24 Pantun Dayak Dilengkapi Arti, Referensi Penambah Wawasan, Bagikan Yuk

TRIBUNKALTARA.COM - Pantun bukan hanya sekadar rangkaian kata berima, tapi juga warisan budaya yang menyimpan kearifan lokal.

Bagi masyarakat Dayak, pantun kerap digunakan sebagai sarana berkomunikasi, menyampaikan nasihat, hingga menciptakan suasana akrab dalam suatu pertemuan atau keseharian.

Pantun Dayak tak hanya menyajikan hiburan, tapi juga mengenalkan kita pada kekayaan budaya yang layak untuk dilestarikan.

Suku Dayak sendiri adalah penduduk asli Kalimantan sejak zaman dahulu.

Diketahui, suku ini terdiri dari berbagai macam budaya dan sub-suku.

Baca juga: 36 Pantun Selamat Siang, Sapa Orang Tersayang biar Makin Semangat Jalani Hari

Dilansir dari laman Bobo, suku Dayak memiliki 268 sub-suku yang dibagi menjadi 6 rumpun yakni Rumpun Punan, Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, dan Rumpun Ot Danum.

Persebaran suku Dayak tak hanya ditemukan di wilayah Indonesia, namun juga sampai ke negara tetangga di Sabah dan Serawak, Malaysia.

Daripada penasaran, yuk simak kumpulan pantun Dayak berikut ini lengkap dengan arti, dihimpun oleh TribunKaltara.com dari berbagai sumber.

Kumpulan pantun Dayak

1. Ojau ke sungi seomuk komah
Mosik komah miyoh buah koko
Ojau-ojau mogao dik bagah
Jowi dik hant dik cantek bako.

Artinya:

Jatuh ke sungai cuci muka
Habis cuci muka ambil buah cokelat
Jauh-jauh mencari yang bagus
Wajah yang itu yang cantik rupa.

2. Dawen sarai mangat iluntuuh
Sarai babasi hurung bamburep
Nasib melai si wadah uluh
Mangat kia si lebun arep.

Artinya:

Daun sarai enak direbus
Sarai yang basi dikerumuni
Nasib tinggal di tempat orang
Lebih nyaman di kampung sendiri.