Kumpulan Pantun
25 Pantun Berduka Cita dalam Bahasa Melayu, Ungkapan Kesedihan Mendalam atas Masalah Hidup
Baca kumpulan pantun berduka cita dalam Bahasa Melayu berikut ini, berisi ungkapan kesedihan atas masalah hidup, cocok dipelajari untuk menambah ilmu.
Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM - Kumpulan pantun berduka cita adalah pantun yang berisi ungkapan sedih atas sebuah peristiwa yang dialami oleh seseorang.
Saat diri sendiri sedang dirundung duka atas berbagai masalah hidup, kamu bisa mengungkapkan perasaan tersebut melalui pantun.
Kiranya, ucapan yang kamu keluarkan nantinya dapat membuat lega hati dan perasaan.
Bukan pantun biasa, kumpulan pantun berduka cita dalam artikel ini termasuk ke dalam jenis pantun Melayu anak-anak.
Bagi kamu yang tertarik mempelajari karya sastra Melayu, kumpulan pantun berduka cita ini cocok menambah wawasanmu.
Dikutip dari buku 'Pantun Melayu' karya Redaksi Balai Pustaka, TribunKaltara.com mengumpulkan pantun berduka cita dalam Bahasa Melayu berikut ini.
Baca juga: 23 Pantun Melayu tentang Cinta, Kata-kata Romantis untuk Disampaikan ke Orang Tersayang
Kumpulan pantun Melayu berduka cita
1. Sinangis lauk 'rang Tiku,
diatur dengan duri pandan.
Menangis duduk di pintu,
melihat ayah pergi berjalan.
2. Hiu beli belanak beli,
udang di Manggung beli pula.
Adik benci kakak pun benci,
orang di kampung benci pula.
3. Rakit ditetas dengan kapak,
hanyutkan dari Pulau Kukus.
Sakitnya saya tidak berbapak,
apa kehendak tidaklah lulus.
4. Lurus jalannya ke Tanjung Sani,
berkelok tentang ladang lada.
Jauh bedanya nasibku ini,
dengan anak orang berada.
5. Kuini tumbuh di Bandan,
ke barat condong buahnya.
Kalau begini peruntungan badan,
alamat melarat kesudahannya.
Kumpulan pantun Melayu berduka cita
6. Merpati terbang ke jalan,
ikan belanak makan karang.
Bunda mati, bapak berjalan,
melarat anak tinggal seorang.
7. Tukang batu mengasah pahat,
mengambil air dari tepian.
Ayah bunda cobalah lihat,
anak menanggung perasaian.
8. Emas urai dalam geleta,
kain pendukung koyak di bendi.
Biar berurai air mata.
ayah kandung tidak peduli.
9. Berbuah kedempung di kuala,
sayak dipenggal keganti cawan.
Ayah kandung berbini muda,
anakda tinggal tak berkawan.
10. Elang berkulit tengah hari,
Cendrawasih mengirai kapak.
Alang sakitnya berbapa tiri,
awak menangis disangkanya gelak.
Baca juga: 25 Peribahasa Melayu tentang Pendidikan, Bisa Dipakai untuk Menjawab Tugas Sekolah
Kumpulan pantun Melayu berduka cita
11. Benang tidak sutera tida,
bunga raya kuntum salikin.
Uang tidak serba tidak,
apa daya untung miskin.
12. Beringin di tepi bandar,
buaya bersarang di bawahnya.
Hati ingin hendak belajar,
'rang tua sayang menyerahkannya.
13. Apa disesal padanya tudung,
tudung saji terendak Bantan.
Apa disesal padanya untung,
sudah takdir pendapatan badan.
14. Buah kepundung di atas dulang,
mari dimakan siang hari.
Kakak kandung lekaslah pulang,
adik teragak sepanjang hari.
15. Dari Padang ke tangsi Curup,
automobiel berbunyi ribut.
Hari petang pintu tertutup,
dipanggil bunda tidak menyahut.
Baca juga: 15 Pepatah Melayu Bijak Lengkap dengan Maknanya, Cocok jadi Referensi Tugas Sekolah
Kumpulan pantun Melayu berduka cita
16. Bapak waja pakai di ladang,
si belang puntung memakan padi.
Sejak bapa pergi berdagang,
untung anak tak keruan lagi.
17. Asam Jawa tumbuh di pagar,
berbuah dalam musim penghujan.
Kalau tidak menaruh sabar,
wallahualam bagian badan.
18. Pinang tua tidak membeli,
buah rotan di dukungannya.
Orang tua tidak peduli,
akan kesakitan anak kandungnya.
19. Besar ombaknya Kampung Purus,
terdengar sampai ke Kampung Sebelah.
Di mana badan takkan kurus,
bapak tiri empunya olah.
20. Kerambil hijau buahnya lupa,
kebatlah lidi dengan panda.
Kalau di balik belakang bapa,
cacat dan maki tiba di badan.
Kumpulan pantun Melayu berduka cita
21. Buah mangga di Tanah Sirah,
masak sendiri bawakan bakul.
Bapa saya sangat pemarah,
salah sedikit suka memukul.
22. Kelapa muda makan di sawah,
tuan haji duduk sembahyang.
Ketika bermuka dengan ayah,
Ibu tiri berupa sayang.
23. Asam beruah musim penghujan,
pinang tua tidak membeli.
Wallahualam bagian badan,
sebab 'rang tua tidak peduli.
24. Dari Petani pulang ke Padang,
membawa unggas bergombak bauk.
Pergi pagi pulangnya petang,
membawa beras upah menumbuk.
25. Tudung nasiku rotan beranyam,
tidak rotan bilah patahkan.
Untung bundaku sebagai ayam,
tidak mengekas tidaklah makan.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Pantun-berduka-cita-bahasa-Melayu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.