Berita Tana Tidung Terkini

Cerita Yusuf Pengrajin Batik Desa Sengkong Tana Tidung, Raup Penghasilan Capai Rp 15 Juta Sebulan 

Harga batik yang dihasilkan pengrajin batik asal Desa Sengkong, Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara ternyata bervariasi terganung jenis kain.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Yusuf
Contoh Batik yang yang Dibuat Yusuf (52) di Rumahnya Jl Swadaya Rt 02 Desa Sengkong Kecamatan Sesayap hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ), Sabtu (6/7/2024). 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Memanfaatkan kemampuan dan kreatifitas dengan baik tentu sangat berguna dalam mencari sumber penghasilan sampingan atau bahkan utama. Seperti halnya yang dilakukan Yusuf.

Yusuf warga Jalan Swadaya RT 02 Desa Sengkong Kecamatan Sesayap Hilir, Tana Tidung, Kalimantan Utara, memiliki kemampuan dalam membatik. Dengan kepiawaiannya membatik inilah akhirnya pria berusia 52 tahun ini membuat usaha batik yang kini menjadi penghasilannya. Harga batik buatan Yusuf  dibandrol dengan harga mulai dari Rp 300 ribu, tergantung dari ukuran dan jenis kainnya.

Apabila kebanjiran pesanan, Yusuf sebagai pengrajin batik mampu mendapatkan penghasilan hingga Rp 15 juta selama sebulan. Tentunya penghasilan yang didapat ini diputar kembali menjadi modal produksi batik buatannya. "Untuk pemasukan perbulan ada Rp 15 juta sebetulnya, kalau pas ramai pesanan ya lumayan lah pemasukan didapat,

Yusuf menceritakan awal mulai usaha batik kepada Tribunkaltara.com melalui sambungan telpon. Ia bersama istrinya memulai usaha batik setelah mengikuti pelatihan yang diadakan Pemkab Tana Tana Tidung pada tahun 2021.

Baca juga: Anto Gondrong Pelopor Industri Batik di Kaltara, Tembus Pasar Luar Negeri hingga Jepang dan Malaysia

"Waktu Pak Ibrahim Ali naik jadi Bupati itu ada pelatihan membatik untuk pemberdayaan UMKM pas tahun 2021 jad saya ikut," ungkap Yusuf, Sabtu (6/7/2024).

Melalui pelatihan itu, Yusuf  mendapat bantuan dari Pemkab Tana Tidung  melalui Disperindakop Tana Tidung untuk mulai berwirausaha.

"Setelah pelatihan itu dari pemerintah langsung follow up, jadi dibantu disperindakop dikasìh kain sama alat membatik, jadi saya langsung produksi (batik)," sambungnya.

Ia mengaku, sebelumnya pernah mengikuti pelatihan yang sama, namun karena tingginya pesaing dan keterbatasan modal menjadi penghalang baginya memulai usaha tersebut.

" Tahun 2015 sempat ikut pelatihan tapi kendala karena sudah banyak pesaing di dalam dan saya juga belum ada alatnya jadi saya tidak lanjutkan," ujarnya.

Baca juga: Gencar Promosikan Produk Khas Kabupaten Tana Tidung, Dekranasda KTT Akan Tonjolkan Kerajinan Batik

Ia juga menceritakan saat memulai usaha membatik dirinya sudah mendapat pesanan dari berbagai instansi termasuk dari Bupati Tana Tidung sendiri.

"Awal mula berjalan itu pesanannya paling banyak ada 20 sampai 30 lembar dari instansi yang ada di KTT termasuk Bupati juga," ungkapnya.

Usaha batik yang digeluti Yusuf bersama istrinya saat ini sudah mulai dikenal khalayak luas sehingga tak jarang dirinya didatangi pengunjung dari berbagai daerah.

"Sebelumnya juga ada tamu-tamu dari luar termasuk Jakarta datang berkunjung katanya mau lihat proses pengerjaannya udah mulai dikenal," katanya.

Dengan semakin terkenal produksi batiknya, penghasilan yang didapatkan Yusuf bersama istrinya terus bertambah. Sehingga penghasilan yang didapatkan ini, ia putar kembali sebagai modal usahanya agar terus dapat produksi batik buatannya.

"Tapi itu kan kita putar kembali untuk modal, belum lagi kalau ada alat yang rusak perlu diperbaiki lagi, apalagi kadang kita pinjam kain dari konveksi," sambungnya.

Batik yang dibuat Yusuf 02 06072024
Contoh Batik yang yang Dibuat Yusuf (52) di Rumahnya Jl Swadaya Rt 02 Desa Sengkong Kecamatan Sesayap hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ), Sabtu (6/7/2024).
Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved