Hari Batik Nasional

Perajin Batik Samarinda Lebih Pilih Canting Modern Ketimbang Konvensional, Ini Alasannya

Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Jumat 2 Oktober 2020, Hotel Aston Samarinda menghadirkan pengrajin batik.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTIM.COM
Rahmawati perajin batik tulis Samarinda (TRIBUNKALTIM.COM) 

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Jumat 2 Oktober 2020, Hotel Aston Samarinda menghadirkan pengrajin batik.

Para pengunjung Hotel Aston Samarinda dapat melihat langsung para pengrajin batik menggurat gambar batik dengan cantingnya.

Ya, para pengrajin ini tidak hanya atraksi membatik di hadapan tamu Hotel Aston Samarinda, Kalimantan Timur.

Namun mereka juga mengajari para pengunjung untuk membatik. Tentu ini bertujuan melestarikan warisan budaya dalam negeri.

Bahkan proses membatik pun tidak serta merta menggunakan canting konvensional saja.

Bahkan terdapat produsen canting modern menggunakan listrik. Tujuannya tak lain untuk memudahkan para pengrajin melukis kain batik lebih mudah.

Sekaligus membuktikan bahwa batik itu bukanlah kegiatan yang ketinggalan zaman.

Rahmawati, salah satu pengrajin batik mengatakan sangat menolong ketika melukis pola kain batik menggunakan canting listrik. Ia mengakui dalam proses membatik menggunakan canting elektrik dapat menyelesaikan dua meter kain dalam satu hari saja.

"Lebih efisien dan ada pemanasnya. Jadi lilin tetap cair meskipun dalam waktu lama," katanya.

Ketua Bawaslu Bulungan Ahmad Beber Kriteria Laporan yang Diproses, Sentra Gakkumdu Telah Dibentuk

Menkes Terawan Beri Bantuan Korban Tanah Longsor, Seribu APD & Masker N95 ke Kalimantan Utara

Inflasi Kalimantan Utara, BI Kaltara Sebut 0,54 Persen, Sektor Penerbangan Penyumbang Tertinggi

Jika menggunakan canting konvensional ia dapat menyelesaikan waktu selama dua hari. Ia akui tidak ada kesulitan mengaplikasi canting elektrik.

Menurutnya proses mencanting dengan canting elektronik sama saja dengan konvensional.

Sementara itu Silvi Widiarti pengelola LPK Atiqna Smart alat tersebut ia dapat di Jawa.

Alat tersebut ia akui mempercepat proses pembuatan batik tulis.

"Biasanya untuk membuat pola kalau pakai canting biasa memakan waktu dua hari. Kalau pakai yang modern hanya satu hari," kata Silvi Widiarti.

Selain itu daya listrik satu canting sangat kecil hanya lima watt. Sehingga ia akui tidak memakan biaya listrik yang tinggi.

Namun untuk harga ia akui canting modern cukup mahal ketimbang konvensional. "Bisa mencapai Rp 200 ribu. Kalau yang konvensional hanya Rp 5 ribuan," katanya.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved