TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bulungan mencatat, realisasi investasi di daerah ini pada 2024 mencapai Rp 13 triliun. Capaian tersebut melebihi target yang diberikan Pemprov Kaltara.
Bupati Bulungan Syarwani mengungkapkan, Pemprov Kaltara menargetkan nilai investasi untuk Bulungan pada 2024 sebesar Rp 11 triliun. Berdasarkan laporan DPMPTSP Bulungan, sebutnya, hingga akhir tahun telah terealisasi Rp 13 triliun.
"Laporan dari Ibu Kadis (Kepala Dinas PMPTSP), realisasi investasi sudah mencapai Rp 13 triliun," kata Syarwani di sela kegiatan penandatangan MoU dengan para tenant di Malaysia Pelayanan Publik (MPP) Bulungan, Senin (21/4/2025).
Dengan pencapaian ini, lanjutnya, akan ada penambahan target pada 2025 ini. Namun demikian, Pemkab Bulungan akan berukur dari kemampuan.
Baca juga: Ketua DPRD Achmad Djufrie Ajak Jaga Iklim Investasi Kondusif di Kalimantan Utara
"Kita sesuaikan dengan kemampuan, apakah dengan adanya penambahan target bisa terealisasi atau tidak," ungkap Syarwani.
Syarwani optimis, dengan kehadiran MPP, para investor diberikan kemudahan dalam proses pengurusan perizinan. Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan investasi di daerah.
"Kita bayangkan saja, dulu sebelum adanya MPP atau DPMPTSP Bulungan, investor harus datang ke kantor sana, sini untuk mengurus perizinan. Sekarang cukup di satu tempat, selesai. Lebih efisien," kata Syarwani.
Menurutnya, ada beberapa kegiatan investor yang berkontribusi terhadap investasi di daerah. Salah satunya, kehadiran Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan.
"Proyek strategis nasional (PSN) KIHI telah memberikan kontribusi sebesar Rp 2 triliun," ungkapnya.
Baca juga: DPRD Kaltara Akan Kawal Investasi untuk Ciptakan Kesejahteraan Masyarakat
Selain investor bersekala besar, beberapa perusahaan kecil dan sedang pun turut memberikan kontribusi terhadap target investasi di daerah. Rerata perusahaan di dalam negeri.
"Contoh, PT KIPI. Itu kan dalam negeri. Tetapi, ada juga beberapa tenant (perusahaan investor) yang berasal dari luar negeri, dari China misalnya," kata Syarwani.
(*)
Penulis: Edy Nugroho