TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Dinkes Tarakan memberikan penjelasan apakah monkeypox (Mpox) atau cacar monyet yang bisa menyebabkan kematian jika seseorang tertular virusnya.
Dikatakan Kepala Dinkes Tarakan, dr Devi Ika Indriarti, jika seseorang tertular virus cacar monyet, tidak menyebabkan kematian. Namun berbeda jika kondisi tubuh dan daya tahan tubuh atau imun yang sedang melemah.
"Jadi tergantung dari penderita dan imunnya. Karena ini namanya virus. Jika terkena tidak menyebabkan kematian. Namun jika memiliki komplikasi penyakit yang lainnya, karena daya tahan tubuh turun maka bisa timbul penyakit lainnya, penyakit ikutannya yang bisa menyebabkan meninggal dunia," terang dr Devi Ika Indriarti,
dr Devi Ika Indriarti, mengatakan pada kasus semisal pasien tidak mau makan, otomatis daya tahan tubuh menurut. Belum lagi semisal terlambat diberi perawatan dan tidak diobati.
Baca juga: Waspada Penularan Cacar Monyet, Dinkes Tarakan Tetap Lakukan Pemeriksaan Sampel
"Karena virus itu kan kita tidak mengobari virusnya. Kita kan meningkatkan kekebalan tubuhnya," ujarnya.
Sehingga akhirnya virus keluar dari tubuh pasien. Virusnya dilawan oleh kekebalan tubuh. Ia kembali mengulas yang membedakan virus cacar monyet ini adalah virus penyebabnya berbeda. Kemudian proses penularan. Dimana seharusnya dari hewan ke hewan.
"Kalau cacar orang familiar. Kalau Mpox beda. Namun semua karakteristik virus sama tergantung kecepatan bermutasi. Kalau dikasih ini mutasinya berubah seperti apa. Termasuk dia dari hewan ke manusia. Yang jelas penampakannya secara fisik Mpox lebih besar luka gelmbungnya," paparnya.
Meski demikian memang ada informasi satu orang diperiksa sampelnya. Pemeriksaan sampel diduga atau suspect.
"Kami tidak bisa bilang itu ada. Tapi itu sebagai langkah kami antisipasi. Kami sampaikan ke masyarakat sekarang era sosmed, hati hati menerima berita yany hoax jangan mentag-mentah menerima, kasihan stigamanya ke masyaeakat padahal masih terduga tapi orang menjauhi," ujarnya.
Gejala yang didapati dilakukan pemeriksaan sampel dan ssosialissi. Adapun suspect sendiri yang sudah diperiksa sampelnya satu orang. Untuk riwayat perjalanan belum diketahui dari mana. "Karena memang kelihatan suspect makanya akhirnya dikirim sampelnya. Namun sekali lagi ini masih terduga. Dan hasilnya bisa keluar bisa seminggu. Dikirim beberapa hari lalu. Dan tentu hasilnya menunggu karena mengantre," paparnya.
Masyarakat sekali lagi diimbau menjaga kesehatan, berolahraga, beraktivitas fisik 30 menit sehari minimal atau 150 menit dalam seminggu. Kemudian jangan berpikiran negatif agar tiduk tetap nyenyak. "Jangan terlalu dipikirkan jauh," ujarnya.
Berbicara vaksin lanjutnya, belum ada disiapkan di Tarakan saat ini. Alasannya karena belum ada kasus positif ditemukan statusnya di Tarakan. Ia mengakui vaksin cacar monyet juga mahal dan jumlah tidak banyak produksi tidak massal.
Namun lanjutnya pasti pemerintah sudah memikirkan antisipasinya. Untuk vaksin sudah disiapkan di Kemenkes. Namun Indonesia cukup luas, jika ada daerah sudah ditemukan dan maka bisa saja di daerah itu dulu yang diberikan.
"Yang jelas kalau sedang sakit bisa isolasi diri istirahat di rumah. Kalau flu dan batuk pakai masker, kita menjaga diri kita dan menjaga orang lain. Karena perkembangan penyakit pasti ada, dan pasti ada saja ditemukan penyakit baru. Tapi tidak lantas itu membuat kita takut keluar rumah," tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah