Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
155 Kantong Mayat Kebanyakan Tak Utuh, TERUNGKAP Cara Petugas Identifikasi Korban Sriwijaya Air
155 kantong mayat kebanyakan tak utuh, terungkap cara petugas identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182.
TRIBUNKALTARA.COM - 155 kantong mayat kebanyakan tak utuh, terungkap cara petugas identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182.
Beberapa jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diidentifikasi.
Namun, kebanyakan dari jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan oleh tim evakuasi sudah tidak utuh.
Sehingga, untuk mencocokan jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 dengan daftar manifest beberapa cara dilakukan oleh tim Identifikasi Korban Bencana Nasional (DVI).
Dalam artikel ini akan disajikan, bagaimana Identifikasi Korban Bencana Nasional (DVI) mencocokan DNA jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 yang telah ditemukan.
Baca juga: Live Streaming Lazio vs AS Roma, Derby della Capitale Liga Italia, di RCTI Plus Pukul 02.00 Wib
Baca juga: UPDATE Info BLT 2021, Cara Lengkap Cek Nama Penerima BLT Login www.kemnaker.go.id, BLT BPJS Cair?
Baca juga: Setelah Syekh Ali Jaber, Habib Ali Assegaf Pengasuh Majelis Taklim Alafaf Meninggal Dunia, Profil
Baca juga: Perintah Jokowi, Mensos Risma Langsung Turun ke Lokasi Gempa Majene Didampingi Jenderal Kopassus
Ada beberapa mayat korban kecelakaan pesawat udara Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan tidak utuh.
Oleh karena itu proses mengidentifikasi tubuh korban Sriwijaya udara tidak utuh dengan mencocokkan DNA.
Saat ini, tim Identifikasi Korban Bencana Nasional (DVI) menerima 155 kantong mayat korban kecelakaan udara Sriwijaya.
Hal ini diungkapkan oleh Polri Divhumas Karopenmas, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono, Jumat (15/1/2021) di Rumah Sakit Polisi Kramat Jati, Jakarta Timur.
Hingga saat ini, kata Rusdi, pihaknya sudah mendapatkan kantong jenazah sebanyak 155 kantong jenazah dan masih melakukan sejumlah proses untuk dapatkan data-data dari temuan tersebut,
Hingga saat ini tim DVI telah memasuki tahap rekonsiliasi atau pencocokan.
Mayoritas proses menggunakan korban DNA yang cocok dan DNA keluarga biologis.
Diharapkan dengan lebih banyak DNA diharapkan akan dicocokkan, maka semakin banyak identitas korban ditemukan diajukan kepada keluarga.
Sementara itu, Kepala Kepala DVI Kepolisian Nasional DVI Pusdokkes, Komisaris Pemeriksaan DNA Ahmad Fauzi memang membutuhkan lebih banyak waktu daripada pemeriksaan melalui gigi dan sidik jari.
Tetapi dia memastikan bahwa gigi, sidik jari, atau DNA adalah data inspeksi primer sehingga semua dapat dinyatakan akurat.