Berita Tana Tidung Terkini

Hingga Juli PPPA Tana Tidung Catat 5 Kasus Pelecehan Seksual: Batasan Lawan Jenis Bisa jadi Pencegah

Pelecehan Seksual terhadap anak yang kerap terjadi di KTT melibatkan orang terdekat yang mana seharusnya jadi pelindung bagi anak atau keluarga.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/RISMAYANTI
Diahleni, Kabid PPPA Dinsos PMD Tana Tidung saat ditemui TribunKaltara.com di kantornya, Jum'at (9/8/2024). (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Miris, pelecehan seksual terhadap anak yang kerap terjadi di Kabupaten Tana Tidung melibatkan orang terdekat yang mana seharusnya jadi pelindung bagi anak atau keluarga mereka.

Namun, malah justru menjadi pelaku utama pelecehan seksual.

Diketahui tahun 2024 pada semester awal di Bulan Januari hingga Juli sudah ditemukan lima kasus pelecehan seksual terhadap anak yang mana rata-rata pelakunya merupakan keluarga korban bahkan ayah korban.

Menurut Diahleni Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( PPPA ) Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ( Dinsos PMD ) Tana Tidung, orang tua harus dapat lebih peduli bagaimana perilaku anaknya.

Baca juga: Pelecehan Seksual Terhadap Anak di Tana Tidung Meningkat, Mirisnya Pelaku Orang Terdekat Korban

"Yang jelas pondasi awal itu itu dari keluarga terutama orang tua untuk dapat lebih awas lagi terhadap perilaku anaknya anaknya," ujar Diahleni kepada TribunKaltara.com saat ditemui di Kantornya, Jum'at (9/8/2024).

Sebagai orang tua, sudah seharusnya bisa mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada anak.

"Hal-hal yang memang tidak biasa terjadi pada anak akan membuat perubahan perilaku pada anak saat itu terjadi seharusnya kita sudah bisa mengetahui itu," paparnya.

Ia menjelaskan perlu adanya batasan antara lawan jenis antara perempuan dan laki-laki sekalipun bersama orang terdekat untuk mencegah terjadinya pelecehan terhadap anak.

"Selain itu batasan yang penting antara lelaki dan perempuan di dalam rumah meskipun dia anak dan orang tua kalau sudah lawan jenis itu tetap harus dibatasi," jelasnya.

Ia juga menerangkan keluarga terutama orang tua harus lebih peduli tentang keberadaan dan tingkah laku anaknya.

"Kita juga harus sama-sama tanamkan rasa kepedulian terhadap sesama kita di dalam keluarga jangan sampai ada rasa cuek atau acuh misalnya kapan anak pulang sekolah atau apakah ada perubahan pada anak," terangnya.

Selain itu, masyarakat khususnya tetangga diharapkan juga terlibat untuk mencegah tindakan buruk yang mungkin terjadi disekitar kita.

"Masyarakat sekitar juga gitu terutama tetangga jika kita mendengar ada keributan mohon lebih cepat responnya lebih peduli terhadap apa yang terjadi rasa kepedulian kita terhadap mereka itu penting untuk bisa mencegah tindakan itu," harapnya.

Ia juga mengatakan kekerasan dan pelecehan terhadap anak dapat terjadi karena ada kesempatan yang dimiliki oleh pelaku.

Baca juga: Modus Obati Adik Ipar di Bawah Umur Berujung Pelecehan Seksual, Pria di Nunukan Dipolisikan

"Karena hal-hal seperti ini hal utama terjadinya karena adanya kesempatan yang awalnya tidak ada niatan begitu tapi karena ada kesempatan maka hal-hal buruk seperti itu bisa terjadi," katanya. 

Ia menuturkan, rasa kepedulian terhadap sesama diharapkan bisa mengurangi terjadinya tindakan buruk di lingkungan sekitar kita.

"Dengan kepedulian terhadap sesama kita dan dengan lingkungan kita harapannya bisa meminimalisir terjadinya hal hal buruk yang ada di sekitar kita," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved