TPID Malinau Sidak Bahan Pokok

Harga Cabai Rawit di Malinau Sering Berubah, Bakal Dilaporkan dalam Rapat Pengendalian Inflasi

Data dan temuan harga bahan pokok jelang Ramahdan saat sidak pasar di Malinau, Kalimantan Utara, akan dilaporkan dalam rapat pengendalian inflasi

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Mohamad Supri
FLUKTUASI HARGA - Asisten Bidang Perekonomian dan Setda Malinau, Jon Ifung saat memaparkan hasil inspeksi di pasar, Kamis (27/2/2025). Cabai rawit dikatakan sering mengalami perubahan harga. (TribunKaltara.com/Mohamad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Perkembangan harga bahan pokok dan pangan menjelang bulan Puasa akan disampaikan Tim dalam rapat pengendalian inflasi di Malinau, Kalimantan Utara.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Malinau, Jon Ifung memaparkan hasil yang diperoleh dalam inspeksi pasar yang dilaksanakan hari ini akan menjadi laporan bagi tim terkait evaluasi penanganan inflasi bersama Kemendagri.

Ada sejunlah komoditas yang harganya mulai tergerak. Beras premium, minyak goreng, bawang, dan yang paling sering adalah cabai rawit.

"Sebagian tadi tidak terlalu signifikan, seperti beras, kemudian minyak goreng. Tapi yang palig sering sekali berubah-ubah harganya itu cabai rawit," kata Jon Ifung kepada TribunKaltara.com, Kamis (27/2/2025).

Baca juga: Stabilkan Harga Sembako di Malinau Jelang Ramadan, Agen dan Distributor Pasok Barang dari Surabaya

Hasil pengamatan bersama tim pengendalian inflasi daerah, cabai rawit merupakan jenis komoditas yang harganya sensitif di pasaran.

Tidak hanya soal kenaikan, komoditas ini harganya cenderung berubah, dan berfluktuasi hampir setiap pekan.

Saat ini, harganya kembali naik di kisaran Rp98 ribu sampai Rp110 ribu per kilogram. Fluktuasi harga dapat menyebabkan daya beli masyarakat turun.

"Harganya seringkali berubah-ubah. Kita mendengar tadi dari pedagang di Pasar Induk. Kabar baiknya, stok bahan pangan lain stabil dan harganya juga relatif baik saat ini. Hanya cabai dan beberapa jenis barang lain," kata Jon Ifung.

Selanjutnya, tim akan mengevaluasi sejumlah temuan dan penyebab tidak stabilnya harga cabai rawit di pasaran. 

Data dan temuan mengenai harga tersebut nantinya akan disampaikan kepada Kementerian dalam Negeri sebagai bahan evaluasi penanganan inflasi daerah.

(*)

Penulis: Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved