Berita Nasional Terkini

GP Ansor dan Pemuda Katolik Kompak Belajar Olah Susu di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng Temanggung

GP Ansor dan Pemuda Katolik kompak menimba ilmu pengolahan susu di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung Jawa Tengah.

ISTIMEWA
Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Katolik kompak menimba ilmu di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung Jawa Tengah, mereka didampingi Taprof (Pengajar) Bidang Ideologi Lemhannas RI AM, Putut Prabantoro (kiri depan baju hitam). Selasa (18/02/2025). (ISTIMEWA) 

TRIBUNKALTARA.COM, TEMANGGUNG - Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Katolik kompak menimba ilmu di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung Jawa Tengah, Selasa (18/02/2025).

Organisasi pemuda lintas agama ini tertarik dengan keberhasilan rahib Katolik dari Ordo Trapis (OCSO) dalam mengelola sistem peternakan dan industri pengolahan susu.

Bertempat di kaki Gunung Sindoro, Desa Ngemplak, Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini, Pertapaan Santa Maria Rawaseneng lebih dari sekadar rumah doa.

Biara yang sudah berdiri sejak tahun 1953 itu merupakan pusat kegiatan ekonomi mandiri yang melibatkan masyarakat sekitar.

Para rahib di sini menghidupi diri mereka tanpa bergantung pada sumbangan umat, dengan menjalankan berbagai usaha seperti perkebunan kopi, peternakan sapi perah, serta industri olahan susu dan roti.

Di dalam kompleks pertapaan, terdapat pula kafe dan pusat oleh-oleh yang menjual produk berbasis susu, seperti yoghurt, keju, wine coffee dan susu aneka rasa.

Para rahib terjun langsung mengelola keseluruhan produksi, bekerja sama dengan masyarakat sekitar, sehingga menjadi roda ekonomi yang menggerakkan desa dan mengurangi pengangguran.

Ketum GP Ansor, Addin Jauharudin dan didampingi para pengurus dari wilayah Semarang, Yogyakarta dan Temanggung datang dengan penuh antusias.

Demikian halnya Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma didampingi pengurus dari wilayah Semarang, Temanggung dan Yogyakarta.

Peristiwa ini juga disebut sebagai kunjungan bersejarah karena pertama kali ormas keagamaan datang bersilaturahmi ke pertapaan.

Di tempat pengelolaan susu di pertapaan itu, para pengurus kedua ormas pemuda keagamaan sempat menyicipi lezatnya susu buatan Rawaseneng

Hadir dalam kunjungan ini Taprof (Pengajar) Bidang Ideologi Lemhannas RI AM, Putut Prabantoro.

Rombongan disambut oleh perwakilan pimpinan pertapaan, Fr. Stefanus Octaviano Purnama dan Rm. Edy Prasetyo Pr yang bertugas di bagian penjualan produk pertapaan termasuk penanggung jawab kafe pertapaan untuk para pengunjung.

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, mengungkapkan kekagumannya setelah melihat secara langsung bagaimana para rahib membangun usaha yang mandiri dan berkelanjutan.

"Kami mendapat kesempatan melihat dari dekat proses peternakan sapi perah terintegrasi di Rawaseneng. Ini bukan hanya biara tempat berdoa, tetapi juga pusat usaha yang melibatkan masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, banyak kader Pemuda Katolik yang sedang merintis usaha peternakan di berbagai daerah, seperti peternakan kambing Ettawa di Cianjur dan peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur serta Bengkulu. 

Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk menyerap ilmu dan mencontoh praktik yang telah berhasil diterapkan di Rawaseneng.

Ketertarikan serupa juga diungkapkan Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin. 

Ia melihat bagaimana peternakan di Rawaseneng tidak hanya menghasilkan susu mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah seperti yoghurt dan keju.

"Di tempat kami, peternak hanya menjual susu ke koperasi. Sementara di sini, kami melihat bagaimana susu dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai ekonomi," katanya.

Baginya, model peternakan Rawaseneng bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. 

"Jika diterapkan lebih luas, ini bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan peternak," ujarnya.

Lebih dari sekadar pusat edukasi peternakan, Pertapaan Santa Maria Rawaseneng menjadi simbol persatuan di tengah keberagaman. 

Stefanus Octaviano Purnama, OSCO, penanggung jawab pengolahan susu di pertapaan, menegaskan biara tempatnya terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.

"Pada intinya, kita belajar bersama untuk menjadi lebih baik. Kenapa tidak menjadikan Indonesia semakin satu tanpa memandang perbedaan?" katanya.

Bagi para rahib di Rawaseneng, kunjungan dari berbagai organisasi ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan nilai kebersamaan dapat menyatukan banyak pihak.

"Ini adalah pertama kalinya kami menerima kunjungan seperti ini. Syukur-syukur ada tindak lanjut ke depannya. Kami ingin terus menjalin relasi tanpa melihat perbedaan yang ada," tambah Stefanus. 

Sementara itu, AM Putut Prabantoro mengungkapkan kerukunan, toleransi dan perdamaian mensyaratkan adanya kesejahteraan bersama sebagai tujuan akhir.

Menurutnya, ormas keagamaan dalam visi misinya harus memastikan para anggotanya juga sejahtera secara khusus dan juga masyarakat Indonesia.

"Membangun perekonomian bersama di kota atau daerah di mana ormas atau cabangnya berada, adalah suatu cara yang dapat diterapkan untuk menyejahterakan para anggota," kata AM Putut Prabantoro.

Putut mengapresiasi GP Ansor dan Pemuda Katolik, yang memberi contoh, hubungan harmonis antarumatberagama harus menuju kesejahteraan bersama.

"Dan itu saling melengkapi, saling belajar dan saling bertukar pikiran dalam bentuk nyata. Bukan hanya wacana," ungkapnya.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved