Anak Usia Remaja Dapat Terkena Serangan Jantung, Begini Cara Menghidarinya
Serangan jantung yang umumnya dianggap sebagai penyakit orang tua, ternyata dapat menyerang anak usia remaja hingga dewasa muda.
TRIBUNKALTARA.COM- Menurut studi yang disampaikan oleh American College of Cardiology makin banyak orang berusia di bawah 40 tahun yang mengalami serangan jantung.
Sedangkan di Indonesia sendiri, dikutip dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, 22 persen anak muda di Indonesia - di kisaran 15-35 tahun - menderita sakit jantung koroner.
Hal ini tentu saja disebabkan banyak faktor, mulai dari gaya hidup tidak sehat, bawaan lahir, atau pengaruh kadar kolesterol tinggi. Berapa pun usia kamu, penting untuk selalu memantau kolesterol secara rutin supaya terhindar dari penyakit jantung.
Mengapa usia muda bisa mengalami kolesterol tinggi?
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan lonjakan kolesterol meski usia seseorang masih muda.
Obesitas
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori dapat membuat kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein atau LDL) melonjak. Pasalnya, anak muda sekarang ini tidak bisa lepas dengan junk food.
Selain itu, banyak generasi muda saat ini yang minim aktivitas fisik karena banyak menghabiskan waktu di depan layar. Jarang bergerak juga bisa membuat pembuluh darah jadi kaku, sehingga berujung pada penyakit jantung.
Merokok
Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sebanyak 80% dari total perokok di Indonesia sudah mulai merokok sejak masih berusia di bawah 19 tahun.
Merokok berkaitan erat dengan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh dan pada akhirnya dapat memicu berbagai penyakit kardiovaskular.
Rokok mengandung sebuah zat kimia akrolein yang dapat menghentikan aktivitas HDL (High Density Lipoprotein). HDL merupakan kolesterol baik yang bertugas mentransportasikan kolesterol dan trigliserid ke hati dibuang jika tidak diperlukan.
Jika aktivitas HDL terhenti, maka akan terjadi penumpukan kolesterol dan menyebabkan penyempitan arteri di dalam tubuh, yang berujung pada penyakit jantung.
Stres
Journal of Public Health melakukan penelitian terhadap 90.000 pekerja yang melakukan pemeriksaan medis. Jumlah peserta yang mengalami stres dalam studi ini adalah sebanyak 8,7 persen. Pada peserta yang terbukti stres ditemukan peningkatan kadar LDL dan penurunan HDL (kolesterol baik).