Berita Kaltara Terkini

Warga Perbatasan RI-Malaysia Rindukan BBM Satu Harga, SPBU di Apau Kayan Sering Kehabisan Stok

Masyarakat perbatasan RI-Malaysia, tepatnya Apau Kayan, Kaltara mengaku tak pernah lagi merasakan BBM Satu Harga, sebut SPBU sering kehabisan stok.

|
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: Junisah
TribunKaltara.com/Desi Kartika Ayu
RINDU BBM SUBSIDI – Akses jalan menuju wilayah perbatasan RI-Malaysia, di Apau Kayan, Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (17/4/2025). Masyarakat Apau Kayan mengaku sudah tak lagi menikmati BBM Satu Harga, mereka merindukan BBM bersubsidi. (TribunKaltara.com/Desi Kartika Ayu) 
Berita ini telah mengalami perubahan judul dan foto dengan alasan redaksional, semula berjudul: Pertalite di Apo Kayan Malinau Rp 40 Ribu Per Liter, Warga Perbarasan Rindukan BBM Satu Hargadiganti menjadi judul: Warga Perbatasan RI-Malaysia Rindukan BBM Satu Harga, Sebut SPBU di Apau Kayan Sering Kehabisan Stok.

Mohon maaf atas kekeliruan kami.

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR- Masyarakat di perbatasan RI-Malaysia, tepatnya Apau Kayan, Malinau, Kalimantan Utara ( Kaltara) mengaku tak pernah lagi merasakan BBM (Bahan Bakar Minyak) Satu Harga.

Sulitnya akses jalan menuju wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kaltara ini, turut mempengaruhi tingginya harga BBM yang dijual.

Wilayah Apau Kayan sulit harus ditempuh dengan pesawat. Meskipun begitu bisa juga lewat darat hanya saja waktu tempuh bisa capai belasan jam dengan kondsi jalan rusak.

Salah satu warga Apau Kayan Kecamatan Kayan Hulu, Rum Tingai mengaku tak merasakan lagi program BBM Satu Harga di beberapa Kecamatan di Apau Kayan Malinau, Kaltara.

Oleh karena itu, masyarakat meminta agar Pemprov Kaltara kembali memperjuangkan BBM subsidi atau BBM Satu Harga ini.

keluhkan harga BBM tinggi di Apau Kayan 180425_1
RINDU BBM SUBSIDI - Rum Tingai, warga Kayan Hulu Kecamatan Apo Kayan Malinau Kalimantan Utara, mengeluhkan harga BBM yang tinggi di wilayah Perbatasan RI-Malaysia, Kamis (17/4/2025). Menurutnya masyarakat Apau Kayan merindukan BBM Satu Harga alias subsidi. (TribunKaltara.com/Desi Kartika Ayu)

Baca juga: Harga BBM Non Subsidi Turun, Berikut Daftar Harga Pertalite, Pertamax, dan BBM lain se Indonesia

"Dengan kehadiran para pejabat ke Apau Kayan ini, kami ingin mengajukan kembali terkait dengan BBM Satu Harga. Kurang lebih beberapa tahun sudah tidak pernah dinikmati oleh masyarakat, mungkin awal-awal saja kami merasakan," keluh Rum, Kamis (17/4/2025).
 
Ia mengatakan, masyarakat perbatasan mendapat BBM jenis bensin maupun pertalite di pengecer seharga Rp 25.000/Liter. Sedangkan solar Rp 23.000/Liter.

Menurutnya hingga saat ini belum ada solusi konkret agar masyarakat dapat merasakan kembali BBM Satu Harga atau menikmati subsidi BBM.

"Kami pernah mendengar informasi kalau jatah solar itu seharusnya 15 ton dan bensin 12 ton per bulannya setiap kecamatan. Tapi itu tidak pernah disalurkan, jadi kami tidak pernah merasakan subsidi BBM," ungkapnya.
 
Tidak hanya BBM jenis Solar dan bensin, maupun Pertalite, untuk Liquefied petroleum gas (Lpg) 3 Kg atau Lpg melon tidak pernah dirasakan masyarakat Apau Kayan.

"Tidak pernah masuk itu yang gas warna hijau, kami pakai LPG 12 Kg harganya Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu," sebutnya.

Rum mengatakan untuk BBM selama ini 70 persen masih didatangkan dari Negara Malaysia dan 30 persennya dari Indonesia.

"Di sini sudah ada SPBU sejak tahun 2018 tetapi tidak pernah ada stoknya. Kami sendiri juga tidak tahu kenapa, ucapnya.

Ia bersama masyarakat lainnya sangat berharap agar Pemerintah segera memberikan solusi. Sebab BBM masih menjadi kebutuhan primer dalam pertanian maupun perikanan sebagai mata pencahariannya masyarakat.

(*)

Penulis : Desi Kartika Ayu Nuryana

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved