Berita Bulungan Terkini

3 Tahun Beruntun Stunting di Bulungan Menurun, 12 Desa dan Kelurahan jadi Prioritas Penanganan

Pemkab Bulungan telah memetakan 12 desa dan kelurahan yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting pada tahun 2025

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Cornel Dimas Satrio
ISTIMEWA
CEGAH STUNTING - Bupati Bulungan Syarwani bersama anak-anak dalam sebuah acara di Tepian Sungai Kayan Tanjung Selor belum lama ini. Pemkab Bulungan memetakan 12 desa dan kelurahan yang akan menjadi prioritas penanganan stunting, Kamis (31/7/2025). (ISTIMEWA) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan penurunan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Bupati Bulungan Syarwani mengatakan, pada 2022 prevalensi stunting masih di angka 12,87 persen. Selanjutnya pada 2023 turun menjadi 8,68 persen dan turun kembali menjadi 8,23 persen pada 2024.

"Dalam tiga tahun terakhir prevalensi stunting terus mengalami peenurunan," kata Syarwani kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).

Penurunan angka stunting ini, menurut Syarwani, merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan aktif pemerintah desa, kader posyandu, serta masyarakat.

Meski begitu, ia mengingatkan agar semua pihak tetap waspada dan konsisten menjaga tren penurunan ini.

"Pemerintah daerah tetap fokus pada upaya pencegahan," ujarnya.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Bulungan Nomor SK.100.3.3.2/396/2024, ada 12 desa/kelurahan yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting pada tahun ini, yakni, Desa Tanah Kuning, Mangkupadi, Sajau Hilir, Salimbatu, Sekatak Bengara, Bunyu Barat, Tanjung Buka, Long Beluah, Jelarai Selor serta Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Tanjung Selor Hulu dan Tanjung Selor Timur.

"Penetapan lokus ini penting agar intervensi lebih terarah. Kita ingin memastikan setiap anak di desa tersebut tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari stunting," ungkap Syarwani.

Bupati menambahkan, Pemkab Bulungan akan terus mendorong optimalisasi program gizi spesifik dan sensitif, termasuk edukasi kepada ibu hamil dan balita, pemberian makanan tambahan, serta penguatan sanitasi dan air bersih.

"Peran kepala desa sangat penting untuk mengawal program di wilayahnya. Kita tidak ingin stunting menjadi warisan untuk generasi mendatang," pungkasnya.

(*) 

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved