Berita Nunukan Terkini

Maret 2025 Nunukan Inflasi Tertinggi di Kalimantan Utara, Dipengaruhi Tarif Listrik dan Cabai Rawit

Tarif listrik dan harga cabai rawit inilah penyebab utama Nunukan alami inflasi tertinggi di Kalimantan Utara. Berdasarkan data BPS Nunukan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
BPS KABUPATEN NUNUKAN - Kepala BPS Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Iskandar Ahmaddien saat ditemui reporter TribunKaltara.com di ruang kerjanya pada Rabu (16/04/2025), siang 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, mencatat angka inflasi bulanan (month-to-month) Maret 2025 merupakan yang tertinggi selama perhitungan inflasi di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara sejak Januari 2024.

Berdasarkan data terbaru BPS Nunukan pada Maret 2025, inflasi mencapai 2,75 persen melampaui angka-angka sebelumnya dan menjadi sorotan publik.

"Bulan Februari 2025 di Nunukan mengalami deflasi, andil kembali normalnya beberapa barang sembako setelah naik melambung di Januari 2025," kata Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien kepada TribunKaltara.com, Rabu (16/04/2025), pukul 12.30 Wita.

Menurut Iskandar Ahmaddien, penyebab utama lonjakan inflasi ini kembalinya tarif listrik prabayar 2.200 VA ke harga normal setelah sebelumnya mendapat diskon 50 persen selama dua bulan terakhir. 

Baca juga: Laju Inflasi Kaltara Maret 2025 di Angka 1,24 Persen, Tertinggi di Nunukan

Selain itu, harga cabai rawit melonjak tajam menjelang lebaran, didorong oleh meningkatnya permintaan serta keterlambatan pengiriman dari daerah penghasil di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Ini merupakan pola musiman yang berulang. Setiap Bulan Ramadan dan Idulfitri, biasanya terjadi lonjakan permintaan dan pasokan barang menjadi terbatas. Permintaan cabai meningkat mendekati Lebaran, sedangkan stok di pasar semakin berkurang," ucap Iskandar.

Lebih lanjut Iskandar Ahmaddien mengatakan, komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi di Nunukan dari bulan ke bulan yakni tarif listrik, cabai rawit, ikan bandeng, ikan tongkol, dan ikan kembung. 

Sedangkan inflasi tahun ke tahun dipengaruhi cabai rawit, nasi dengan lauk, bahan bakar rumah tangga, dan emas perhiasan.

"Jadi ada faktor musiman atau eksternal yang mempengaruhi inflasi di Nunukan. Faktor musiman yaitu selama 15 bulan penghitungan inflasi, kami melihat setiap bulan puasa dan Hari Raya Idulfitri terjadi kenaikan harga dan inflasi. Faktor eksternal seperti kurs rupiah terhadap ringgit, banyak komoditas Malaysia yang dikonsumsi di Nunukan. Jika terjadi kenaikan nilai tukar, maka harga akan naik," ujarnya.

Baca juga: Kendalikan Laju Inflasi di Bulungan, Bupati Syarwani Minta Instansi dan Stakeholder Kolaborasi

Lanjut Iskandar Ahmaddien,"Komoditas di Nunukan juga sebagian besar berasal dari Sulawesi, apabila terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang, maka akan terjadi kelangkaan barang yang menyebabkan kenaikan harga," tambahnya.

Dikutip dari TribunKaltara.com, Tanjung Selor, BPS Kaltara mencatat, pada Maret 2025 terjadi inflasi year on year (yoy) di Provinsi Kaltara sebesar 1,24 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,36. 

Dari tiga kabupatendan kota di Kaltara untuk penghitungan inflasi, tercatat inflasi tertinggi terjadi di Nunukan sebesar 2,11 persen, dengan IHK sebesar 108,95.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved