Berita Nasional Terkini
Pesan Ganjar Pranowo untuk Prabowo jika Benar Ada Matahari Kembar: Presiden Harus Ambil Kendali
Politikus PDI-P Ganjar Pranowo ingatkan Prabowo Subianto untuk segera ambil kendali jika benar ada matahari kembar di dalam pemerintahan.
Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM - Ketua DPP PDI-P Bidang Pemerintahan, Ganjar Pranowo mengingatkan bahwa dalam suatu pemerintahan tak boleh ada istilah 'matahari kembar' karena pimpinan tertinggi dipegang oleh Presiden.
Hal itu disampaikan Ganjar saat ditanya soal isu matahari kembar di pemerintahan buntut para menteri Presiden Prabowo Subianto sowan ke rumah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ganjar mengatakan dirinya tak mempermasalahkan isu tersebut, sebab menurutnya, pertemuan para menteri Prabowo ke Jokowi adalah bentuk silaturahmi yang wajar.
Termasuk juga panggilan 'bos' yang disampaikan oleh dua menteri Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono.
“Kalau kemudian konteksnya kemarin orang datang bersilaturahmi, biasa saja. Orang menyebut 'bos', ya, saya kira itu kelakar karena pengusaha yang menyebut itu. Terbiasa seperti itu, saya sih tidak terlalu mempersoalkan,” kata Ganjar, di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

Meski begitu, Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menekankan bahwa dalam suatu kepemimpinan tak boleh ada matahari kembar.
Maka dari itu, menurut Ganjar, jika kondisi tersebut terjadi di Indonesia, Presiden harus bisa segera mengendalikan.
"Hanya memang jka kemudian orientasi dalam suatu kepemimpinan itu tidak dalam satu titik, pasti Presiden harus segera mengendalikan," kata Ganjar.
Ia mengatakan, kepememimpinan dan demokrasi suatu pemerintahan tetap harus berada dalam satu titik.
"Bahwa siapapun yang ada di republik ini, maka kendalinya dan demokrasi dalam pemerintah hanya satu, Presiden itu, Maka, kembar-kembar itu enggak boleh ada," ujar Ganjar.
"Kalau pun toh ada asumsi-asumsi seperti itu, saya kira segera harus diambil alih," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua MPR sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sejatinya tidak terganggu dengan adanya isu matahari kembar di pemerintahan.
"Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri era Pak Jokowi yang juga bersilaturahmi kepada Pak Jokowi," ujarnya di komplek parlemen, Kamis (17/4/2025).
"Pak Prabowo tidak merasa terganggu dengan situasi itu," tandasnya.
Muzani menegaskan, kunjungan sejumlah Menteri tersebut sebagai bentuk penghormatan dan juga silaturahmi dalam rangka lebaran.
Menurutnya, para menteri Prabowo yang dulu bekerja sebagai menteri Jokowi justru harus tetap menghormati Presiden ke-7 RI tersebut.
Muzani menyebut, seluruh jajaran Menteri Kabinet Merah Putih memiliki komitmen penuh kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Kekhawatiran soal adanya matahari kembar di pemerintahan sebelumnya dilontarkan oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).
Mardani sebenarnya meyakini bahwa Prabowo tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Presiden terdahulu.
Namun demikian, ia menekankan pentingnya jajaran kabinet untuk menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi dalam sistem pemerintahan.
"Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi."
“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” kata Mardani.
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025).
Tokoh elite Partai Golkar juga menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025), yakni Menteri ESDM yang juga Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia.
Ada pula Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang datang pada Jumat (11/4/2025).
Menariknya, usai pertemuan tersebut, Trenggono menyebut Jokowi sebagai "bos".
“Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono usai pertemuan, Jumat (11/4/2025).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan hal serupa, dengan menegaskan pertemuan itu sebagai bentuk silaturahmi dengan bosnya.
"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," kata Budi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Ingatkan Presiden Harus Segera Ambil Kendali jika Ada 'Matahari Kembar' di Pemerintahan, https://www.tribunnews.com/nasional/2025/04/27/ganjar-ingatkan-presiden-harus-segera-ambil-kendali-jika-ada-matahari-kembar-di-pemerintahan.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
Purnawirawan TNI Tuntut Pemakzulan Wapres Gibran: Kaesang Pasang Badan, Prabowo Hormati Usulan |
![]() |
---|
Prabowo Bantah Isu Dibohongi Menteri hingga Tanggapi Pengkritik MBG dan Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Zulkifli Hasan Tetap Dukung Prabowo Subianto Maju Capres 2029, Bilang Begini soal Wapres |
![]() |
---|
Tak Kunjung Pecat Mendes Yandri Susanto Buntut Cawe-cawe di Pilkada 2024, Prabowo Digugat ke PTUN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.