Irak, Yordania, dan Lebanon mengumumkan penutupan sementara wilayah udara. 

Dikutip dari Reuters, penutupan wilayah udara mulai Sabtu malam ini berlaku untuk semua pesawat yang masuk, berangkat, maupun transit.

Kebijakan itu disebut sebagai tindakan pencegahan jika terjadi serangan Iran yang melintasi perbatasan negara.

Selain penutupan wilayah, Angkatan Udara Yordania turut mencegat dan menembak jatuh puluhan pesawat nirawak Iran yang melanggar wilayah udaranya menuju Israel.

Dua sumber keamanan regional mengatakan, tentara juga dalam keadaan siaga tinggi dan sistem radar memantau setiap aktivitas drone yang datang dari arah Irak dan Suriah.

Sementara itu, Suriah menyiagakan sistem pertahanan darat ke udara dengan rudal Pantsir buatan Rusia di sekitar Damaskus dan pangkalan-pangkalan utama.

 Serukan Menahan Diri

Berbeda, Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan pihaknya telah melakukan kontak dengan semua pihak terkait untuk mengurangi ketegangan di Timur Tengah.

Dilansir dari pemberitaan Mehr News Agency, Kementerian Luar Negeri Mesir juga meminta semua pihak untuk menahan diri.

Pihaknya menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya permusuhan dan menyerukan pengendalian diri semaksimal mungkin.

Pernyataan kementerian tersebut turut memperingatkan risiko perluasan konflik regional, dikutip dari Times of Israel.

Sementara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang menyuarakan keprihatinannya terhadap "eskalasi militer" di wilayah Timur Tengah.

Baca juga: Mendadak Taremi Batalkan Tes Medis di Inter Milan, Bomber Iran Berubah Pikiran?

"Semua pihak untuk menahan diri dan menghindarkan kawasan dan rakyatnya dari bahaya perang," ujar Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya.

Negara ini kemudian mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawab dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Kendati demikian, pernyataan tersebut tidak menyebut Israel atau Iran, termasuk serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu malam.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, Doha sangat prihatin dengan perkembangan terkini di kawasan Timur Tengah.

Qatar juga meminta masyarakat internasional untuk segera bertindak guna mengurangi ketegangan di kawasan tersebut.

Bakal Lebih Defensif

Iran mengungkap tujuan menyerang Israel kali ini yang dimulai pada Minggu (14/4/2024) dini hari.

Kementerian Luar Negeri Republik Iran menjelaskan, serangan diluncurkan sebagai pembalasan atas tindakan agresif Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.

Disebutkan bahwa, pada hari Minggu ini, angkatan bersenjata Iran tengah menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Serangan diluncurkan sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang oleh Israel, di mana salah satunya menyebabkan kematian para penasihat militer resmi Iran yang secara resmi hadir di Suriah atas undangan pemerintah Suriah dan beraktivitas di sana.

Kementerian Luar Negeri Iran mengungkapkan, bahwa serangkaian serangan militer yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Iran memiliki sasaran atau target pangkalan militer Israel.

"Langkah hari ini juga sekaligus merupakan pembalasan secara khusus terhadap serangan militer Israel pada 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus, Suriah," ungkap Kementerian itu dalam keterangan tertulis yang dikirim Kedubes Iran di Jakarta kepada Kompas.com.

(tribunkaltim/kps/rtr)     

Baca juga berita menarik Tribun Kaltara lainnya di Google News         

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved