Berita Tarakan Terkini

Kantor SAR Tarakan Usulkan Pembentuan Unit SAR di Malinau dan Bulungan, Begini Alasannya

Sebagai upaya memaksimalkan pencarian dan penyelamatan, Kantor SAR Tarakan usulkan adanya unit SAR di Bulungan dan Malinau, karena belum ada.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
KEPALA KANSAR TARAKAN- Kepala Kantor SAR (Kansar) Tarakan, Syahril. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Memaksimalkan operasi  pencarian dan penyelamatan, Kantor SAR Tarakan mengusulkan pembentukan Unit  SAR di  Malinau dan Bulungan, Kalimantan Utara

Saat ini Kantor SAR Tarakan masih menunggu respons Pemkab Bulungan dan Malinau untuk dukungan pembentukan SAR di berupa  penyediaan lahan pembangunan Kantor SAR di Bulungan dan Malinau.  

Dikatakan Syahril, Kepala Kansar Tarakan, saat ini Pos SAR yang tersedia ada di Kabupaten Nunukan. Sementara untuk Bulungan dan Malinau masih berproses.

Dijelaskan Syahril, operasi SAR tentunya mendukung pemda dalam kegiatan pencarian. Juga melihat urgensi dan potensi kecelakaan SAR di wilayah tersebut.

Baca juga: Tim SAR Tarakan Lakukan Pencarian, Susuri Lokasi Drainase Awal Anak Hilang Diduga Terseret Arus

“Karena kalau buka pos tapi tidak ada kecelakaan SAR juga buat apa. Semua ada perhitungannya. Misalnya dari jumlah operasi SAR di wilayah tersebut. Kalau di Bulungan catatan agak sering,” urainya.

Syahril mengatakan di Bulungan yang paling dominan kecelakaan di laut dan sungai (air) yang sering masuk laporannya.  Sehingga urgen dibutuhkan dibangun Pos SAR

Ia menjelaskan ada dua hal berbeda yakni Pos SAR dan Pos Unit. Untuk Pos SAR bisa  9 personel sampai 12 personel  disiagakan dalam satu tim. Sementara untuk unit SAR hanya membutuhkan sekitar 5-6 personel. 

Sampai saat ini diakui Syahril, Kantor SAR Tarakan menunggu respons dari Pemkab Malinau dan  Bulungan.

 “Kalau di Bulungan kami sudah bersurat ke bupati. Kalau di Malinau sudah pernah juga (bersurat). Kalau sudah ada dikasih tempat, kita bisa menambah alutsista dan personel ke sana,” jelasnya.

Baca juga: Hari ke-3 Operasi SAR, Bocah di Mansalong Nunukan Ditemukan Tewas Tenggelam 38 KM dari Lokasi Hilang

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa dari sisi keahlian personel, standar rescuer untuk penempatan di Pos Unit dan Pos SAR dan itu sudah  ada klasifikasinya.

“Di antaranya  minimal harus bisa menyelam setiap personel. Makanya pengembangan SDM ini dijalankan terus setiap tahun ada diklat terus. Karena ada target, satu orang harus punya enam kualifikasi SOP-nya,” jelasnya.

Dari standar nanti dibagi penempatannya dimanapun sudah memiliki kualifikasinya. Jika belum, maka tentu masih terbatas. Namun karena di pusat  ada pengembangan SDM, maka setiap rescuer atau penolong punya enam kualifikasi. Pertama menguasai dasar sar, kedua,  Medical First Responder. Kualifikasi ketiga,  Water Rescue, kualifikadi keempat,  Scuba Diving. Kualifikasi kelima, Jungle Rescuedan keenam yakni Sar Planning.

 “Bisa selam salah satunya, kemudian bisa  jungle. Contoh ada kasus tenggelam, ketika dibutuhkan spesialisasinya untuk berenang dan nyelam, maka harus siap,” tegasnya.

Ia menambahkan lagi, jika sudah ada respons pemda untuk selanjutnya penyediaan lahan, maka bisa langsung action. Karena  setiap tahun ada permintaan surat dari pusat untuk pembuatan pos unit.

“Kami berapa kali menyurat belum direspons. Dari sisi urgensi, di Malinau urgensinya di sana. Kebanyakan banjir, dan ada juga objek wisata di sana. Apalagi jika ada even besar,” terangnya.

H

TIM SAR LAKUKAN PENCARIAN – Dokumentasi pencarian dan pertolongan yang dilaksanakan Tim SAR beberapa waktu lalu terkait kasus anak berenang dan hanyut terbawa arus gelombang perairan di Tarakan, Kalimantan Utara.
H TIM SAR LAKUKAN PENCARIAN – Dokumentasi pencarian dan pertolongan yang dilaksanakan Tim SAR beberapa waktu lalu terkait kasus anak berenang dan hanyut terbawa arus gelombang perairan di Tarakan, Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Pada intinya dari sisi urgen, dinilai Pos SAR urgen untuk dibentuk di dua wilayah tersebut. Begitu juga dari sisi respons time bisa lebih cepat personel menjangkau.

Personel harus lebih cepat, 15 menit sudah harus di lokasi,” tukasnya. 

(*) 

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved