Berita Nasional Terkini

Tepis Isu Bermusuhan dengan Prabowo, Megawati Mengaku Curhat ke Presiden soal Hasto Kristiyanto

Megawati Soekarnoputri tepis isu bemusuhan dengan Prabowo, mengaku curhat ke Presiden sekaligus Ketum Gerindra soal Hasto Kristiyanto.

Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Sumarsono
Dok.Sekretariat Presiden
Megawati Soekarnoputri tepis isu bermusuhan dengan Prabowo, akui curhat ke Presiden sekaligus Ketum Gerindra soal Hasto Kristiyanto. 

TRIBUNKALTARA.COM - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menegaskan hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto tidak mengalami masalah.

Persahabatan keduanya tetap terjalin hingga kini.

Ketua umum partai berlambang banteng itu merasa harus menyampaikan hal tersebut lantaran menyadari banyak pihak yang menduga ia bermusuhan dengan Prabowo terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu, wah kayaknya musuhan. Enggak! Enggak!" tegas Megawati dalam pidato politiknya pada pembukaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDI-P, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Para kader PDI-P yang antusias mendengar klarifikasi Megawati itu sontak bertepuk tangan meriah.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat berpidato dalam HUT ke-52 PDI-P di Sekolah Partai, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025).
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat berpidato dalam HUT ke-52 PDI-P di Sekolah Partai, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2025). (Tangkapan layar Youtube PDI Perjuangan)

Megawati lantas mengungkap bahwa hubungan personalnya dengan Prabowo seakan ingin meyakinkan publik bahwa tiada masalah di antara keduanya.

Melanjutkan pidatonya, Megawati mengaku terus menjalin komunikasi dengan Prabowo.

Baca juga: Isi 8 Pesan Titipan Megawati untuk Prabowo, Ketum PDIP Janji Mau Bertemu usai Jokowi Lengser

Salah satunya yang terkini adalah ketika Megawati menanyakan perasaan kepada Prabowo apabila anak buahnya di partai mendapat perlakuan tidak adil. 


Megawati menanyakan itu karena melihat dia dan Prabowo sama-sama ketua umum partai politik.

"Lha, tapi saya bilang, 'Mas, kita kan, saya ketua umum, kamu ketua umum, lihat anak buah kamu dibegitukan, apa rasanya sebagai ketua umum? Pasti perasaan kita sama'," ujarnya.

Adapun PDI-P beberapa bulan belakangan tertimpa masalah di mana Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku.

Pihak PDI-P menganggap hal ini bukan murni penegakan hukum, melainkan upaya politisasi hukum.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengungkap kebiasaannya ketika menjamu Prabowo, yakni memasak nasi goreng.

Prabowo disebut menyukai nasi goreng buatan putri Proklamator RI Soekarno ini.

Megawati mengemukakan soal ini karena merasa banyak yang datang kepadanya untuk minta dimasakkan nasi goreng.

Baca juga: Terungkap Alasan Megawati Tak Hadir di Acara Pelantikan Presiden dan Wapres, 33 Kepala Negara Datang

Namun, untuk saat ini, Megawati belum bisa masak nasi goreng lagi untuk Prabowo karena sedang pusing memikirkan anak buahnya di PDI-P yang terkena masalah.

"Lha iya lho, memangnya enggak boleh? Ya boleh. Tapi ini kan prinsip," ungkap dia.

Untuk diketahui, Megawati menganggap masakan nasi goreng sebagai "senjata" yang digunakan untuk diplomasi politik. 

Sudah berulang kali Megawati memasakkan nasi goreng untuk Prabowo yang menjadi lawan politiknya pada Pilpres 2024.

Meski demikian, keduanya pernah bersama saat maju pada Pilpres 2009. Megawati sebagai calon presiden dan Prabowo calon wakil presiden.

Bukan Oposisi yang Keras

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, menilai Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memberi kode bahwa pihaknya bukanlah oposisi yang keras di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, kode itu disampaikan ketika Megawati menegaskan bahwa dirinya tidak bermusuhan dengan Prabowo.

"Strategi meningkatkan bargaining position, dengan menjaga hubungan baik dengan Prabowo, Megawati bisa memperkuat posisi tawar PDI-P.

Megawati mungkin ingin menunjukkan bahwa PDI-P bukanlah oposisi yang keras dan tidak kompromistis.

Sikap ini juga bisa digunakan untuk menjaga fleksibilitas manuver politik partai," ujar Verdy dikutip dari Kompas.com, Senin (13/1/2025).

Baca juga: Puan Maharani Bocorkan Jadwal Pertemuan Megawati dan Prabowo, Gerindra Tunggu Respon PDIP

Verdy mengatakan, pernyataan Megawati juga menegaskan bahwa, meskipun PDI-P tidak berada dalam KIM Plus, hubungan personal Megawati dan Prabowo tetap terjaga.

Dalam komunikasi politik, narasi seperti ini merupakan wujud kematangan politik, di mana Megawati dan Prabowo sama-sama figur negarawan yang berorientasi pada kepentingan bangsa.

Lalu, kata dia, penegasan Megawati ini juga sinyal keterbukaan PDI-P untuk menjalin kerja sama politik. 

"Pernyataan Megawati juga dapat diartikan sebagai sinyal terbuka untuk kemungkinan PDI-P yang saat ini masih berada di luar pemerintahan, tetapi dengan hubungan baik yang ditekankan Megawati, peluang untuk bekerja sama dengan Prabowo cukup besar," tuturnya.

Sementara itu, Verdy berpandangan, relasi politik antara PDI-P dengan Prabowo juga dapat dilihat dalam persoalan kasus suap Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Reaksi Hasto setelah Ditetapkan KPK sebagai Tersangka Kasus Harun Masiku, Singgung Penguasa Otoriter

"Prabowo ingin menunjukkan bahwa ia tidak akan melakukan intervensi atau cawe-cawe dalam persoalan hukum Hasto.

Apapalagi terjebak dalam konflik antara PDI-P dengan mantan Presiden Jokowi, sekaligus menghindari kesan adanya konflik kepentingan atau keberpihakan. 

Sikap ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik, khususnya dengan Megawati dan pada umumnya dengan PDI-P," imbuh Verdy.

(*)

Baca berita Tribun Kaltara terkini di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved