Berita Tarakan Terkini

Dua Pasien Leptospirosis di Tarakan Kini Sembuh, Masyarakat Dimbau Jaga Kebersihan Lingkungan 

Akhir-akhir hujan di Tarakan masyarakat diimbau janga kebersihan lingkungan antisipasi penyakit Leptosprirosis yang disebarkan tikus.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
KEPALA DINKES TARAKAN, Kepala Dinkes Tarakan, dr Devi Ika Indriarti. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Januari hingga Mei 2025, Dinkes Tarakan menemukan ada dua pasien Leptospirosis di Tarakan Kalimantan Utara. Kini dua pasien yang telah dilakukan perawatan tersebut sudah sembuh.  

Temuan dua kasus Leptospirosis di dua kelurahan yakni Kelurahan Karang Anyar pada 26 Februari di RT 45 dan di RT 14 Kelurahan Karang Balik pada 8 April 2025.

“Dua pasien ini sudah sembuh. Kalau tahun-tahun sebelumnya ada dirawat dan kita lakukan periksa sampel. Kadang pasien sudah membaik, tapi hasil sampel tetap ditindaklanjuti,” ucap Kepala Dinkes Tarakan dr Devi Ika Indriarti.

Kepala Dinkes Tarakan mengungkapkan penyebab leptospirosis dari baketeri Leptospira sp. Bakteri ini disebarkan oleh tikus. Bahkan Dinkes Tarakan telah mengambil sampel tikus, dengan melakukan pemasangan perangkap tikus. Selanjutnya tikus  dibedah dan dikirim sampel tersebut ke Banjarbaru. Ternyata sampel tikus tersebut diperiksa dan positif Leptospirosis.

Baca juga: Apa itu Leptospirosis? Penyakit yang Kerap Muncul saat Banjir Melanda

"Kita melakukan  surveilans sentinel Leptospirosis (SSL), jadi kita melakukan pemeriksaan misalnya di wilayah kerjanya mana nih, kelurahan mana nih, kita tangkap tikus tersebut, kita periksa dan positif.  Jadi berarti penularannyadari tikus yang ada di situ," ujarnya. 

Sehingga masyarakat diimbau untuk hati-hati. Jika misalnya berkendaraan kemudian ban kendaraannya, mengenai tikus. Diupayakan saat membersihkan mobil atau motor benar-benar bersih untuk menghindari penularan.  

"Kalau musim hujanini kan banyak tuh tikus berkeliaran di jalan raya,” ucapnya mengingatkan.

Jadi masyarakat kembali diingatkan jangan menganggap sepele keberadaan tikus, bakteri Leptospirosis lewat tikus ini dapat menyebabkan kematian.

“Apalagi musim banjir. Kami terus ingatkan kepada masyarakat, menjaga kebersihan lingkungannya. Kalau misalnya lingkungannya bersih, kan tikusnya enggak ada di sekitar kita,” terangnya.

Waspadai gejala Leptospirosis saat banjir
Waspadai gejala Leptospirosis saat banjir (Kementerian Kesehatan)

Yang dikhawatirkan tikus masuk dalam rumah dan berdampingan dengan tikus. Kemudian, jika tikus ini mengeluarkan penyakit, potensi berbahaya jika sampai terkena gigitan tikus.

Menurutnya, untuk antisipasi penyebaran Leptospirosis lewat tikus ini dapat melakukan kerja bakti dan terus menjaga kekebersihan lingkungan di dalam rumah.

“Baik di dalam rumah dan kewajiban juga membersihkan di luar rumahnya bersih. Kalau misalnya masyarakat mungkin daerah sekitar-sekitarnya got-gotnya atau area-area yang memang tidak ditempati oleh orang. Maksudnya ada yang tanah kosong, mungkin itu ya dibersihkan, jangan sampai di tempat sarang tikus,” jelasnya.

Ia menambahkan, meracun tikus tidak dianjurkan karena dikhawatirkan justru salah sasaran. 

“Itu tergantunglah pilihan masing-masing lah,  tapi kami tidak menyarankan lah. Yang kami sarankan adalah menjaga kebersihan lingkungannya,” tukasnya.

Hingga saat ini belum ada kasus baru lagi ditemukan. Namun Dinkes Tarakan tetap mengingatkan untuk menjaga kebersihan lingkunhgan.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved