Disparpora Nunukan Gandeng Kemenpora Kembangkan Kreativitas Warga, 56 Layang-layang Ikuti Festival

Disparpora Nunukan gandeng Kemenpora kembangkan kreativitas warga, 56 layang-layang ikuti Festival.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
Istimewa/Kabid Pemuda dan Olahraga Disparpora Nunukan
Peserta lomba sedang bersiap terbangkan layang-layangnya, di lapangan sepak bola Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat, Sabtu (14/11/2020). (Istimewa/ Kabid Pemuda dan Olahraga Disparpora Nunukan) 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Disparpora Nunukan gandeng Kemenpora kembangkan kreativitas warga, 56 layang-layang ikuti fFestival.

Kerjasama Kemenpora RI, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ( Disparpora) Kabupaten Nunukan gelar lomba festival layang-layang di lapangan sepak bola Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat, Sabtu (14/11/2020).

Diketahui lomba festival layang-layang diikuti sebanyak 56 peserta dan setiap peserta satu layang-layang.

Baca juga: Kepala Disdukcapil Kaltara Sanusi Jelaskan Tentang Capaian Kinerja Masuk Level ke-3 Nasional

Baca juga: UPDATE Tambah 20, Kasus Covid-19 Kaltara Jadi Sebanyak 978, Ada 4 Klaster Pekerja Proyek di Bulungan

Baca juga: Ketua KPU Bulungan Lili Suryani Beber Penyebab 3 Kecamatan Masih Butuh Penyelenggara Pemilu Ad-hoc

Peserta terbagi dalam dua kategori usia yakni kategori perbatasan khusus senior ada 42 orang dan kategori NKRI khusus junior ada 14 orang.

Sekretaris Disparpora Kabupaten Nunukan, Ilham Zain mengatakan festival layang-layang yang sudah digelar dua kali bertujuan untuk mengembangkan minat dan kreativitas warga perbatasan terhadap olahraga rekreasi layang-layang.

"Sebelumnya kita gelar di tahun 2018 di Nunuka, dan kali ini di Sebatik. Antusias masyarakat Sebatik dan Nunukan juga banyak, 56 layang-layang kan lumayan itu. Peserta SD dan SMP itu kategori junior, kalau senior SMA dan masyarakat umum" kata Ilham kepada TribunKaltara.com, saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (15/11/2020), pukul 18.00 Wita.

Menurut Ilham, kreativitas layang-layang tidak sesederhana yang ia bayangkan.

Pasalnya, untuk membuatnya bagus dan bisa terbang membutuhkan teknik dan hitungan tertentu.

"Ternyata tidak sesederhana yang kami bayangan. Perlu kreativitas, hitungan, teknik dan segalanya. Bahan yang digunakan plastik atau kertas minyak, dan waktu yang dibutuhkan bisa tiga hari tergantung bentuk layangnya," ucap Ilham.

Bahkan, ia mengaku, sempat beberapa layang-layang yang desainnya bagus namun tidak bisa diterbangkan.

"Tapi ada layang-layang yang desainnya bagus tapi tidak bisa terbang seperti Garuda. Begitu selesai penilaian, eh baru bisa terbang. Kita nilai kombinasi warna, bentuknya termasuk kestabilan saat diterbangkan. Juara satu dan tiga dari Nunukan, juara dua Sebatik," tuturnya.

Peserta yang mendapatkan juara satu, dua dan tiga diberikan piala dan uang pembinaan. Sementara juara harapan hanya mendapatkan uang pembinaan.

Dia berharap, masyarakat penggemar layang-layang di Kabupaten Nunukan tetap berkreasi, mengingat, layang-layang akan dilombakan setiap tahunnya.

"Tahun depan kita upayakan di HUT Nunukan. Ini akan jadi agenda tetap dan kita rencana festival tahun depan di Sebatik, tepatnya di pantai Marina. Pantai ini akan jadi objek wisata yang akan kita munculkan destinasinya. Kalau memang warga mau buat komunitas lebih bagus," ungkap Ilham.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum H. Asmar, mewakili Plt Bupati Nunukan, mengaku pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan festival layang-layang.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved