Berita Nasional Terkini

Blunder soal Pernyataan Teror Kepala Babi untuk Tempo, Hasan Nasbi Bela Diri: Bukan Mengecilkan Pers

Hasan Nasbi klarifikasi usai pernyataan "dimasak saja" soal teror kepala babi di Kantor Tempo dikecam publik, sebut tak ada niat mengecilkan pers.

Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Amiruddin
Tribunnews/ Taufik Ismail
KLARIFIKASI HASAN NASBI - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengungkapkan banyak pihak yang iseng menyampaikan laporan ke layanan pengaduan Lapor Mas Wapres diambil dari Tribunnews.com, Minggu (23/3/2025). Klarifikasi soal pernyataannya yang blunder saat tanggapi teror kepala babi di Kantor Tempo, Hasan Nasbi sebut bukan upaya mengecilkan pers tapi singgung si peneror. 

TRIBUNKALTARA.COM - Belum lama ini, kantor Tempo mengalami aksi teror dengan mendapatkan kiriman seonggok kepala babi dengan kondisi kedua telinganya terpotong melalui paket dari orang tak dikenal.

Kepala babi itu dibungkus dengan kardus, stryrofoam, dan plastik, tanpa ada surat yang mengiringi.

Hanya ada sebuah kata "Cica" yang mengacu pada seorang jurnalis perempuan dan host siniar Bocor Alus Politik Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.

Adapun, paket diterima oleh pihak keamanan kantor pada Rabu (19/3/2025) dan baru diterima Cica pada Kamis (20/3/3035) sore, setelah kembali dari liputan.

Saat dibuka, bau busuk menguar, Redaksi Tempo lantas membawanya ke luar ruangan, karena khawatir membahayakan.

Setelah dibuka, tampak kepala babi yang terbungkus plastik lekat-lekat.

TEROR KEPALA BABI - Kantor Tempo di Jakarta mendapatkan teror berupa kiriman paket berisi kepala babi dari orang tak dikenal pada Kamis (19/3/2025). Paket tersebut ditujukan untuk jurnalis Tempo yang juga host 'Bocor Alus' bernama Francisca Christy Rosana atau Cica. (Tribunnews.com/Handout)
TEROR KEPALA BABI - Kantor Tempo di Jakarta mendapatkan teror berupa kiriman paket berisi kepala babi dari orang tak dikenal pada Kamis (19/3/2025). Paket tersebut ditujukan untuk jurnalis Tempo yang juga host 'Bocor Alus' bernama Francisca Christy Rosana atau Cica. (Tribunnews.com/Handout)

Baca juga: Penjelasan Jajaran Prabowo soal Pembayaran Gaji 13 dan THR ASN, Ini Kata Hasan Nasbi dan Sri Mulyani

"Nah di kantor dibuka, baunya menyengat. Sehingga itu dibawa ke luar, lalu dibuka. Ya itu isinya kepala babi," kata Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat saat dihubungi, Kamis (20/3/2025) dikutip dari Kompas.com.
 
Mengenai kejadian itu, wartawan lantas bertanya kepada Hasan Nasbi selaku Kepala Komunikasi Kepresidenan/PCO sebagai perwakilan pemerintah.

Sebab, ada dugaan bahwa kepala babi itu merupakan simbol teror bagi kebebasan pers di Indonesia.

Namun, Hasan Nasbi malah memberikan komentar mengenai insiden itu dengan nada bercanda.

Ia mengatakan agar kepala babi itu dimasak saja.

"Sudah dimasak aja, sudah dimasak aja," ucap Hasan Nasbi saat konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan.

Hasan meminta masalah itu tidak dibesar-besarkan mengingat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen terhadap kebebasan pers.

"Ada yang dihalang-halangi bikin berita? Kalau enggak ada yang dihalang-halangi bikin berita, itu artinya kebebasan pers kita bagus. Ada yang di-stop buat bikin berita dan wawancara? Enggak ada. Itu artinya kebebasan pers kita bagus," beber Hasan.

"Cica tidak dihalangi untuk melanjutkan perannya sebagai host di program 'Bocor Alus'," ujar Hasan.

Klarifikasi Hasan Nasbi

Setelah ucapannya yang menyuruh agar kepala babi tersebut dimasak saja menjadi kontroversi di masyarakat, jubir Istana ini memberikan klarifikasi.

Hasan menegaskan, pernyataan "dimasak saja" yang diucapkannya terkait teror kepala babi ke redaksi Tempo, bukanlah bentuk mengecilkan kebebasan pers.

"Jadi, saya bukan mengecilkan kebebasan pers, tapi justru kita harus mengecilkan si peneror," ungkap Hasan kepada Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).

Menurutnya, ucapan itu ia sampaikan karena setuju dengan sikap Fransisca yang menanggapi teror itu dengan candaan pula, yakni mengaku lain kali akan memasak kepala babi tersebut lebih enak.

"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan Nasbi.

Hasan mengakui ia jarang setuju dengan Tempo, tetapi kali ini, ia setuju dengan respons yang dibuat Cica agar tidak memperkuat teror.

Dengan begitu, kata Hasan, peneror akan kehabisan akal dan stres karena niatnya tak tersampaikan. 

"Menurut saya kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh," ucap Hasan.

Hasan menilai, semua pihak yang memiliki konsen yang sama bahwa teror semacam mengirimkan paket berisi kepala babi, sudah ketinggalan zaman.

Oleh karenanya, ia pun menanggapi teror itu dengan candaan "dimasak saja".

Dirinya pun mendorong Tempo untuk melaporkan teror ke aparat penegak hukum dan mendorong penegak hukum untuk menindaklanjutinya.

"Kita kan enggak tahu urusan mereka dengan siapa. Tapi yang diminta tanggapan Istana. Makanya saya merasa ya proporsional saja menjawabnya," ujarnya.

"Menurut saya kalau dilaporkan ke polisi, polisi harus cari tahu tuh siapa yang mengirimkan itu. Tapi dari sisi kita, kita kan enggak tahu apa-apa. Dari sisi si wartawan Tempo itu sudah benar," tandasnya.

Alami Teror Kedua

Belum selesai soal kepala babi, kantor Tempo kembali mendapatkan teror.

Kali ini, kantor Tempo mendapat kiriman berisi enam bangkai tikus dengan masing-masing kepalanya terpotong pada Sabtu (22/3/2025) kemarin.

Bangkai tikus itu berada dalam sebuah wadah yang dibungkus kertas kado bermotif bunga mawar merah. 

Wadah tersebut ditemukan di sekitar lahan parkir Tempo, setelah dilempar dari luar pada Sabtu dini hari.

Saat dilempar, kotak berisikan bangkai tikus itu juga tidak sengaja mengenai mobil yang sedang terparkir di dalam, sehingga menyisakan jejak baret pada mobil tersebut.

Semula, petugas kebersihan yang menemukan menduga paket itu berisikan mi instan yang dikirimkan kepada Tempo.

Namun, saat dibuka, paket tersebut berisi enam bangkai tikus tak berkepala.

Kepala tikus yang terpisah dari badannya itu ditumpuk di atas bangkai-bangkai tersebut.

Paket itu juga tidak berisikan nama penerimanya karena tak ada tulisan apapun pada paket tersebut.

"Ketika mereka membukanya, ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk dengan badannya. Tidak ada tulisan apapun di kardus tersebut," kata Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra dalam keterangannya, Sabtu kemarin.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hasan Nasbi Jelaskan Pernyataan Kepala Babi untuk Jurnalis Tempo "Dimasak Saja", https://nasional.kompas.com/read/2025/03/22/14005761/hasan-nasbi-jelaskan-pernyataan-kepala-babi-untuk-jurnalis-tempo-dimasak.
Tim Redaksi: Fika Nurul Ulya, Jessi Carina

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved