Akibatnya, perusahaan Suning selaku pemilik Inter Milan kesulitan pendanaan.
Hal itu diperparah dengan kebijakan Pemerintah China yang membatasi perusahaan lokal untuk berinvestasi di luar negeri.
Suning sebenarnya telah berinvestasi lebih dari satu miliar untuk Inter Milan sejak 2016.
Tetapi, pandemi telah memaksa Suning mencari pinjaman jalur kredit dengan Oaktree.
Meski diganggu dengan situasi keuangan yang tak menentu, Inter Milan di bawah Presiden Steven Zhang tetap mampu meraih sejumlah prestasi.
Setidaknya tujuh trofi bergengsi mampu diraih Inter Milan setelah lama absen di tangga juara.
Baca juga: Gelar Elit Ekonomi Sulit Pantas Disematkan ke Inter Milan, Steven Zhang Ngutang Lagi Demi Inzaghi
Bahkan Nerazzurri menapaki dua final kompetisi Eropa dalam kurun waktu 5 tahun ini.
Bintang kedua Scudetto yang diraih musim ini juga tak lepas dari peran penting manajemen dan staff pelatih dalam menjaga kesinambungan klub.
Sayangnya, pembayaran utang yang jatuh tempo pada tanggal 20 Mei ini membuat Inter Milan dalam kondisi yang tidak stabil.
Jika Suning gagal membayar utang saat jatuh tempo, maka kendali Inter Milan akan jatuh pada Oaktree.
Skenario yang akan terjadi andai Nerazzurri dikendalikan oleh Oaktree, maka perusahaan Amerika Serikat itu akan menjual Inter Milan.
Tanpa kendali Suning, hal tersebut akan berdampak pada perubahan di jajaran manajemen yang selama ini sudah solid di bawah kendali Beppe Marotta selaku CEO.
Bukan tidak mungkin, Beppe Marotta, Piero Ausilio, dan Dario Baccin akan mengakhiri kebersamaannya dengan Nerazzurri akhir musim ini.
Baca juga: Dua Pemain Terbuang Inter Milan Masuk Radar Como, Pernah Direkrut Erick Thohir dan jadi Bomber Tajam
Selama beberapa minggu terakhir, Suning, telah melakukan pembicaraan dengan PIMCO untuk mendapatkan pinjaman yang memungkinkan mereka membiayai kembali utangnya ke Oaktree.
Namun hingga saat ini pembicaraan tersebut belum menghasilkan kesepakatan.