Hasrat hati hendak meminang
Orang tak sudi undurlah hamba
Tabunglah gendang bunyi bertalu
Orang bersorak gegap gempita
Sungguh malang nasib diriku
Cinta ditolak harapan hampa
Tujuh hari dalam seminggu
Budak duduk membelah rotan
Tubuhku lesu memendam rindu
Awak bertepuk sebelah tangan
Buah seminai biji berkilat
Dibuat minyak rasa perisa
Sudah ku ungkai tali pengikat
Adik menolak apalah daya
Dapat itik baru bertelur
Hendak digulai tak sampai hati
Teringat adik hatiku hancur
Kasih tak sampai kubawa mati
Cukup sudah orang berlayar
Tetapi kolek tak mau laju
Cukup sudah abang bersabar
Tetapi adik tak mau tahu
Gugur buah di pagi hari
Ada masak ada yang muda
Hancur sudah hatiku ini
Cinta ditolak begitu saja
Gugur melati dimakan kumbang
Layulah tangkai patah kelopak
Hancur hatiku bukan kepalang
Rindu tak sampai cinta ditolak
Bulan puasa bulan teruji
Orang beramai pergi ke surau
Badan sengsara memakan hati
Kasih tak sampai hatiku risau
Bagaimana nasi tidakkan putih
Beras ditumbuk diidang dulu
Bagaimana hati tidakkan sedih
Puas membujuk orang tak mau
Diam-diam orang melukis
Membuat gambar anak peladang
Dalam diam abang menangis
Niat meminang ditolak orang
Beban berat kakipun goyang
Rasanya letih menggoyang lutut
Badan penat hati pun bimbang
Karena kasih tiada bersambut
Air hujan turun mencurah
Jatuh ke tanah terus ke laut
Binasa badan menahan gundah
Kasih kucurah tiada bersambut
Angin bertiup semakin kencang
Kapal berlayar dilanda badai
Ingin kuhidup bersama abang
Sayangnya kasih tiada sampai
Anak elang mati terkejut
Hilang campak ke dalampaya
Awaklah sayang hati terpaut
Orang menolak apalah daya
Bulan haji bulan mulia
Orang ke Mekah beramai-ramai
Bukan ku mati karena senjata
Sedang bercinta kasih tak sampai
Banyaklah beruk makan cempedak
Memanjat kayu sepanjang hari
Hendak merajuk bukanlah budak
Penat merayu orang tak sudi
Asap api dari seberang
Dibawa angin ketengah laut
Hasrat hati memetik kembang
Rupanya kasih tiada bersambut
Asap api nampak bergumpal
Padang kering sudah menyala
Hasrat hati hendak berkenal
Orang berpaling apalah daya
Bagaimana orang takkan beramuk
Dusun dan desa dirusak musuh
Bagaimana abang takkan merajuk
Bertahun kupuja adik tak acuh
Bagaimana orang hendak menumbuk
Lesunya saja tidak berlalu
Bagaimana abang hendak memeluk
Dipandang saja adik tak mau
Batang nyiur di tepi kolam
Di sana bayan berdiam diri
Orang ditegur bermuka masam
Kasihku simpan di dalam saja
Belum duduk sudah berdiri
Manakan orang dapat bicara
Belum ditengok sudah lari
Manakah sempat kita bercinta
Buah cempedak jatuh berdebuk
Jatuh menimpa anak buaya
Sudah sejak aku membujuk
Dinda tak suka apalah daya
Palu bukan sembarang palu
Palu pusaka berpalut emas
Malu bukan sembarang malu
Malu cinta tidak berbalas
(*)