3 Masalah Besar Menyambut Igor Tudor di Juventus, Pulihkan Keharmonisan Pemain jadi Tugas Utama

TRIBUNKALTARA.COM - Igor Tudor disambut dengan sejumlah masalah di Juventus, pulihkan keharmonisan pemain jadi tugas utama.

Tugas Igor Tudor sebagai pengganti Thiago Motta melatih Juventus dimulai pada Senin (24/6/2025).

Hal pertama yang harus dilakukan Tudor adalah memulihkan keharmonisan di antara tim utama di Juventus. 

Ada dugaan yang berkembang bahwa Thiago Motta gagal menyatukan visi dan misi dengan para pemain Juventus.

Oleh karena itu, membuat para pemain sejalan dengan taktik dan filosofinya akan menjadi hal pertama dalam agenda Igor Tudor sebagai juru taktik Bianconeri.

Menjaga suasana yang positif, namun kompetitif di sekitar kamp adalah suatu keharusan dan bukan target. 

Beberapa media di Italia telah menyatakan bahwa telah terjadi kebingungan tentang tim dan pemain Juventus selama beberapa bulan terakhir. 

Thiago Motta sering dituduh mengubah susunan pemain terutama kaptennya, yang menyebabkan kurangnya hierarki yang jelas di antara para pemain Juventus.

Dilansir TribunKaltara.com dari Football Italia, tugas kedua adalah menentukan dengan jelas peran pemain.

Timothy Weah, penyerang atau pemain sayap alami, telah ditempatkan sebagai bek sayap selama sebagian besar musim 2024-25.

Weston McKennie telah bermain di hampir setiap posisi di lapangan.

Kenan Yildiz telah bermain di kedua sisi, sebagai false nine sesekali, tetapi jarang dalam peran pilihannya di tengah, sementara Teun Koopmeiners telah berpindah antara posisi di poros lini tengah dan sebagai trequartista. 

Sky Sport Italia menyatakan bahwa Federico Gatti, Khephren Thuram, dan Kenan Yildiz termasuk di antara pemain yang seharusnya memainkan peran yang lebih konsisten untuk Juventus daripada yang telah mereka lakukan sejauh ini pada tahun 2024-25. 

Hal ini terkait dengan poin sebelumnya bahwa perlu ada lebih banyak jaminan tentang tulang punggung tim Juventus ini.

Banyak yang merasa bahwa pengangkatan Tudor tidak lebih menguntungkan siapa pun selain Dusan Vlahovic, yang semakin tidak disukai menjelang akhir masa jabatan Motta.