Berita Bulungan Terkini
Detik-detik Peringatan Tri Suci Waisak di Tanjung Selor Bulungan, Umat Buddha Siapkan Lilin dan Air
Dalam menyambut perayaan Tri Suci Waisak, ummat Buddah persiapakan kebutuhan dalam melakukan sembahyang di Vihara Dharma Cakra Tanjung Selor.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN – Peringatan detik-detik Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 menjadi salah satu moment sakral bagi umat Buddha di seluruh dunia, tak terkecuali di Tanjung Selor, Bulungan Kaltara.
Peringatan Detik-detik Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 di Bulungan jatuh pada (23/5/2024) pukul 21.52 Wita. malam. Sedangkan tahun 2023 dilakukan pada (4/6/2023) siang hari pukul 11.41 Wita. Tri Suci Waisak tiap tahunnya selalu berubah. Hal ini dikarenakan mengikuti kalender masehi dan pergeseran arah bulan dan matahari atau disebut dengan purnama siddik.
Dalam perayaan Tri Suci Waisak umat Buddha di Bulungan melakukan sembahyang di Vihara Dharma Cakra Tanjung Selor. Kebutuhan untuk sembahyang pun harus dipersiapkan mulai dari bunga hidup, lilin, dupa dan air.
Pandita Vihara (MAGABUDHI) atau Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia, Sutrismo menyampaikan persembahan yang diletakkan di Altar saat proses Tri Suci Waisak memiliki maknanya masing-masing menurut ajaran Buddhis. seperti rangkaian bunga hidup beberarti memiliki makna bahwa segala sesuatu akan dicengkeram perubahan, sehingga sesuatu yang telah disusun dan diciptakan seindah apapun, seiring berjalannya waktu dia akan mengalami kelapukan.
Baca juga: Ratusan Umat Buddha di Tanjung Selor Kaltara Padati Vihara Dharma Cakra, Jalani Ibadah Puja Bhakti
Selanjutnya, lilin dimana keberadaanya yang diletakkan diantara tangga menuju Vihara dapat diartikan sebagai symbol penenrangan, dengan harapan dharma ajaran Buddha dapat menerangi setiap relung hati pengiikutnya sekita dharma yang diajarkan dipratikkan.
"Setidaknya ada ratusan lilin ini kami pasang di sepennjang tangga. seharusnya jumlah lilin mengikuti jumlah tahun peringatan, tapi ini secara simbolis saja," jelas Sutrismo.
Untuk dupa sendiri menjadi symbol harumnya kebajikan yang menghikuti arah angin. Sehingga orang-orang dapat mencium kebajikan. Dan terakhir adalah air. Dimana air dilambangkan sebagai benda suci dalam ajaran Buddhis, karena rumpang Buddha sendiri menjadi salah satu object puja dan figure seorang Buddha.
“Jadi dari semua itu, tentu kita umat Buddha dianjurkan untuk mempraktikkan damai, menyelami damai itu sendiri,” jelasnya.
Dalam hal ini, Bulungan menjadi salah satu daerah dengan sebaran umat Buddha terbanyak kedua setelah Kota Tarakan.

“Kalau di Bulungan sendiri, sekitar 800 – 1000an jiwa,” sebut pria yang akrab dipanggil Romo ini.
Ia mengakui, dari setiap perayaan detik-detik Waisak yang berbeda-beda setiap tahunnya karena mengikuti arah pergeseran bulan yang harus sejajar dengan matahari, namun hal tersebut tidak pernah melunturkan antusiasme dari umat Buddha sendiri.
Secara gamblang ia menyampaikan, sebelum menyambut detik-detik purnama atau Tri Suci Waisak, para umat Buddha akan diheningkan dengan kesakralan mereka dalam puja bhakti atau berdoa serta bermeditasi.
“Iya, sepuluh menit sebelum detik-detik Tri Suci Waisak kita terlebih dahulu akan meditasi dan berdoa untuk pengharapan-pengharapan yang baik. Bahkan hingga lampu-lampu akan kita padamkan,” jelasnya.
(*)
Penulis Desi Kartika Ayu
Jalin Sinergitas, Satlantas Polresta Bulungan Ngobrol Bareng Driver Ojol di Tanjung Selor |
![]() |
---|
Birau Bulungan 2025 Dipusatkan di Kebun Raya, Ada Pawai Budaya hingga Festival Sungai Kayan |
![]() |
---|
Harga Emas Tinggi, Transaksi di Pegadaian Cabang Tanjung Selor Meningkat 20 Persen di Tahun 2025 |
![]() |
---|
Perkuat Peran Sosial dengan Masyarakat, Pegadaian Tanjung Selor Salurkan Bantuan ke Tempat Ibadah |
![]() |
---|
Pilkades Serentak di 13 Desa, Pemkab Bulungan Anggarkan Rp 300 Juta pada APBD Perubahan 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.