Berita Malinau Terkini
Cerita Camat Malinau Kota Santuni ODGJ Asal Kalbar Saat Ninjau Banjir, Rian Berkelana 3 Ribu KM
Jelang perempatan Terminal Malinau Kota, tampak seorang pria bertelanjang dada, dengan mengenakan peci hitam, berjalan tanpa alas kaki.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Rutinitas masih dalam suasana banjir, Camat Malinau Kota, Muhamad Yusuf baru selesai patroli meninjau keadaan kecamatannya yang terdampak banjir sejak sepekan terakhir, Selasa (27/5/2025).
Jelang perempatan Terminal Malinau Kota, tampak seorang pria bertelanjang dada, dengan mengenakan peci hitam, berjalan tanpa alas kaki.
Pria tersebut diduga penderita gangguan kejiwaan atau orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Keselamatan jiwanya bisa saja terancam oleh sekeliling atau banjir yang masih belum reda.
Setelah dievakuasi ke Kantor Kecamatan Malinau Kota, Camat menyantuni pria tersebut. Diberikan segelas kopi, pakaian layak pakai dan ditawari makanan.
Baca juga: Pemeriksaan Awal, Lansia di Malinau Utara Kaltara Tewas Diduga Dianiaya Anak Kandung Penderita ODGJ
Tak ada identitas resmi dari pria malang tersebut. Rambutnya panjang tak terurus, hanya celana pendek dan tas ransel hitam di punggung yang ia kenakan.
Kepada Yusuf, dia mengaku dipanggil Rian. Rian berkelana dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Utara, melintasi 3 provinsi dengan berjalan kaki.
Belakangan diketahui Rian berasal dari pelosok Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Tepatnya di ujung paling barat Pulau Kalimantan atau sekira 3 ribu km dari Malinau.
"Saya ketemu pas sehabis meninjau banjir. Kita evakuasi, khawatir kondisi saat ini masih suasana banjir," kata Camat Malinau Kota, Muhamad Yusuf kepada TribunKaltara.com, Selasa (27/5/2025).
Yusuf sempat menyantuni ODGJ tersebut. Dialog berdurasi 5 menit antara Rian dan Camat Malinau Kota menggambarkan bagaimana perjalanan Rian dari ujung barat sampai ujung paling utara Pulau Kalimantan.
Tak banyak yang bisa disimpulkan dari penuturan Rian. Selama sekira 4 hari di Malinau, dia beberapa kali disantuni warga, diberi makan. Rian dikenal irit bicara, namun tidak mengganggu warga.
Pengakuan pria malang tersebut, ia berkelana dengan berjalan kaki, sesekali menumpang gratis di angkutan umum.
"Kita kasihan juga, dan khawatir kalau-kalau mengganggu masyarakat," kata Yusuf.
Jika faktanya sesuai dengan deskripsi Rian, dia menempuh perjalanan berminggu-minggu bahkan mungkin sebulan lamanya. Rian mengaku berkelana sendiri.
Meski merupakan ODGJ, Rian cukup kooperatif, sedikit bicara tapi tetap menjawab saat ditanya. Tuturnya sopan, dan mengerti arah pertanyaan.
Rian mengaku punya keluarga di kampung halamannya, tapi tak menceritakan alasannya pergi dari Kalbar saat ditanya.
Sementara ini Rian telah dievakuasi dengan bantuan petugas Damkar dan Penyelamatan Malinau. Rian menjalani perawatan dan malam ini menginap di ruangan khusus RSUD Malinau.
Baca juga: Jumlah ODGJ di Tana Tidung Meningkat Jadi 47 Jiwa, Paling Banyak di Desa Tideng Pale dan Kujau
Kasus serupa bukan pertama kali terjadi. Sebagian besar kasus impor ODGJ kerap terjadi di Malinau 3 tahun terakhir.
Ada yang sengaja diantar ke Malinau lintas kabupaten, ada pula yang berkelana sendiri seperti halnya Rian.
Kejadian ini perlu mendapatkan perhatian tidak hanya pemerintah Malinau, juga Pemprov Kaltara, provinsi asal, juga Kementerian Sosial berkaitan meningkatnya angka penderita gangguan kejiwaan.
(*)
Penulis: Mohammad Supri
Kurang Sebulan Jelang Irau Malinau ke-11, Panitia Matangkan Persiapan |
![]() |
---|
Usaha Mikro Malinau Kaltara Didukung Naik Kelas, Peran Ibu-ibu Penopang Ekonomi Keluarga |
![]() |
---|
Cerita Perjuangan Tim Peledak Batu Jeram Sungai Bahau Atasi Krisis Transportasi Malinau Kaltara |
![]() |
---|
Selama 4 Hari, Jambore PKK Catat Transaksi Rp200 Juta untuk UMKM Malinau |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem, Peledakan Jeram Sungai Bahau Tertunda, Tim Terpadu Sudah 5 Hari Bertahan di Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.