Berita Tana Tidung Terkini

Irau dan HUT KTT, Pakuwaja Tana Tidung Tampilkan Reog Ponorogo dan Kuda Lumping Ada Sedekah Bumi

Paguyuban Keluarga Warga Jawa Tana Tidung ikut menampilkan kebudayaan suku Jawa untuk meriahkan Irau ke-7 dan HUT ke-17 KTT.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Rismayanti
Gunung Sayuran yang Dibagikan Pakuwaja Untuk Masyarakat yang Hadir di Lapangan RTH Djoesoef Abdulllah, Jum'at (30/8/2024). (TribunKaltara.com / Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Paguyuban Keluarga Warga Jawa Tana Tidung ikut menampilkan kebudayaan suku Jawa untuk meriahkan Irau ke-7 dan HUT ke-17 Kabupaten Tana Tidung di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah, Jum'at (30/8/2024).

Adapun kesenian yang ditampilkan adalah Reog Ponorogo dan Kuda Lumping, sedangkan untuk budaya ada sedekah bumi dengan membagikan hasil panen perkebunan yang dibuat menjadi janur bahkan gunungan sayuran.

Pada saat menampilkan kesenian Kuda Lumping, salah satu peserta sampai kesurupan sehingga harus ditahan oleh seorang anggota TNI dan pesertan lainnya.
   
Dan ketika sedekah bumi berlangsung seluruh penonton langsung berebutan untuk mendapatkan sayuran dan buahan yang dibagikan.

Baca juga: Nyanyikan Lagu Tidung Dandom Nyawoku, Judika Bikin Haru Penonton IRAU Ke-7 Tana Tidung

Diungkap Sekretaris Pakuwaja Tana Tidung, Arief Setiawan kepada TribunKaltara.com apa yang ditampilkan hari ini sudah didiskusikan dengan tokoh-tokoh adat Jawa yang ada di Kabupaten Tana Tidung.

"Untuk penampilan hari ini kami sudah melaksanakan beberapa pertemuan dengan sesepuh lah bahasanya atau tokoh-tokoh yang dituakan  dan kami sepakat mengangkat  kesenian Reog Ponorogo dan Kuda Lumping tradisi Sedekah Bumi," ungkap Arief Setiawan, Jum'at (30/8/2024).

Dijelaskan olehnya Sedekah Bumi merupakan tradisi Jawa sebagai bentuk syukur atas suatu hasil yang didapat terutama atas sambutan baik masyarakat Tana Tidung kepada warga Jawa yang tinggal di Tana Tidung.

"Sedekah Bumi ini lebih kepada wujud rasa syukur kami karena merasa bahwa selama ini diterima dengan baik meskipun kita pendatang tapi di KTT ini merasa nyaman dan bisa hidup dengan baik," jelasnya

Ia menambahkan Sedekah Bumi dilakukan berbagi hasil panen seperti sayur dan buahan kepada masyarakat yang hadir di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah.

"Sedekah Bumi ini makna dari kami adalah berbagai sebenarnya, berterimakasih atas hasil yang kami dapatkan baik dari bumi maupun dari manapun itu yang kami coba bagikan kepada masyarakat yang hadir dan ditandai dalam bentuk gunungan," tambahnya.

Ia berharap semua masyarakat yang hadir dapat merasakan hasil panen yang dibagikan.

"Kami berharapnya hasil yang kami bagikan ini bisa dirasakan semua masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan kami hari ini," harapnya.

Ia mengatakan untuk suku Jawa tradisi Sedekah Bumi ini sering dilakukan pada acara-acara tertentu namun untuk Kabupaten Tana Tidung memang baru pertama kali dilaksanakan.

"Sebenarnya kalau momen tertentu ada misalnya Muharram, saya lupa di bulan apa tapi masing-masing kampung itu menandai rasa syukur kita dengan melaksanakan tradisi ini tapi mungkin ini baru pertama kali dilaksanakan di KTT," katanya.

Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Masyarakat Tetap Antusias Nonton Aksi Panggung Ghea di Irau ke-7 Tana Tidung

Jika budaya Sedekah Bumi ini memiliki respon baik dan bermanfaat bagi masyarakat Tana Tidung, Paguyuban Keluarga Warga Jawa (Pakuwaja) akan rutin melaksanakan tradisi tersebut setiap tahun dengan mengumpulkan hasil panen dari warga Jawa se-Kabupaten Tana Tidung.

"Mungkin nanti kalau dirasa itu sangat bermanfaat untuk kita  akan tradisikan  tiap tahun di KTT dan untuk sayuran atau buahannya kami swadaya sampai ke Tana Lia pun ikut nyumbang," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved