Berita Dunia Terkini

Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas dari Khan Younis yang Diumumkan Tewas di Gaza oleh Israel

Inilah profil Yahya Sinwar, pemimpin Hamas dari Khan Younis yang diklaim tewas oleh Israel setelah serangan di Rafah, Gaza selatan, Palestina.

Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Sumarsono
Anadolu Agency via Getty Images
Yahya Sinwar, Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Jalur Gaza diumumkan tewas oleh Israel usai penyerangan di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, Palestina, Rabu (16/10/2024) waktu setempat. 

TRIBUNKALTARA.COM - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dikabarkan tewas setelah Israel melakukan serangan di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (16/10/2024) waktu setempat.

Militer Israel meyakini bahwa Yahya Sinwar tewas usai baku tembak selama operasi militer rutin di jalur Gaza.

Mengutip dari BBC, Jumat (18/10/2024), gedung tersebut dikepung lantaran Israel menduga lokasi ini digunakan oleh tokoh senior Hamas.

Serangan yang dilakukan oleh Israel itu menewaskan tiga orang, salah satunya Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar
Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, memberikan pidato saat bertemu dengan orang-orang di sebuah aula di sisi laut Kota Gaza, Sabtu, 30 April 2022.(AP PHOTO/ADEL HANA)

Sementara itu, Amerika Serikat yang merupakan sekutu Israel telah mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar Tewas. Hal ini didasarkan pada hasil tes DNA.

Israel memiliki DNA Sinwar karena pemimpin Hamas ini pernah ditangkap pada 1980-an.

Baca juga: Reaksi Menlu RI Retno Marsudi Hadapi Teror Israel di Markas UNIFIL Lebanon: Indonesia Tidak Gentar

Jika dilihat dari gambar grafis yang beredar di dunia maya, terlihat sesosok mayat mirip Sinwar tergeletak di reruntuhan dengan cedera kepala parah.

Simak profil pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang tewas dibunuh Israel berikut ini.

Profil Yahya Sinwar

Yahya Sinwar yang berusia 61 tahun dikenal luas sebagai Abu Ibrahim. Ia lahir di kamp pengungsi Khan Younis di ujung selatan Jalur Gaza.

Orangtuanya berasal dari Ashkelon namun menjadi pengungi setelah terjadi pemindahan massal warga Palestina dari tanah leluhur mereka sendiri usai berdirinya Israel pada 1948.

Sinwar menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Khusus Laki-laki Khan Younis dan lulus dengan gelar sarjana Bahasa Arab dari Universitas Islam Gaza.

Pria 61 tahun ini pertama kali ditangkap oleh Israel pada tahun 1982 pada usia 19 tahun. Pada tahun 1985 ia ditangkap untuk kedua kalinya.

Saat itulah ia mendapat kepercayaan dari pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin untuk bergabung.

Pada tahun 1987, dua tahun setelah Hamas didirikan, Yahya Sinwar mendirikan organisasi Al-Majd. Usianya kala itu baru 25 tahun.

Al-Majd terkenal sebab menjadi organisasi yang menghukum orang-orang pelaku pelanggar moral.

Baca juga: Camillia Zara Dihujat Karena Unggah Produk Israel yang Diboikot: Pernah Viral Lepas Hijab

Organisasi ini menargetkan toko-toko yang menyediakan video seks serta memburu dan membunuh siapa pun yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.

Pada 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan terhadap dua tentara Israel.

Ia kemudian ditangkap dan dijatuhi empat hukuman seumur hidup.

Pemimpin Hamas ini menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di penjara Israel, yakni dari tahun 1988 hingga 2011.

Menurut mantan Direktur Departemen Investigasi di Badan Keamanan Israel atau Shin Bet, Michael Koubi, Sinwar merupakan sosok yang menonjol, karismatik, mudah bergaul, cerdik, dan terbuka terhadap tahanan dari semua faksi politik.

Sinwar juga mempelajari bahasa Ibrani, masyarakat Israel, suka memberi makan kepada sesama tahanan selama dipenjara, dan membuat makanan.

“Menjadi seorang pemimpin di dalam penjara memberinya pengalaman dalam negosiasi dan dialog, dan dia memahami mentalitas musuh dan cara mengatasinya,” kata rekan Sinwar selama mendekam di penjara Israel, Anwar Yassine dikutip dari Associated Press.

Sinwar dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan membebaskan 1.027 tahanan Palestina dan Arab Israel dari penjara dengan imbalan seorang sandera Israel, tentara IDF Gilad Shalit.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terkena Sasaran Rudal Israel, KBRI Amman Pastikan 13 WNI Selamat

Setelah bebas dari penjara Israel pada 2011, Sinwar terpilih menjadi Kepala Biro Politik Hamas di Gaza
Ia bekerja sama dengan Ismail Haniyeh untuk menyelaraskan Hamas dengan Iran dan Hizbullah.

Saat menjadi pemimpin Hamas, Sinwar berfokus pada pembangunan kekuatan militer.

Menurut laporan New York Times, Jumat, Sinwar sudah menikah dan memiliki anak, namun ia tidak membahas keluarganya saat berbicara di depan umum.

Respons Iran atas Tewasnya Yahya Sinwar

Usai kabar tewasnya Yahya Sinwar, Iran melalui perwakilannya di PBB mengatakan bahwa peristiwa itu justru akan menguatkan semangat perlawanan kepada Israel di Gaza.

Menurut Iran, Sinwar adalah contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan perjuangannya untuk membebaskan Palestina.

“Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus berlanjut, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi,” kata Iran dikutip dari Al-Arabiya, Jumat.

(*)

Baca berita Tribun Kaltara terkini di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved