Gempa Hari Ini

Pusat Gempa Berau di Batu Putih, Warga Panik Berlarian, BMKG Ungkap Gempa Dahsyat Terjadi pada 1921

Pusat gempa Berau, Kalimantan Timur terjadi di Kecamatan Batu Putih, warga panik berlarian, BMKG ungkap peristiwa gempa dahsyat tahun 1921.

Editor: Sumarsono
Kolase/Tribun Kaltara
Update gempa Berau, Kalimantan Timur, Senin (16/9/2024) pagi ini, warga yang tinggal di pesisir panik berhamburan keluar rumah, terasa hingga Kutai Timur dan Bulungan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG REDEB – Pusat gempa Berau, Kalimantan Timur terjadi di Kecamatan Batu Putih, warga panik berlarian, BMKG ungkap peristiwa gempa dahsyat tahun 1921.

Pada Minggu (15/9/2024) malam, warga di Kecamatan Batu Putih, Berau berlarian untuk mengungsi akibat gempa magnitudo 5.6 yang menguncang kawasan tersebut.

Berdasarkan informasi BMKG Berau, terjadi gempa dua kali, pertama pada pukul 19.28.55 WITA dengan kekuatan magnitudo 4,1.

Adapun untuk gempa kedua terjadi pukul 21.08.09 Wita dengan kekuatan magnitudo 5,6. Titiknya berada di Berau wilayah Kecamatan Batu Putih.

Akibat gempa tersebut, sempat membuat masyarakat di Kampung Batu Putih panik dan mengungsi ke dataran lebih tinggi.

Peristiwa itu dibenarkan Kepala Kampung Batu Putih, Krisdiyanto.

Baca juga: Update Gempa Berau Kalimantan Timur, Warga Panik Berhamburan Keluar Rumah, Terasa hingga Kutai Timur

Menurutnya warganya yang berada di bagian Logpond atau di kawasan RT 1 dan RT 6, melarikan diri mencari lokasi aman saat merasakan adanya gempa.

“Karena guncangannya sangat terasa. Tapi sekarang sudah kami imbau agar tetap tenang tapi tetap waspada,” katanya kepada Tribunkaltim.co, Senin (16/9).

Sementara itu, Camat Batu Putih, Wahyudi, mengatakan sebagian warga yang panik mengungsi ke rumah kerabatnya di bagian dataran tinggi Batu Putih.

Gempa guncang Berau, Kalimantan Timur. (Kolase TribunKaltara.com / Twitter / @infoBMKG)
Gempa guncang Berau, Kalimantan Timur. (Kolase TribunKaltara.com / Twitter / @infoBMKG) (Kolase TribunKaltara.com / Twitter / @infoBMKG)

Kendati demikian, warga yang sempat “melarikan” diri ke rumah keluarga, sudah ada yang kembali ke rumahnya.

“Informasi terbaru, banyak yang sudah kembali ke rumahnya di tepi pantai,” jelasnya.

Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Berau yang bertugas di Kecamatan Batu Putih, Hendri, mengatakan pihaknya masih melakukan pengawasan dan memantau situasi dan kondisi perairan di ujung Logpond atau Dermaga Batu Putih.

Pada Minggu malam, ia mengakui warga di Batu Putih pergi keluar rumah karena panik.

Ia juga menginformasikan, tidak ada bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi mengguncang Kecamatan Batu Putih. “Sejak semalam belum ada,” katanya.

Baca juga: BMKG: Gempa Berau Magnitudo 5.6 Dipicu Aktivitas Sesar Mangkalihat, Tercatat 10 Kali Gempa Susulan

Salah satu warga Pesisir Talisayan yakni Hilda mengatakan Ia dan keluarganya merasakan gempa sebanyak dua kali.

“Yang sangat terasa adalah gempa yang kedua, rumah saya kayu dan terasa sekali. Baru ini merasakan gempa yang sekuat ini,” tegasnya, Mimgu (15/9).

Hingga ke Kutai Timur dan Kaltara

Kepala BMKG Berau Ade Haryanto mengatakan, untuk gempa pertama tercatat di wilayah Kecamatan Batu Putih.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1.33 LU dan 118.44 BT, atau tepatnya berlokasi 143 km tenggara Berau ( Kalimantan Timur), pada kedalaman 11 km.

Untuk kedua lanjut Ade, berlokasi di titik koordinat 1.28 LU, 118.42 BT atau 145km tenggara Berau, dengan kedalaman 10 km.

Update gempa Berau, Kalimantan Timur, Senin (16/9/2024) pagi ini, warga yang tinggal di pesisir panik berhamburan keluar rumah, terasa hingga Kutai Timur.
Update gempa Berau, Kalimantan Timur, Senin (16/9/2024) pagi ini, warga yang tinggal di pesisir panik berhamburan keluar rumah, terasa hingga Kutai Timur. (Kolase/Tribun Kaltara)

Dijelaskannya juga, untuk gempa kedua, kekuatannya lebih besar yakni magnitudo 5,6, dibanding gempa pertama yang hanya berkekuatan magnitudo 4,1.

Tidak hanya dirasakan masyarakat di Kabupaten Berau saja, tapi juga sampai sejumlah wilayah Bulungan, Kalimantan Utara.

“Ini dirasakan di Kabupaten Berau, yakni Teluk Bayur, Tanjung Redeb, seluruh wilayah pesisir Berau. Gempa ini juga dirasakan di Bulungan hingga Tarakan, Kalimantan Utara,” katanya.

Dirinya juga menyampaikan, saat ini pihaknya juga masih mencari tahu dampak dari gempa yang terjadi. “Kami juga masih mengumpulkan dampak dari gempa ini,” ujarnya.

Akibat gempa tersebut, diinformasikan, sejumlah masyarkat bermukim di pesisir Berau, khususnya di Kecamatan Batu Putih dan Bidukbiduk mengalami kepanikan.

Bahkan, sempat melarikan diri ke luar rumah.

Mengetahui hal itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat yang bermukim di pesisir Berau, khususunya Talisayan, Biatan, Batu Putih, Bidukbiduk, Maratua hingga Kecamatan Pulau Derawan untuk tetap tenang dan tidak panik.

Baca juga: Gempa Bumi Tenggara Sukabumi Jawa Barat Pagi Ini, Cek Pusat Gempa Terkini via BMKG, Kedalaman 18 Km

“Tetap tenang dan jangan terpengaruh isu yang tidak bisa diertanggungjawabkan. Kami akan selalu memberikan informasi update terkait dengan gempa ini,” katanya.

Di Kecamatan Sangatta Utara, sebagian warga merasakan getaran gempa sekitar pukul 21.09 Wita dan kurang lebih berdurasi 10 detik.

Berdasarkan pantauan Tribunkaltim.co, getaran terasa lumayan kencang untuk bangunan rumah kayu ulin berbentuk panggung.

Tak hanya itu, salah satu warga Kawasan Sangkulirang Seberang, yang berdekatan dengan laut, Della juga merasakan getaran.

"Iya terasa betul gempanya untuk ukuran bangunan kayu ulin," ujarnya singkat, Minggu (15/9) malam.

Getaran serupa juga dirasakan di beberapa wilayah Kutai Timur, seperti Desa Tepian Terap, Kecamatan Muara Bengkal, Kecamatan Rantau Pulung.

Analisa BMKG

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,30° LU ; 118,46° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 147 kilometer tenggara Berau, pada kedalaman 11 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal diduga akibat aktivitas sesar Mangkalihat.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca juga: Update Gempa Berau Kaltim M 5.6 Malam Ini, BMKG: Getaran Terasa di Tanjung Selor Kalimantan Utara

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Berau, Tanjung Redep, Teluk Bayur  Tanjung Selor, Tarakan, Bulungan dengan skala intensitas III-IV MMI.

"Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.

Gempa bumi ini didahului dengan gempa pembuka magnitudo 4,1.

Hingga pukul 21.45 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 (satu) aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). “Hingga pukul 7.00 WIB, tercatat ada 18 kali gempa susulan,” imbuh Daryono.

Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca juga: BMKG: Gempa Berau Magnitudo 5.6 Dipicu Aktivitas Sesar Mangkalihat, Tercatat 10 Kali Gempa Susulan

Peristiwa Gempa Dahsyat 1921

Daryono mengatakan, gempa ini mengingatkan pada gempa dahsyat pada 14 Mei 1921 yang terjadi di Kalimantan Timur mencapai skala intensitas maksimum VII MMI (kerusakan berat).

Gempa ini menyebabkan kerusakan di wilayah Sangkulirang dengan kerusakan paling parah terjadi di Pulau Rending (Teluk Sangkulirang).

"Di Pulau ini banyak rumah rusak di Kaliorang dan Sekurau," kata Daryono, Senin (16/9/2024).

Dampak gempa menyebabkan lubang bor menyemburkan air, terjadi rekahan-rekahan tanah sepanjang 10 m, lebar 20 cm, dengan kedalaman 2 m dan menyemburkan air bercampur pasir dan tanah liat (terjadi likuifaksi).

Wilayah yang diguncang gempa ini mencapai radius 250 km. Terjadi 10 kali guncangan-guncangan kuat yang berulang (gempa susulan).

Gempa dipicu Sesar Sangkulirang (Sangkulirang Fault Zone) ini memicu tsunami menimbulkan kerusakan parah di Sekurau.

Menurut saksi mata, tsunami menggenangi jalan hingga setinggi 1 meter. (rap/ril/kps)

(*)

Baca berita terkini Tribun Kaltara di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved