Berita Tana Tidung Terkini

TPA di Desa Limbu Sedulun Tana Tidung Tampil Asri, DLH: Ingin jadi Lokasi Edukatif dan Wisata Mini

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Limbu Sedulun, Kecamatan Sesayap, tampak berbeda dari TPA pada umumnya.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Rismayanti
TPA LIMBU SEDULUN - TPA di Desa Limbu Sedulun, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, gambar diambil Selasa (13/5/2025). TPA Limbu Sedulun diinginkan bisa jadi tempat edukatif. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) yang berlokasi di Desa Limbu Sedulun, Kecamatan Sesayap, tampak berbeda dari TPA pada umumnya.

Alih-alih kumuh dan gersang, area sekitar TPA ini terlihat lebih asri dengan sejumlah tanaman yang tumbuh di sekelilingnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tana Tidung, Mashuri, mengungkapkan pihaknya memang sudah berupaya menata TPA agar tidak sekadar menjadi tempat akhir pembuangan sampah, tetapi juga punya nilai tambah bagi masyarakat sekitar.

“Sempat kami lakukan penanaman di sekitar TPA. Waktu dapat bantuan dari perusahaan, kami arahkan untuk menanam pohon buah seperti mangga dan lainnya,” ujar Mashuri saat ditemui, Rabu (2/7/2025).

Baca juga: TPA Mamolo Terapkan Sistem Sanitary Landfill, DLH Nunukan Kaltara Target Sampah Aman Selama 7 Tahun

Menurutnya, selain berfungsi sebagai TPA, kawasan itu bisa sekaligus menjadi tempat wisata kecil-kecilan jika pengelolaannya dimaksimalkan.

“Konsep awalnya memang begitu, selain tempat buang sampah, juga bisa jadi ruang edukatif. Nanti kalau pohon buahnya berbuah, kan bisa jadi daya tarik sendiri,” tuturnya.

Namun, Mashuri mengakui masih banyak tantangan dalam mewujudkan konsep tersebut.

Salah satunya adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan daur ulang karena nilai ekonominya yang minim.

“Memang kadang kita arahkan untuk mencacah sampah supaya bisa ditukar uang. Tapi kan, dari sampah itu berapa sih hasilnya? Jadi masyarakat lebih memilih kerja lain yang hasilnya lebih menjanjikan,” katanya.

Ia menyebut, biaya hidup di Tana Tidung yang tinggi juga memengaruhi pilihan warga. Banyak dari mereka lebih memilih berladang atau bekerja harian dibanding mengelola sampah.

Mashuri juga menyampaikan bahwa kondisi TPA saat ini masih membutuhkan banyak pembenahan, termasuk dari segi fasilitas dan sistem pengelolaan.

“Jalur pembuangannya masih harus diperbaiki. Beberapa hal masih jadi PR kita, tapi alhamdulillah sejauh ini masih bisa kita tangani walaupun dengan anggaran yang minim,” jelasnya.

Saat ini, TPA Limbu Sedulun belum memiliki jembatan timbang, padahal keberadaannya penting untuk mengetahui kapasitas sampah yang masuk setiap hari secara akurat.

“Harusnya kita punya jembatan timbang. Terus juga workshop untuk perawatan, hingga unit pemadam kebakaran yang lengkap,” katanya.

Meski begitu, DLH Tana Tidung tetap berkomitmen mengelola TPA dengan optimal dan perlahan menyesuaikan fasilitas sesuai kemampuan anggaran.

Baca juga: DPUPR Tarakan Targetkan Mei 2025 Pengerjaan Jalan ke TPA Juata Kerikil Dimulai, Anggaran Rp 3 Miliar

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved