Kaltim Memilih

Ketua PDIP Kaltim Geram Ada Kader Daftar Bakal Calon Wawali Bontang ke Golkar: Jangan Semau-maunya!

Editor: Sumarsono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPC PDIP Kota Bontang Maming bersama Sekretarisnya Agus Suhadi yang juga bakal calon Wawali Bontang menyerahkan formulir berkas pencalon kepada tim penjaringan Partai Golkar, di Sekretariat DPD II Golkar Bontang, Jalan Pattimura, Bontang Utara, Minggu (21/4/2024). (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN).

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Ketua DPD PDI Kaltim Safaruddin geram ada kader yang menaftar bakal calon Wawali Bontang melalui Partai Golkar: Jangan semau-maunya!

Kegeraman Safaruddin berawal saat pengurus DPC PDIP Kota Bontang mendaftarkan Agus Suhadi sebagai bakal calon Wawali Bontang di Partai Golkar pada Minggu (21/4).

Mantan Kapolda Kaltim ini menilai pengurus DPC PDIP Bontang seperti orang-orang yang tidak mengerti mekanisme partai.

Mereka melakukan manuver yang akhirnya menimbulkan persepsi publik internal PDIP Bontang pecah.

Ia menegaskan, intruksi DPP PDIP jelas, seluruh DPC hanya membuka pendaftaran baik untuk internal atau eksternal.

Baca juga: Ahok dan Risma Bakal Turun Gunung Ikut Pilkada Kaltim, PDIP Jaring Kandidat yang Bakal Diusung

"Ini malah ke partai lain. Rombongan dengan pakaian lengkap. Seolah-olah memberikan opini ke masyarakat bahwa PDIP mendukung pak Agus dan berkoalisi dengan Partai Golkar.

Kan belum ada apa-apa," kata Safaruddin saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Senin (22/4).

Menurutnya, jika ada perorangan dari internal PDIP ingin mendaftar sebagai bakal calon kepala daerah tidak masalah, karena itu hak politik.

Tetapi jangan membawa nama PDIP. "Ini kan partai ada aturannya. Jangan semau-maunya," tegasnya.

Safaruddin sadar dengan kalkulasi perolehan Pemilu Legislatif 2024 belum cukup untuk PDIP mengusung pasang calon.

Namun ranah koalisi atau komunikasi lintas partai bukan kewenangan DPC.

Baca juga: Nama-nama Kader PDIP Bakal Diusung Maju Pilkada Kaltim 2024, Pendaftaran Calon Dibuka hingga 15 Mei

"Nanti saya yang bicara, dengan siapa (partai) kita akan bekerja sama. Mekanismenya seperti itu, dan tentu hasilnya akhirnya tetap DPP yang menentukan," ungkapnya.

Safaruddin mengaku geram dengan manuver-manuver politik yang dilakukan pengurus DPC Bontang, dan mengancam memberikan sanksi kepada pengurus yang terlibat.

"Saya sudah perintahkan kepada bidang kehormatan DPD untuk melakukan penyelidikan, sejauh mana pelanggarannya," bebernya.

Tidak menutup kemungkinan, sanksi nonaktif akan diberikan atau bahkan sanksi lebih berat kepada pengurus yang terlibat, mulai ketua, sekretaris maupun bendahara.

"Kalau Maming begitu bisa saya nonaktifkan saja. Bisa berujung tidak dilantik sebagai anggota DPRD terpilih," tegasnya.

Pemanggilan akan dilakukan sesegera mungkin, meskipun proses penjaringan kepala daerah masih berlangsung.

"Saya akan lapor ke DPP, nonaktifkan saja dulu pak Maming karena bikin keruh," tuturnya.

Jelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Bontang 2024 suasana politik mulai memanas, dua kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sama-sama siap maju, Sutomo Jabir dan Basri Rase bersaing. (Kolase/Tribun Kaltara/Antara)

Disinggung soal apakah sudah ada komunikasi yang terjalin terkait hal diatas dengan Ketua DPC PDIP Bontang. Safaruddin mengaku belum ada.

"Kita serahkan saja ke bidang kehormatan proses klarifikasi pasti akan dilakukan," katanya.

Sementara itu, Tribunkaltim.co berupaya meminta jawaban dari Maming, dengan mengirimkan pesan WhatsApp dan menghubungi nomor pribadinya, namun hingga saat ini belum ada jawaban.

Baca juga: Jelang Pilkada Kaltim 2024, Intip Nama-nama yang Bakal Maju di Pilbup Daerah Penyangga IKN Nusantara

Tarik Berkas

Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wawali Bontang Partai Golkar, Muslimin mengatakan berkas pendaftaran yang diajukan Agus Suhadi kemarin ditarik kembali.

"Ditarik karena ada masalah itu ( internal) ," katanya saat ditemui Tribunkaltim.co.

Meski demikian penarikan berkas tersebut, hanya disampaikan lewat telepon.

Muslimin berpendapat, mestinya proses yang ada dilakukan secara formal agar masyarakat juga mengetahui.

"Kalau kemarin ramai, diliput wartawan, mestinya waktu ditarik juga buat jumpa pers. Agar informasi ini utuh ke masyarakat," ungkapnya. (mrd)

Baca juga berita Tribun Kaltara lainnya di Google News

Berita Terkini