Berita Bulungan Terkini

Kisah Warga Desa Transmigrasi Bulungan Jemput Ekonomi di Tanjung Selor: Bawa Hasil Panen ke Kulteka

Suasana ramai lalu lalang di Kuliner Tepian Kayan (Kulteka) pada akhir pekan atau hari minggu sering terlihat pada pagi hingga siang hari.

Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Desi Kartika
Aktivitas ibu-ibu dari Desa Tanjung Buka saat mengangkut dagangan kelapa dan pisang di Kulteka Tanjung Selor (TribunKaltara.com / Desi Kartika) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Suasana ramai lalu lalang di Kuliner Tepian Kayan ( Kulteka ) pada akhir pekan atau hari minggu sering terlihat pada pagi hingga siang hari.

Namun kondisi ramai tersebut bukan berasal dari stand-stand warung yang biasa dibuka saat malam hari sebagai tempat kuliner, tetapi dari para ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar untuk menjemput ekonomi di Kota Tanjung Selor.

Mereka (Ibu-ibu) yang berasal dari Desa Tanjung Buka, yang merupakan wilayah satuan permukiman transmigrasi yang datang ke Kota Tanjung Selor dengan menggunakan moda transportasi sungai atau perahu ketiting.

Kebanyakan dari mereka adalah pedagang atau penjual sayur keliling didesannya yang datang ke Tanjung Selor untuk menjual hasil perkebunan dan membeli barang dagangan baru untuk dijual.

Baca juga: Jaringan Listrik di Desa Tanjung Buka Bulungan Berfungsi, Pemprov Kaltara Beri Apresiasi PLN 

Hasil kebun yang biasa dibawa yakni seperti buah kelapa, pisang kepok, pisang raja, singkong dan lainnya.

Pedagang toko kelontong, Painem (37) menjelaskan bahwa kegiatan ‘naik’ atau pergi ke Kota merupakan kegiatan rutinan yang dilakukannya bersama ibu-ibu penjual lainnya disetiap akhir pekan.

Selain untuk menjual hasil kebunnya, akhir pekan juga merupakan waktu yang tepat untuknya berbelanja barang dagangan tokonnya.

“Saya bawa kelapa dan pisang. Lumayan sebagai pengganti ongkos kan,” kata Painem kepada TribunKaltara.com, Minggu (11/8/2024).

Painem juga mengatakan bahwa kegiatan ‘naik’ Kota biasa dilakukan oleh para ibu-ibu.

Hal tersebut bukan berarti para suami mereka tidak bekerja.

“Iya, ini ibu-ibu yang berangkat belanja. Karena bapaknya kan dirumah urus sawah. Ada yang suaminnya juga sudah meninggal,” jelasnya.

Penjual sayur keliling, Arom (45) Ia yang saat itu membawa banyak dagangan kelapa untuk dijual kembali ke pedagang di Tanjung Selor menyampaikan bahwa meskipun melelahkan namun ia merasa gembira setiap kali ‘naik’ Kota bersama para ibu-ibu lainnya.

“Kalau saya ini kelapannya beli. Jadi tetangga yang punya kelapa saya beli dan saya jual ditanjung, lumayan untungnnya bisa buat ongkos naik perahu,” katanya.

“Kita ini kan tinggal di kawasan Transmigrasi, jadi tidak boleh manja harus bisa memutar otak bagaimana segala sesuatu dapat memberikan untung,” lanjutnya.

Perempuan yang biasa menjajakan dagangannya menggunakan sepedah motor ini tampak sangat bersemangat mengangkut kelapa-kelapa miliknya yang tentu sudah mendapatkan pemilik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved