TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Setelah mendaftar ke KPU Tarakan, tahapan selanjutnya bakal pasangan calon (Bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan Khairul-Ibnu Saud (Kharisma) harus melaksanakan pemeriksaan kesehatan.
Dikatakan Khairul, untuk jadwal pemeriksaan kesehatan tentunya harus disesuaikan. Sebab dalam waktu dekat ini Bapaslon yang diusung Partai Gerindra dimina untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo yang merupakan presiden terpilih di Jakarta.
"Partai Gerindra meminta dan mengharapkan semua calon untuk bertemu di Jakarta dengan Bapak Ketua Umum, mendapat pengarahan dari Bapak Presiden terpilih Pak Prabowo," ucap Khairul.
Khairul mengatakan, untuk pemeriksaan dilaksanakan di RSUD dr H Jusuf SK. Namun untuk waktunya masih akan dibahas lebih lanjut karena akan menyesuaikan dengan agenda pertemuan bersama Ketum Gerindra di Jakarta. Jangan sampai waktunya bertabraka.
Baca juga: Parpol Pengusung dan Pendukung Khairul-Ibnu Saud di Pilkada Tarakan Bertambah, Beber Makna Kharisma
Selanjutnya dilakukan agenda pemeriksaan kesehatan, tim Kharisma akan mengatur langkah-langkah untuk pemenangan dan berbagai macam bentuk kampanye. Mulai dari kampanye lewat media sosial, media elektronik dan juga pengumpulan massa serta door to door campaign.
"Ini selama tiga bulan ke depan. Kalau visi misi nanti dipaparkan di segmen selanjutnya. Karena cukup banyak. Salah satunya, setiap visi dan misi harus dijelaskan baik-baik menyampaikan ke masyarakat," ujarnya.
Karena lanjutnya, makna visi misi harus dijelaskan. Pasti harus ada penjelasannya. Nanti penjelasan ada tersurat dan tersirat.
"Yang tersirat harus dijelaskan jangan sampai miss persepsi," tegasnya.
Khairul mengatakan, untuk berkas yang diserahkan ke KPU kemarin juga sudah lengkap karena sehari sebelumnya ada penginputan secara elektronik. Ia saat ini siap mengikuti jadwal dengan KPU.
Kemudian selanjutnya berbicara kesiapan melaksanakan pemeriksan kesehatan tentunya harus rutin berolahraga. Kemudian melatih pikiran, dan fisik. Peran istri juga lanjutnya sangat besar.
"Adalah tidak boleh makan ini tidak boleh makan itu," ujarnya kembali berguyon.
(*)
Penulis: Andi Pausiah