Berita Tana Tidung Terkini
Penampungan Sawit di Bebakung dan Sesayap Selor jadi Sorotan, Satpol PP Tana Tidung Angkat Suara
Aktivitas penampungan sawit di Desa Bebakung, yang letaknya tidak jauh dari kawasan Pusat Pemerintahan Tana Tidung, kini mendapat perhatian serius.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Aktivitas penampungan sawit di Desa Bebakung, yang letaknya tidak jauh dari kawasan Pusat Pemerintahan Tana Tidung, Kaltara kini mendapat perhatian serius.
Selain di Desa Bebakung, penampungan serupa juga ada di Desa Sesayap Selor dengan pemilik yang sama.
Plt Kasatpol PP Tana Tidung, Arief Prasetiawan, membenarkan bahwa kondisi tersebut sudah disoroti langsung oleh Bupati Tana Tidung.
“Penampungan sawit yang dekat Puspem itu masuk Desa Bebakung. Ada juga satu lagi di Desa Sesayap Selor, keduanya memang satu owner. Kondisi ini sudah jadi perhatian Bapak Bupati,” jelas Arief Prasetiawan kepada TribunKaltara.com, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Polres Nunukan Kaltara Selidiki Dugaan Pencurian 2 Ton Sawit di Kebun PT NJL
Ia menyebutkan bahwa pihaknya telah menelusuri persoalan perizinan dengan melibatkan instansi terkait.
“Saya sebagai Kasat Pol PP mencoba menanyakan ke DPMPTSP soal perizinannya, lalu ke DLH untuk sisi lingkungannya karena memang limbah sawitnya cukup terasa baunya,” ujarnya.
Hasil koordinasi itu menemukan adanya kekurangan dalam proses pengurusan izin.
“Pengusaha ini izinnya memang diajukan lewat OSS, tapi tidak ke DPMPTSP. Selain itu, posisi yang diajukan pun tidak sesuai, karena mereka mengaku skala kecil padahal aktivitasnya sudah masuk skala besar,” terang Arief.
Ia menambahkan aspek lingkungan pada lokasi ini juga belum terpenuhi.
“DLH belum memberikan izin lingkungannya, PU juga belum menyampaikan tata ruangnya,” ungkapnya.
Menurut Arief, awal mula penampungan itu ditujukan untuk menampung hasil kebun masyarakat, namun kemudian berkembang ke beberapa perusahaan dan mengakibatkan kelebihan tampungan.
“Awalnya mereka berharap hanya menampung dari petani sawit sekitar. Tapi karena perusahaan di seberang tidak punya pabrik, akhirnya juga menyalurkan ke situ. Jadinya overload,” katanya.
Meski tampak ramai, ia menilai kondisi ini tidak sepenuhnya menguntungkan bagi pengusaha.
“Sebenarnya mereka juga rugi, karena buah sawit kalau sudah lewat beberapa hari susutnya banyak. Ditambah ongkos angkut dari kebun lewat tongkang ke darat. Kalau tidak dijual rugi, kalau dijual pun kualitasnya turun,” ucapnya.
Ia menekankan Bupati Tana Tidung sudah memberi arahan jelas terkait investasi daerah yang tetap harus memperhatikan berbagai aspek.
Lakukan Penyegaran, Polres Tana Tidung Mutasi Kasat Narkoba, Kapolsek Tana Lia, dan Kasat Reskrim |
![]() |
---|
50 Orang di Tana Tidung Ikut PEDA KTNA Kaltara 2025 di Tarakan, Promosi Produk Unggulan |
![]() |
---|
Dandim 0914 Tana Tidung Dukung Target Zero New Stunting, Babinsa Dampingi Ibu Hamil dan Balita |
![]() |
---|
Tana Tidung Kaltara Belum jadi Prioritas Pembangunan Dapur MBG, Terkendala Sertifikat Lahan |
![]() |
---|
Limbah Kayu di Sungai Sesayap, Ancam Keselamatan Transportasi Air, DLH Tana Tidung akan Surati BWS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.